
Newsletter
Ngeri! Virus Corona Mengganas, Waspada Saham-saham Berguguran
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 January 2020 06:21

Selain sentimen terkait virus corona baru yang merebak, pekan ini pasar juga menantikan rilis laporan keuangan emiten di bursa saham Paman Sam. Walau keberadaan virus mematikan ini di AS membuat Wall Street rontok, pelaku pasar masih optimis terhadap kinerja saham-saham sektor teknologi AS. Investor kini menyoroti beberapa saham sektor teknologi AS yang disebut sebagai ‘cadillac’.
Anggota ‘cadillac’ ini antara lain Facebook, Apple, Amazon, induk perusahaan Google yaitu Aphabet serta Microsoft atau yang lebih sering dikenal sebagai FAANG+M. Kelompok emiten ini dinilai akan mencatatkan performa yang lebih baik ketimbang performa emiten yang tergabung dalam indeks S&P 500.
Mengutip Reuters, analis melihat emiten yang tergabung dalam grup sektor teknologi ini membukukan pertumbuhan laba dan pendapatan yang lebih tinggi dari emiten yang tergabung di indeks S&P 500 pada kuartal keempat 2019.
Berdasarkan estimasi yang dihimpun Refinitiv, pada kuartal keempat tahun 2019 laba emiten dalam kelompok indeks S&P 500 diramal akan turun 0,8% (yoy), sementara pendapatan akan tumbuh 4,4% (yoy).
Sebagai perbandingan, Apple diperkirakan akan membukukan pertumbuhan laba sebesar 8,7% (yoy) dan mengalami kenaikan penjualan sebesar 4,8% (yoy) pada kuartal IV-2019 saat rilis laporan keuangan pada 28 Januari nanti. Sementara untuk Facebook, estimasi pertumbuhan laba dan pendapatan tahunan kuartal IV-2019 menyentuh angka masing-masing 6,2% (yoy) dan 23,4% (yoy).
Microsoft yang juga akan merilis laporan keuangannya pada 29 Januari, diperkirakan mencatatkan pertumbuhan laba dan penghasilan tahunan yang lebih baik daripada S&P 500. Konsensus analis yang berhasil dihimpun menunjukkan estimasi pertumbuhan laba dan penghasilan Microsoft pada kuartal IV tahun lalu mencapai 20% dan 9,9%.
Sehari setelah Facebook dan Microsoft merilis laporan keuangan, kini giliran raksasa e-commerce Paman Sam yang akan mempublikasikan laporan keuangan pada 30 Januari. Analis memperkirakan pendapatan Amazon naik 18,7% (yoy) pada kuartal ke-IV 2019.
Jika emiten sektor teknologi AS gagal memenuhi ekspektasi pasar, maka hal itu bukan kabar yang baik untuk saham-sahamnya. “Kami meyakini ada kemungkinan harga sahamnya akan turun jika mereka tak membukukan laba seperti yang telah diperkirakan” kata John Augustine, CIO Huntington National Bank di Colombus, Ohio melansir Reuters.
“Untuk mendorong harga saham terus naik dari posisi saat ini, maka laba harus melampaui ekspektasi pasar” katanya.
Minggu ini akan jadi minggu yang sibuk. Tak hanya jadi periode rilis laporan keuangan saja, pada Kamis nanti otoritas moneter AS, The Federal Reserves akan mengumumkan kebijakan moneternya untuk pertama kali di tahun ini.
The Fed akan mengumumkan tingkat suku bunga acuan AS pada Kamis (30/1/2020) bertepatan dengan pembacaan pertama angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal ke-IV 2019. Pada akhir tahun 2019, The Fed mengirimkan sinyal tak akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini.
Sementara berdasarkan polling yang berhasil dihimpun oleh Reuters, angka pertumbuhan ekonomi AS (annuallized) untuk kuartal IV 2019 masih sama dengan kuartal sebelumnya yakni di 2,1%.
Adanya indikasi bahwa The Fed akan mempertahankan tingkat likuiditas di level sekarang ditambah dengan ekonomi Paman Sam yang masih tumbuh bisa jadi sentimen positif penggerak pasar keuangan di pekan ini.
Malam hari nanti pada pukul 22.00 WIB, akan ada rilis data penjualan rumah baru AS untuk periode Desember 2019. Konsensus yang berhasil dihimpun oleh Trading Economics menunjukkan bahwa penjualan rumah baru untuk periode Desember 2019 naik 1,5% dibanding bulan sebelumnya menjadi 730 ribu dari bulan sebelumnya yang hanya 719 ribu.
Jika ramalan tersebut tak meleset, tentu ini akan jadi sentimen positif untuk pasar. Pasalnya data penjualan rumah dapat dijadikan indikator perekonomian karena permintaan rumah menggerakkan banyak sektor industri lain seperti konstruksi hingga perbankan. (twg)
Anggota ‘cadillac’ ini antara lain Facebook, Apple, Amazon, induk perusahaan Google yaitu Aphabet serta Microsoft atau yang lebih sering dikenal sebagai FAANG+M. Kelompok emiten ini dinilai akan mencatatkan performa yang lebih baik ketimbang performa emiten yang tergabung dalam indeks S&P 500.
Mengutip Reuters, analis melihat emiten yang tergabung dalam grup sektor teknologi ini membukukan pertumbuhan laba dan pendapatan yang lebih tinggi dari emiten yang tergabung di indeks S&P 500 pada kuartal keempat 2019.
Berdasarkan estimasi yang dihimpun Refinitiv, pada kuartal keempat tahun 2019 laba emiten dalam kelompok indeks S&P 500 diramal akan turun 0,8% (yoy), sementara pendapatan akan tumbuh 4,4% (yoy).
Sebagai perbandingan, Apple diperkirakan akan membukukan pertumbuhan laba sebesar 8,7% (yoy) dan mengalami kenaikan penjualan sebesar 4,8% (yoy) pada kuartal IV-2019 saat rilis laporan keuangan pada 28 Januari nanti. Sementara untuk Facebook, estimasi pertumbuhan laba dan pendapatan tahunan kuartal IV-2019 menyentuh angka masing-masing 6,2% (yoy) dan 23,4% (yoy).
Microsoft yang juga akan merilis laporan keuangannya pada 29 Januari, diperkirakan mencatatkan pertumbuhan laba dan penghasilan tahunan yang lebih baik daripada S&P 500. Konsensus analis yang berhasil dihimpun menunjukkan estimasi pertumbuhan laba dan penghasilan Microsoft pada kuartal IV tahun lalu mencapai 20% dan 9,9%.
Sehari setelah Facebook dan Microsoft merilis laporan keuangan, kini giliran raksasa e-commerce Paman Sam yang akan mempublikasikan laporan keuangan pada 30 Januari. Analis memperkirakan pendapatan Amazon naik 18,7% (yoy) pada kuartal ke-IV 2019.
Jika emiten sektor teknologi AS gagal memenuhi ekspektasi pasar, maka hal itu bukan kabar yang baik untuk saham-sahamnya. “Kami meyakini ada kemungkinan harga sahamnya akan turun jika mereka tak membukukan laba seperti yang telah diperkirakan” kata John Augustine, CIO Huntington National Bank di Colombus, Ohio melansir Reuters.
“Untuk mendorong harga saham terus naik dari posisi saat ini, maka laba harus melampaui ekspektasi pasar” katanya.
Minggu ini akan jadi minggu yang sibuk. Tak hanya jadi periode rilis laporan keuangan saja, pada Kamis nanti otoritas moneter AS, The Federal Reserves akan mengumumkan kebijakan moneternya untuk pertama kali di tahun ini.
The Fed akan mengumumkan tingkat suku bunga acuan AS pada Kamis (30/1/2020) bertepatan dengan pembacaan pertama angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal ke-IV 2019. Pada akhir tahun 2019, The Fed mengirimkan sinyal tak akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini.
Sementara berdasarkan polling yang berhasil dihimpun oleh Reuters, angka pertumbuhan ekonomi AS (annuallized) untuk kuartal IV 2019 masih sama dengan kuartal sebelumnya yakni di 2,1%.
Adanya indikasi bahwa The Fed akan mempertahankan tingkat likuiditas di level sekarang ditambah dengan ekonomi Paman Sam yang masih tumbuh bisa jadi sentimen positif penggerak pasar keuangan di pekan ini.
Malam hari nanti pada pukul 22.00 WIB, akan ada rilis data penjualan rumah baru AS untuk periode Desember 2019. Konsensus yang berhasil dihimpun oleh Trading Economics menunjukkan bahwa penjualan rumah baru untuk periode Desember 2019 naik 1,5% dibanding bulan sebelumnya menjadi 730 ribu dari bulan sebelumnya yang hanya 719 ribu.
Jika ramalan tersebut tak meleset, tentu ini akan jadi sentimen positif untuk pasar. Pasalnya data penjualan rumah dapat dijadikan indikator perekonomian karena permintaan rumah menggerakkan banyak sektor industri lain seperti konstruksi hingga perbankan. (twg)
Next Page
Simak Data dan Agenda Berikut
Pages
Most Popular