
Newsletter
Jangan Liburan Dulu! Jokowi ke BEI, IHSG Siap Terbang Tinggi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 December 2019 06:07

Pada perdagangan Jumat (27/12/2019) Wall Street kembali menghijau, indeks S&P 500 menguat 0,11% ke 3.240,02, dan indeks Dow Jones 0,08% ke 28645,26. Kedua indeks tersebut mencatat rekor penutupan tertinggi (lagi).
Sementara indeks Nasdaq harus melemah 0,17% ke 9.006,62, tetapi bisa dimaklumi mengingat Nasdaq sebelumnya membukukan penguatan sebelas hari beruntun. Nasdaq mencapai level 9.000 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah sehari sebelumnya.
Tidak hanya mencetak rekor tertinggi, penguatan Wall Street di tahun ini juga bikin melongo. Sepanjang tahun ini, indeks S&P 500 sudah menguat 29%, menjadi tahun terbaik dalam dua dekade terakhir atau tepatnya sejak 1997 ketika menguat 29,6%. Dengan perdagangan di AS tersisa dua hari lagi, bukan tidak mungkin S&P 500 melewati kenaikan tersebut.
Jumat lalu merupakan hari ketiga dari Santa Claus Rally, yang secara historis memberikan keuntungan bagi bursa saham. Sejak tahun 1950, indeks S&P 500 rata-rata mengalami reli 1,3% dalam lima hari terakhir di penghujung tahun dan dua hari pertama di awal tahun, berdasarkan data dari Stock Trader's Almanac, sebagaimana dilansir CNBC International.
Selain Santa Claus Rally, kesepakatan dagang fase I AS-China tentunya menjadi pendongkrak utama penguatan Wall Street. Tanpa kesepakatan tersebut. Kinerja kiblat bursa saham dunia ini bisa jadi tak sekinclong saat ini.
Semenjak kedua negara mencapai kesepakatan dagang fase I, Wall Street terus mencetak rekor tertinggi, bahkan ketika tidak ada kabar baru lagi dari kedua negara. Pernyataan China pada Rabu lalu seperti disebutkan pada halaman sebelumnya menjadi update terakhir. Tetapi nyatanya Wall Street terus mencetak rekor tertinggi dua hari setelahnya.
"Berita-berita masih relatif sepi, tetapi bursa saham terus menunjukkan price action menguat dalam beberapa hari perdagangan terakhir di tahun ini" kata Adam Crisafulli pendiri Vital Knowledge dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.
(pap/pap)
Sementara indeks Nasdaq harus melemah 0,17% ke 9.006,62, tetapi bisa dimaklumi mengingat Nasdaq sebelumnya membukukan penguatan sebelas hari beruntun. Nasdaq mencapai level 9.000 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah sehari sebelumnya.
Tidak hanya mencetak rekor tertinggi, penguatan Wall Street di tahun ini juga bikin melongo. Sepanjang tahun ini, indeks S&P 500 sudah menguat 29%, menjadi tahun terbaik dalam dua dekade terakhir atau tepatnya sejak 1997 ketika menguat 29,6%. Dengan perdagangan di AS tersisa dua hari lagi, bukan tidak mungkin S&P 500 melewati kenaikan tersebut.
Jumat lalu merupakan hari ketiga dari Santa Claus Rally, yang secara historis memberikan keuntungan bagi bursa saham. Sejak tahun 1950, indeks S&P 500 rata-rata mengalami reli 1,3% dalam lima hari terakhir di penghujung tahun dan dua hari pertama di awal tahun, berdasarkan data dari Stock Trader's Almanac, sebagaimana dilansir CNBC International.
Selain Santa Claus Rally, kesepakatan dagang fase I AS-China tentunya menjadi pendongkrak utama penguatan Wall Street. Tanpa kesepakatan tersebut. Kinerja kiblat bursa saham dunia ini bisa jadi tak sekinclong saat ini.
Semenjak kedua negara mencapai kesepakatan dagang fase I, Wall Street terus mencetak rekor tertinggi, bahkan ketika tidak ada kabar baru lagi dari kedua negara. Pernyataan China pada Rabu lalu seperti disebutkan pada halaman sebelumnya menjadi update terakhir. Tetapi nyatanya Wall Street terus mencetak rekor tertinggi dua hari setelahnya.
"Berita-berita masih relatif sepi, tetapi bursa saham terus menunjukkan price action menguat dalam beberapa hari perdagangan terakhir di tahun ini" kata Adam Crisafulli pendiri Vital Knowledge dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.
(pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular