
Bukti Kalau AS & China Saling Butuh Walaupun Sengit Perang Dagang

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Joe Biden, menaikkan tarif barang-barang dari China. Kenaikan tarif tersebut termasuk kendaraan listrik, baterai, semikonduktor, baja, aluminium, mineral penting, sel surya, derek kapal ke darat, dan produk medis.
Tarif baru terhadap impor China senilai US$18 miliar atau sekitar Rp288 triliun. Gedung Putih mengatakan kenaikan tarif diperlukan untuk melindungi industri Amerika dari persaingan tidak sehat.
Mulai tahun ini, Presiden Joe Biden akan menaikkan tarif impor kendaraan listrik China sebanyak empat kali lipat, dari 25% menjadi 100%. Pajak impor panel surya China akan berlipat ganda, dari 25% menjadi 50%, an tarif terhadap beberapa impor baja dan aluminium China akan meningkat lebih dari tiga kali lipat, dari 7,5% saat ini menjadi 25%.
Biden juga mengarahkan Perwakilan Dagang AS Katherine Tai untuk menaikkan tarif lebih dari tiga kali lipat pada baterai litium-ion untuk kendaraan listrik dan baterai litium yang dimaksudkan untuk penggunaan lain. Mulai tahun 2025, tarif impor semikonduktor China akan melonjak dari 25% menjadi 50%.
Tarif pertama kali akan dikenakan pada impor jarum suntik medis dari China, serta derek kapal-ke-pantai dalam jumlah besar, kata Gedung Putih dalam lembar fakta. Sarung tangan medis dari karet China dan beberapa respirator serta masker wajah juga akan terkena tarif yang lebih tinggi.
Beberapa barang, seperti baterai dan grafit alam, akan memiliki periode penerapan tarif yang lebih lama. Gedung Putih mengatakan hal ini sebagian untuk memberikan waktu bagi sektor manufaktur AS untuk meningkatkan produksi baterai di dalam negeri untuk memenuhi permintaan konsumen.
Beijing dengan cepat mengecam tarif baru tersebut pada Selasa. Pasalnya China sendiri bergantung pada AS untuk produk-produk pertanian seperti kedelai dan semikonduktor, sementara peralatan dan mesin elektronik merupakan impor terbesar dari negara-negara besar di Asia.
Berikut daftar ekspor dan impor terbesar kedua negara berdasarkan sektor:
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)