Newsletter

Ngeri! Virus Corona Mengganas, Waspada Saham-saham Berguguran

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 January 2020 06:21
Sentimen Penggerak Pasar I : Virus Corona dan Ekonomi
Foto: Penanganan Virus Corona di Wuhan China (Chinatopix via AP)
Sentimen penggerak pasar untuk pekan ini memang campur aduk. Kasus merebaknya virus corna baru ini masih akan terus menjadi sorotan utama pelaku pasar minggu ini. Kinerja Wall Street yang ditutup loyo pekan kemarin bukanlah sentimen bagus untuk bursa saham Asia hari ini.

Selain itu, virus corona baru ini juga dikhawatirkan akan menyebabkan pandemi seperti SARS 17 tahun silam. Jika terus meluas dan menelan semakin banyak korban, ini akan membahayakan ekonomi China dan beberapa negara lain kawasan Asia lainnya.

Momen tahun baru imlek di China yang seharusnya menyenangkan malah berubah menjadi mencekam akibat wabah virus corona. Sektor perjalanan dan pariwisata yang seharusnya terdongkrak karena tahun baru justru loyo.

Pada Sabtu kemarin, Wakil Menteri Transportasi China Liu Xiamong mengatakan bahwa sektor perjalanan pada hari pertama tahun baru tikus logam kali ini anjlok 28,8% dibanding tahun lalu. Secara rinci CNBC International melaporkan perjalanan melalui jalur udara turun 41,6% , sementara perjalanan menggunakan kereta dan jalur darat lain masing-masing anjlok 41,5% dan 25%.

Wabah yang terus menjangkiti kota Wuhan dan sekitarnya, membuat pemerintah China tak punya opsi lain kecuali menutup akses ke beberapa kota yang berpopulasi lebih dari 35 juta orang di Provinsi Hubei. Pada Minggu (26/1/2020) stasiun kereta di Chengdu mengumumkan akan menutup beberapa jalur kereta cepat, termasuk rute ke Shang Hai dalam beberapa hari ke depan hingga awal Februari.

Dalam pertemuan partai komunis pada Sabtu (25/1/2020), Presiden China Xi Jinping mengatakan “hidup adalah hal yang sangat penting, ketika epidemi merebak, maka harus ada perintah yang dikeluarkan. Ini adalah tanggung jawab kita untuk mencegah dan mengendalikannya” diterjemahkan dari bahasa China melansir media lokal Xinhua News Agency.

Pemerintah China saat ini terus berupaya agar virus corona baru ini tak semakin meluas. Warga China di beberapa daerah diminta untuk mengenakan masker. Jika tidak, maka akan dikenakan denda.

Dalam sebuah pernyataan online, Kementerian Keuangan China telah menggelontorkan dana senilai US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 22,4 triliun untuk subsidi kesehatan, pembelian alat-alat kesehatan dan membiayai berbagai upaya lain untuk mengontrol epidemi yang saat ini terjadi.

Jumlah korban yang terus berjatuhan membuat stok perangkat deteksi virus dan peragkat proteksi semakin menipis. Hal ini membuat kondisi semakin mencekam. Jangan sampai kondisi ini terus berlarut-larut, karena bukan hanya ekonomi China saja yang akan merasakan dampaknya.

Ekonomi kawasan Asia lainnya seperti Hong Kong, Thailand dan Vietnam juga akan kena dampaknya terutama sektor jasa terkait perjalanan, transportasi, pariwisata, perhotelan dan restoran. Tentu ini bukan kabar baik untuk pasar keuangan. (twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular