
Newsletter
Hitung Mundur 'Tanggal Keramat' & Menanti Babak Baru AS-China
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 December 2019 07:01

Supaya dapat meramu strategi dan sikap trading pada perdagangan hari ini, pelaku pasar perlu mencermati berbagai sentimen berikut. Pertama, pelemahan kinerja tiga indeks utama bursa saham AS jadi sentimen pemberat untuk bursa Asia pada perdagangan hari ini, tak terkecuali Indonesia.
Kedua, investor diharapkan terus memantau perkembangan kesepakatan dagang antara Washington dan Beijing, mengingat batas waktu pengenaan bea masuk untuk produk China senilai US$ 156 miliar tinggal hitungan hari.
Walaupun Menteri Pertanian AS Sonny Perdue mengatakan bahwa Presiden Trump sebenarnya tak ingin mengenakan tarif, jika dalam kurun waktu empat hari sebelum tanggal efektif pemberlakuan tarif negosiasi tidak membuahkan hasil nyata, maka kesepakatan yang didambakan sejak November bisa jadi molor. Apapun bisa terjadi, perang dagang masih mungkin tereskalasi dengan segala kemungkinan yang ada.
Sentimen ketiga yang juga perlu dicermati adalah risiko politik yang mendera Paman Sam terkait pemakzulan presiden ke-45 AS Donald Trump. Kabar terbaru menyebutkan Demokrat di DPR AS mengumumkan dakwaan pemakzulan formal terhadap Presiden Donald Trump.
Dalam pasal pemakzulan Trump dituduh "mengkhianati" negara dengan menyalahgunakan kekuasaan dalam upaya menekan Ukraina untuk menyelidiki saingan politik dan kemudian menghalangi penyelidikan Kongres atas skandal itu.
Ketua Komite Kehakiman DPR Jerrold Nadler mengatakan kepada wartawan bahwa Demokrat harus mengambil tindakan karena Trump telah membahayakan Konstitusi A.S., merusak integritas pemilu 2020 dan membahayakan keamanan nasional.
"Tidak seorang pun, bahkan presiden, yang berada di atas hukum," kata Nadler pada konferensi pers untuk mengumumkan tuduhan pemakzulan resmi. Dia bergabung dengan Ketua DPR Nancy Pelosi dan para pemimpin Demokrat lainnya yang terlibat dalam penyelidikan pemakzulan.
"Pemilu kita adalah landasan demokrasi. ... Integritas pemilu berikutnya berisiko karena seorang presiden yang telah menggunakan campur tangan asing dalam pemilihan umum 2016 dan 2020," kata Nadler.
Trump membantah tuduhan itu dan menyebut penyelidikan yang dilakukan merupakan hoax. Gedung Putih, yang menolak ikut serta dalam jajak pendapat di DPR mengatakan prosesnya tidak adil. Mereka juga menuduh Demokrat terlibat dalam upaya "tak berdasar dan partisan" untuk membatalkan hasil pemilu 2016.
"Presiden akan menangani tuduhan palsu ini di Senat dan berharap akan dibebaskan sepenuhnya, karena dia tidak melakukan kesalahan," kata juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham dalam sebuah pernyataan.
Panasnya situasi perpolitikan AS mengandung risiko yang tak kecil. Bagaimanapun juga stabilitas politik terganggu sejatinya bukanlah kabar baik. Sehingga waspada terhadap gejolak yang mungkin timbul akibat situasi ini adalah sikap yang bijak.
Keempat, Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserves atau The Fed menggelar pertemuan pada 10-12 Desember untuk kembali mendiskusikan kebijakan moneter ke depan.
Dengan data ekonomi AS yang terbilang positif banyak yang meramal The Fed tak akan memangkas suku bunga acuan lagi. The Fed diduga akan tetap mempertahankan suku bunga acuan. Menurut piranti FedWatch probabilitas The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 150-175 bps mencapai 97,8%.
Sentimen kelima datang dari dalam negeri, aksi bersih-bersih BUMN a la Erick Thohir ternyata direspon positif oleh pasar. Teranyar, Erick selaku menteri BUMN memberhentikan empat direksi Garuda yang terlibat dalam skandal penyelundupan Harley Davidson dan Brompton.
Skandal tersebut melibatkan Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Askhara. Dalam penerbangan tersebut ada tiga direksi maskapai BUMN tersebut yang tercatat dalam manifes.
Mereka adalah Iwan Joeniarto yang menjabat Direktur Teknik dan Layanan Garuda, Mohammad Iqbal yang menjabat sebagai Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha, dan Heri Akhyar yang merupakan Direktur Human Capital. Upaya membenahi BUMN maskapai ini direspon positif pasar dan harga saham Garuda naik 3% dalam sehari.
Ke depan Erick akan turut serta membenahi BUMN lain seperti Jiwasraya dan KRAS. Aksi berbenah ini dapat menjadi sentimen positif untuk emiten-emiten BUMN. (twg/twg)
Kedua, investor diharapkan terus memantau perkembangan kesepakatan dagang antara Washington dan Beijing, mengingat batas waktu pengenaan bea masuk untuk produk China senilai US$ 156 miliar tinggal hitungan hari.
Walaupun Menteri Pertanian AS Sonny Perdue mengatakan bahwa Presiden Trump sebenarnya tak ingin mengenakan tarif, jika dalam kurun waktu empat hari sebelum tanggal efektif pemberlakuan tarif negosiasi tidak membuahkan hasil nyata, maka kesepakatan yang didambakan sejak November bisa jadi molor. Apapun bisa terjadi, perang dagang masih mungkin tereskalasi dengan segala kemungkinan yang ada.
Sentimen ketiga yang juga perlu dicermati adalah risiko politik yang mendera Paman Sam terkait pemakzulan presiden ke-45 AS Donald Trump. Kabar terbaru menyebutkan Demokrat di DPR AS mengumumkan dakwaan pemakzulan formal terhadap Presiden Donald Trump.
Dalam pasal pemakzulan Trump dituduh "mengkhianati" negara dengan menyalahgunakan kekuasaan dalam upaya menekan Ukraina untuk menyelidiki saingan politik dan kemudian menghalangi penyelidikan Kongres atas skandal itu.
Ketua Komite Kehakiman DPR Jerrold Nadler mengatakan kepada wartawan bahwa Demokrat harus mengambil tindakan karena Trump telah membahayakan Konstitusi A.S., merusak integritas pemilu 2020 dan membahayakan keamanan nasional.
"Tidak seorang pun, bahkan presiden, yang berada di atas hukum," kata Nadler pada konferensi pers untuk mengumumkan tuduhan pemakzulan resmi. Dia bergabung dengan Ketua DPR Nancy Pelosi dan para pemimpin Demokrat lainnya yang terlibat dalam penyelidikan pemakzulan.
"Pemilu kita adalah landasan demokrasi. ... Integritas pemilu berikutnya berisiko karena seorang presiden yang telah menggunakan campur tangan asing dalam pemilihan umum 2016 dan 2020," kata Nadler.
Trump membantah tuduhan itu dan menyebut penyelidikan yang dilakukan merupakan hoax. Gedung Putih, yang menolak ikut serta dalam jajak pendapat di DPR mengatakan prosesnya tidak adil. Mereka juga menuduh Demokrat terlibat dalam upaya "tak berdasar dan partisan" untuk membatalkan hasil pemilu 2016.
"Presiden akan menangani tuduhan palsu ini di Senat dan berharap akan dibebaskan sepenuhnya, karena dia tidak melakukan kesalahan," kata juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham dalam sebuah pernyataan.
Panasnya situasi perpolitikan AS mengandung risiko yang tak kecil. Bagaimanapun juga stabilitas politik terganggu sejatinya bukanlah kabar baik. Sehingga waspada terhadap gejolak yang mungkin timbul akibat situasi ini adalah sikap yang bijak.
Keempat, Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserves atau The Fed menggelar pertemuan pada 10-12 Desember untuk kembali mendiskusikan kebijakan moneter ke depan.
Dengan data ekonomi AS yang terbilang positif banyak yang meramal The Fed tak akan memangkas suku bunga acuan lagi. The Fed diduga akan tetap mempertahankan suku bunga acuan. Menurut piranti FedWatch probabilitas The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 150-175 bps mencapai 97,8%.
Sentimen kelima datang dari dalam negeri, aksi bersih-bersih BUMN a la Erick Thohir ternyata direspon positif oleh pasar. Teranyar, Erick selaku menteri BUMN memberhentikan empat direksi Garuda yang terlibat dalam skandal penyelundupan Harley Davidson dan Brompton.
Skandal tersebut melibatkan Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Askhara. Dalam penerbangan tersebut ada tiga direksi maskapai BUMN tersebut yang tercatat dalam manifes.
Mereka adalah Iwan Joeniarto yang menjabat Direktur Teknik dan Layanan Garuda, Mohammad Iqbal yang menjabat sebagai Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha, dan Heri Akhyar yang merupakan Direktur Human Capital. Upaya membenahi BUMN maskapai ini direspon positif pasar dan harga saham Garuda naik 3% dalam sehari.
Ke depan Erick akan turut serta membenahi BUMN lain seperti Jiwasraya dan KRAS. Aksi berbenah ini dapat menjadi sentimen positif untuk emiten-emiten BUMN. (twg/twg)
Next Page
Simak Data dan Agenda Berikut
Pages
Most Popular