
Newsletter
Hitung Mundur 'Tanggal Keramat' & Menanti Babak Baru AS-China
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 December 2019 07:01

Kini beralih ke kiblat pasar saham dunia yaitu Wall Street. Pada penutupan perdagangan pagi tadi, tiga indeks utama Wall Street mengalami koreksi. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpangkas 0,1%, indeks S&P 500 turun 0,11% dan indeks Nasdaq berkurang 0,07%.
Tiga indeks utama bursa saham Paman Sam memang sejak awal dibuka di zona merah. Pemicunya masih sama yaitu kisruh dagang antara dua raksasa ekonomi dunia yang tak kunjung usai.
Memasuki penghujung tahun, bara api perang dagang AS-China masih menyala. Perbedaan pemahaman antara kedua belah pihak seolah merintangi kata sepakat untuk terucap dan mengakhiri drama yang sudah berlangsung 17 bulan ini.
Perkembangan terbaru menyebutkan tim perundingan AS menginginkan China berkomitmen untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS sebelum kesepakatan diteken. Sebagai gantinya China kekeuh menginginkan AS agar menarik semua tarif termasuk yang akan dikenakan pada 15 Desember nanti.
Sampai sejauh ini masih belum ada kabar lebih lanjut yang jelas terkait isu pencabutan tarif yang diminta oleh Beijing.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow mengatakan kesepakatan antara dua negara semakin dekat bahkan lebih dekat dibanding pertengahan November lalu. Namun AS memang tak mematok deadline kapan harus menekan kesepakatan dagang fase-I.
“Faktanya hampir setiap hari diskusi berlangsung dengan konstruktif. Kita semakin dekat dengan kesepakatan....tidak ada tenggat waktu yang mengikat secara sepihak. Namun tak dapat dipungkiri, 15 Desember akan menjadi tanggal yang penting apakah tarif akan dikenakan atau tidak” tambah Kudlow.
China sebagai pembeli kedelai global utama, mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya berharap untuk membuat kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat sesegera mungkin, sebelum tarif baru masuk.
"Saya tidak berpikir presiden ingin menerapkan tarif baru ini, tetapi harus ada beberapa gerakan di pihak mereka untuk mendorong (Trump) tidak melakukan itu," kata Sonny Perdue, Menteri Pertanian AS dalam suatu rekaman audio dari tanggapannya terhadap pertanyaan wartawan. .
"Dan mudah-mudahan sinyal yang mereka kirim tentang pengurangan kedelai dan babi mungkin sinyal itu," tambahnya, berbicara pada konferensi National Grain and Feed Association di Indianapolis.
Beijing mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan menghapuskan tarif impor untuk beberapa pengiriman kedelai dan babi dari Amerika Serikat tetapi tidak menentukan jumlah.
Importir kedelai Cina membeli setidaknya lima pengiriman kargo curah kedelai AS, atau sekitar 300.000 ton, untuk pengiriman Januari dan Februari setelah Beijing menawarkan kepada pembeli setidaknya 1 juta ton dalam keringanan tarif baru, kata eksportir AS. Namun masih belum jelas apakah pembelian produk pertanian AS oleh China saat ini sudah sesuai dengan keinginan Trump.
Rilis data ekonomi AS yang positif akhir-akhir ini diyakini menguatkan tim negosiator AS. Sementara itu ekspor China bulan November yang diramal tumbuh 1% ternyata malah berbalik arah alias nyungsep 1,1% membuat surplus neraca dagang China berkurang menjadi US$ 38.7 miliar.
Perang dagang masih mungkin tereskalasi mengingat Partai Komunis China memerintahkan setiap kantor pemerintahan mengganti perangkat teknologi buatan negara lain dengan alasan untuk mengurangi ketergantungan dengan produk teknologi asal negara lain.
Merebaknya berita ini sontak membuat harga saham perusahaan teknologi Paman Sam berguguran. Pasalnya walau China menggunakan personal computer (PC) buatan lokal yaitu Lenovo, tetapi perangkat lunaknya dari Microsoft. Merespon kabar tersebut saham Microsoft terkoreksi 0,15% hingga penutupan pasar pagi tadi. (twg/twg)
Tiga indeks utama bursa saham Paman Sam memang sejak awal dibuka di zona merah. Pemicunya masih sama yaitu kisruh dagang antara dua raksasa ekonomi dunia yang tak kunjung usai.
Memasuki penghujung tahun, bara api perang dagang AS-China masih menyala. Perbedaan pemahaman antara kedua belah pihak seolah merintangi kata sepakat untuk terucap dan mengakhiri drama yang sudah berlangsung 17 bulan ini.
Perkembangan terbaru menyebutkan tim perundingan AS menginginkan China berkomitmen untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS sebelum kesepakatan diteken. Sebagai gantinya China kekeuh menginginkan AS agar menarik semua tarif termasuk yang akan dikenakan pada 15 Desember nanti.
Sampai sejauh ini masih belum ada kabar lebih lanjut yang jelas terkait isu pencabutan tarif yang diminta oleh Beijing.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow mengatakan kesepakatan antara dua negara semakin dekat bahkan lebih dekat dibanding pertengahan November lalu. Namun AS memang tak mematok deadline kapan harus menekan kesepakatan dagang fase-I.
“Faktanya hampir setiap hari diskusi berlangsung dengan konstruktif. Kita semakin dekat dengan kesepakatan....tidak ada tenggat waktu yang mengikat secara sepihak. Namun tak dapat dipungkiri, 15 Desember akan menjadi tanggal yang penting apakah tarif akan dikenakan atau tidak” tambah Kudlow.
China sebagai pembeli kedelai global utama, mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya berharap untuk membuat kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat sesegera mungkin, sebelum tarif baru masuk.
"Saya tidak berpikir presiden ingin menerapkan tarif baru ini, tetapi harus ada beberapa gerakan di pihak mereka untuk mendorong (Trump) tidak melakukan itu," kata Sonny Perdue, Menteri Pertanian AS dalam suatu rekaman audio dari tanggapannya terhadap pertanyaan wartawan. .
"Dan mudah-mudahan sinyal yang mereka kirim tentang pengurangan kedelai dan babi mungkin sinyal itu," tambahnya, berbicara pada konferensi National Grain and Feed Association di Indianapolis.
Beijing mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan menghapuskan tarif impor untuk beberapa pengiriman kedelai dan babi dari Amerika Serikat tetapi tidak menentukan jumlah.
Importir kedelai Cina membeli setidaknya lima pengiriman kargo curah kedelai AS, atau sekitar 300.000 ton, untuk pengiriman Januari dan Februari setelah Beijing menawarkan kepada pembeli setidaknya 1 juta ton dalam keringanan tarif baru, kata eksportir AS. Namun masih belum jelas apakah pembelian produk pertanian AS oleh China saat ini sudah sesuai dengan keinginan Trump.
Rilis data ekonomi AS yang positif akhir-akhir ini diyakini menguatkan tim negosiator AS. Sementara itu ekspor China bulan November yang diramal tumbuh 1% ternyata malah berbalik arah alias nyungsep 1,1% membuat surplus neraca dagang China berkurang menjadi US$ 38.7 miliar.
Perang dagang masih mungkin tereskalasi mengingat Partai Komunis China memerintahkan setiap kantor pemerintahan mengganti perangkat teknologi buatan negara lain dengan alasan untuk mengurangi ketergantungan dengan produk teknologi asal negara lain.
Merebaknya berita ini sontak membuat harga saham perusahaan teknologi Paman Sam berguguran. Pasalnya walau China menggunakan personal computer (PC) buatan lokal yaitu Lenovo, tetapi perangkat lunaknya dari Microsoft. Merespon kabar tersebut saham Microsoft terkoreksi 0,15% hingga penutupan pasar pagi tadi. (twg/twg)
Pages
Most Popular