
Newsletter
Korban Corona Tembus 'Level' 1.000, Saatnya Panik?
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
11 February 2020 06:30

Secara umum, situasi hingga pagi ini belum pulih. CNBC International mengutip media China menyebutkan bahwa angka kematian akibat virus Corona di China telah mencapai 1.011 orang, dan 42.300 orang lainnya terinfeksi. Total sedunia, jumlah kematian adalah 1.014 orang dan infeksi sebanyak 42.700 orang.
Inflasi di China juga terkerek ke level tertinggi dalam lebih dari delapan tahun. Indeks harga konsumen (IHK) Januari tercatat naik 5,4%, dibandingkan posisi Desember sebesar 4,5% dipicu kombinasi antara lonjakan permintaan barang konsumsi dan berkurangnya pasokan akibat terhentinya aktivitas bisnis di berbagai bagian negeri tersebut.
Fakta bahwa perusahaan di China belum beroperasi 100 persen memang memicu kekhawatiran bahwa virus ini bakal membuat ekonomi China bergerak melambat. Provinsi Hubei yang terdampak paling parah oleh virus Corona telah mengabarkan kepada sektor swasta untuk tak beroperasi hingga setidaknya tanggal 14 Februari.
Kabar baiknya, perusahaan di tempat lain telah beroperasi meski tidak menggunakan 100% kapasitasnya. Foxconn yang merupakan pemasok Apple, misalnya, kembali beroperasi di kawasan tersebut meski dengan 10% sumber daya manusia yang ada atau sebanyak 16.000 orang.
Pada perkembangannya, wabah ini juga memicu aktivitas penggalian dana yang juga memutar perekonomian. Reuters melaporkan bahwa lebih dari 300 perusahaan di Negeri Tirai Bambu tersebut mengajukan pendanaan untuk mengatasi dampak wabah Corona dengan total nilai US$ 8,2 miliar,
Beberapa perusahaan raksasa China tersebut termasuk di antaranya adalah produsen ponsel pintar Xiaomi dan raksasa perusahaan aplikasi sewa mobil Didi Chuxing. Mereka memberi berbagai peralatan medis agar operasi perusahaan berjalan lancar tanpa membuat wabah memburuk.
Meski jumlah korban telah mencapai angka 1.000, jangan lupakan fakta bahwa jumlah mereka yang berhasil sembuh juga meningkat pesat, yakni 4.043 orang. Angka ini naik 1.000 hanya dalam sehari jika dibandingkan dengan posisi kemarin.
Oleh karena itu ada sisi atau aspek lain yang membuat perekonomian China tetap berjalan, dan tidak serta-merta ambruk akibat virus. Terlebih, data ekonomi di AS yang menjadi motor lain dari ekonomi dunia juga menunjukkan pergerakan positif seperti data tenaga kerja Januari dan ekspansi manufaktur versi survei Institute for Supply Management (ISM).
Goldman Sachs, misalnya, merekomendasikan beli saham-saham dengan valuasi yang bagus, karena efek wabah corona bakal memudar karena pemerintah China dan berbagai negara juga memperkuat upaya pengendalian penyebaran virus tersebut.
(ags/ags)
Inflasi di China juga terkerek ke level tertinggi dalam lebih dari delapan tahun. Indeks harga konsumen (IHK) Januari tercatat naik 5,4%, dibandingkan posisi Desember sebesar 4,5% dipicu kombinasi antara lonjakan permintaan barang konsumsi dan berkurangnya pasokan akibat terhentinya aktivitas bisnis di berbagai bagian negeri tersebut.
Fakta bahwa perusahaan di China belum beroperasi 100 persen memang memicu kekhawatiran bahwa virus ini bakal membuat ekonomi China bergerak melambat. Provinsi Hubei yang terdampak paling parah oleh virus Corona telah mengabarkan kepada sektor swasta untuk tak beroperasi hingga setidaknya tanggal 14 Februari.
Kabar baiknya, perusahaan di tempat lain telah beroperasi meski tidak menggunakan 100% kapasitasnya. Foxconn yang merupakan pemasok Apple, misalnya, kembali beroperasi di kawasan tersebut meski dengan 10% sumber daya manusia yang ada atau sebanyak 16.000 orang.
Pada perkembangannya, wabah ini juga memicu aktivitas penggalian dana yang juga memutar perekonomian. Reuters melaporkan bahwa lebih dari 300 perusahaan di Negeri Tirai Bambu tersebut mengajukan pendanaan untuk mengatasi dampak wabah Corona dengan total nilai US$ 8,2 miliar,
Beberapa perusahaan raksasa China tersebut termasuk di antaranya adalah produsen ponsel pintar Xiaomi dan raksasa perusahaan aplikasi sewa mobil Didi Chuxing. Mereka memberi berbagai peralatan medis agar operasi perusahaan berjalan lancar tanpa membuat wabah memburuk.
Meski jumlah korban telah mencapai angka 1.000, jangan lupakan fakta bahwa jumlah mereka yang berhasil sembuh juga meningkat pesat, yakni 4.043 orang. Angka ini naik 1.000 hanya dalam sehari jika dibandingkan dengan posisi kemarin.
Oleh karena itu ada sisi atau aspek lain yang membuat perekonomian China tetap berjalan, dan tidak serta-merta ambruk akibat virus. Terlebih, data ekonomi di AS yang menjadi motor lain dari ekonomi dunia juga menunjukkan pergerakan positif seperti data tenaga kerja Januari dan ekspansi manufaktur versi survei Institute for Supply Management (ISM).
Goldman Sachs, misalnya, merekomendasikan beli saham-saham dengan valuasi yang bagus, karena efek wabah corona bakal memudar karena pemerintah China dan berbagai negara juga memperkuat upaya pengendalian penyebaran virus tersebut.
(ags/ags)
Pages
Most Popular