Newsletter

Tebar Teror! Virus Corona Gerogoti Pasar Saham Global

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
28 January 2020 06:21
Wall Street Anjlok Gegara Ganasnya Virus Corona
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Di AS sudah ada lima kasus orang yang terjangkit virus corona dilaporkan. Semuanya memiliki riwayat pernah bepergian ke Wuhan, sumber virus itu berasal. Kasus kelima telah berhasil dikonfirmasi oleh Center for Disease Control & Protection (CDC) di Arizona. Empat kasus sebelumnya ditemukan di Washinton, Chicago, California Los Angeles County dan Orange County.

Menteri Kesehatan China Ma Xiaowei memperingatkan akan bahayanya virus ini. Mengutip pemberitaan media National Review, Ma Xiaowei mengatakan bahwa virus ini dapat menular pada masa periode inkubasinya, yaitu dalam kurun waktu kurang lebih dua minggu saat penderita belum menunjukkan gejala terserang penyakit.

“Saat ini laju perkembangan epidemi semakin cepat, saya takut ini akan terjadi dalam beberapa waktu dan jumlah kasus menjadi bertambah” kata Ma, mengutip National Review.

Namun Dr. Nancy Messioner selaku direktur CDC untuk bagian imunisasi dan penyakit pernapasan menanggapi pernyataan menteri kesehatan China itu dengan skeptis.

“Kami di CDC belum menemukan bukti jelas bahwa pasien dapat menularkan penyakit walau belum menunjukkan gejala. Namun kami terus berupaya melakukan investigasi akan kemungkinan tersebut” ucapnya.

CNBC Internasional melaporkan pada Senin (27/1/2020), CDC kini sedang melakukan investigasi terhadap 110 pasien dari 26 daerah. Jumlah pasien yang sedang diinvestigasi di AS bertambah hampir dua kali lipat sejak Kamis pekan lalu (23/1/2020).

Kasus ini juga menjadi sorotan Presiden AS ke-45 Donald Trump. Trump dalam akun twitternya mengatakan bahwa AS terus menjalin komunikasi dengan China terkait perkembangan virus ini.

“Kami terus berkomunikasi dengan China mengenai masalah ini. Di AS kasus yang dilaporkan sangat sedikit. Namun kami tetap waspada. Kami telah menawarkan bantuan kepada China dan Presiden Xi. Ahli kami sangat andal” begitu cuitnya di twitter kemarin.

Merebaknya virus ini di berbagai negara semakin memunculkan kecemasan bahwa virus ini akan menyebabkan pandemi seperti SARS 17 tahun silam yang menewaskan hingga 774 orang di dunia.

Wabah virus corona yang menyerang China menyebabkan saham-saham di sektor konsumen, ritel, hotel dan restoran yang terpapar langsung ke pasar China anjlok pada perdagangan kemarin. Beberapa saham tersebut diantaranya Estee Lauder, Nike, Marriot, Hilton, Hyatt Hotel, McDonald, Starbucks dan Yum China.



Wall Street pun tak kuasa menahan serangan virus corona baru penyebab pneumonia ini, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1,57%, indeks S&P 500 & indeks Nasdaq komposit juga mengalami nasib yang sama, masing-masing terkoreksi sebesar 1,57% dan 1,89% pada perdagangan kemarin (27/1/2020) waktu setempat.

Sentimen lain yang juga turut membuat Wall Street finis di zona merah adalah rilis data penjualan rumah baru bulan Desember di AS yang tak memuaskan. Konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics memperkirakan penjualan rumah baru bulan Desember akan naik 1,5% dari bulan sebelumnya dan mencapai angka 730.000.

Namun kenyataannya penjualan rumah di bulan Desember malah lebih rendah dari bulan November. Trading Economics mencatat penjualan rumah pada Desember 2019 turun 3.000 unit dibanding November tahun lalu menjadi 694.000 unit.

Data penjualan rumah dapat digunakan sebagai indikator perekonomian karena permintaan rumah akan menggerakkan sektor lain seperti semen, konstruksi, hingga perbankan. Jadi maklum saja ketika datanya tak sesuai harapan maka imbasnya bisa terasa di bursa saham Paman Sam seperti sekarang ini. (twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular