Newsletter

Nasib RI: Dihajar Cuaca Ekstrem, Dihujani Sentimen Negatif Tiap Hari

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
11 February 2025 06:15
Ilustrasi bearish market vs bullish market
Foto: Pixabay/gerd Altmann
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup di zona merah, IHSG dan rupiah ambruk
  • Bursa Wall Street mengakhiri perdagangan di zona hijau, Dow Jones, Nasdaq dan S&P menguat
  • Perang dagang, data ekonomi AS, dan penundaan efisiensi anggaran akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air kompak mengalami pelemahan baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun rupiah. Derasnya aliran dana asing yang keluar hingga ketidakpastian global menjadi penyebab ambruknya pasar keuangan Tanah Air.

Pergerakan IHSG dan juga rupiah diperkirakan masih volatile pada perdagangan pekan ini mengingat banyaknya sentimen dan data-data ekonomi yang akan rilis. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman tiga pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.

IHSG pada perdagangan kemarin Senin (10/2/2025) ditutup terperosok 1,40% di level di 6.648,14 dengan total transaksi tercatat mencapai Rp 10,38 triliun yang melibatkan 160,57 miliar saham dan ditransaksikan 1,3 juta kali. Dimana 194 saham naik, 308 saham tidak berubah, dan 407 saham mengalami penurunan.

Emiten blue chip raksasa masih menjadi pemberat utama dengan dua emiten milik taipan Prajogo Pangestu juga masih membebani pelemahan perdagangan hari ini.

Emiten telekomunikasi terbesar RI, Telkom Indonesia (TLKM) melemah signifikan atau turun 5,79% yang berkontribusi atas 17,36 indeks poin pelemahan IHSG.

Barito Renewables Energy (BREN) yang sempat melemah nyaris 16% berhasil memangkas koreksi dan ditutup turun 5,34% dan menjadi beban terberat kedua pergerakan IHSG dengan kontribusi koreksi mencapai 14,45 indeks poin.

Kemudian, emiten perbankan juga masih melanjutkan pelemahan dengan Bank Sentral Asia (BBCA) dan Bank Mandiri (BMRI) masih-masing memberikan kontribusi pelemahan 13 indeks poin bagi IHSG.

Lalu ada emiten Prajogo lainnya ikut masuk dalam 5 besar pemberat kinerja IHSG yakni Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) yang ditutup ambruk menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) atau melemah 19,87% ke Rp 9.075 per saham. CUAN berkontribusi atas pelemahan IHSG hingga 9,41 indeks poin.

Pelemahan IHSG masih berlanjut seiring dengan keluarnya dana asing yang pada perdagangan akhir pekan lalu keluar (net sell) hingga Rp 650 miliar, setelah sehari sebelumnya asing juga membawa kabur dana hingga Rp 2,38 triliun.

Maraknya dana asing yang ke luar dari pasar modal RI salah satunya disebabkan oleh kinerja yang mengecewakan dari sejumlah perbankan raksasa yang telah melaporkan kinerja keuangan tahun 2024.

Sementara itu, sentimen global masih ikut memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan oleh investor. Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan segera mengumumkan tarif baru yang berarti perang dagang akan segera dimulai. Selain itu data inflasi AS juga akan diumumkan pekan ini dan menjadi barometer penting dalam pengambilan keputusan bank sentral AS dalam menetapkan suku bunga acuannya.

Beralih ke rupiah yang kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sentimen perang dagang AS dengan negara lainnya.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,43% di angka Rp16.340/US$ pada Senin (10/02/2025). Sepanjang kemarini, rupiah tampak tak pernah berada dalam zona penguatan.

Presiden AS, Donald Trump mengatakan pada hari Minggu pekan lalu bahwa ia akan umumkan tarif baru 25% pada Senin atau Selasa pekan ini. Hal ini berlaku untuk semua impor baja dan aluminium ke Paman Sam, dalam perombakan kebijakan "bea masuk logam" besar-besaran yang dirinya lakukan.

Trump, berbicara kepada wartawan di Air Force One dalam perjalanannya ke NFL Super Bowl di New Orleans, juga mengatakan bahwa ia akan mengumumkan tarif timbal balik pada hari Selasa atau Rabu, yang akan berlaku segera. Ia mengatakan AS akan menyamakan tarif yang dikenakan oleh negara lain dan bahwa ini akan berlaku untuk semua negara.

Apabila hal ini benar-benar terjadi, maka DXY berpotensi cenderung berada di level yang cukup tinggi dan berdampak pada rupiah yang tak kunjung lepas dari tekanan.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Senin (10/2/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tercatat melemah 0,65% di level 6.853 dari perdagangan sebelumnya. Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN). Begitu pula sebaliknya, imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN).

Pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street berpesta usai saham-saham produsen baja di negeri tersebut kompak melesat. Hal ini disebabkan kebijakan kenaikan tarif pada semua impor baja yang dilayangkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Pada penutupan perdagangan Senin (10/2/2025), Dow Jones menguat 0,38% di level 44.470,35, begitu juga dengan S&P 500 yang terapresiasi 0,67% di level 6.066,48 dan Nasdaq yang melesat 0,98% di level 19.714,27.

Saham produsen baja dan aluminium AS naik pada hari Senin, sehari setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif impor logam baru.

Saham-saham produsen baja AS pun merespon positif, dimana Cleveland-Cliffs (CLF.N) melonjak hampir 18%, Nucor (NUE.N) naik hampir 6%, dan Steel Dynamics (STLD.O) naik hampir 5%. Century Aluminum (CENX.O) naik 10%, Alcoa (AA.N) naik 2,2% dan U.S. Steel (X.N) naik hampir 5%.


Pada hari Minggu (9/2/2025), Trump mengatakan akan mengenakan kenaikan tarif sebesar 25% pada semua impor baja dan aluminium ke AS di atas bea yang ada dan serangkaian tarif timbal balik lebih lanjut di akhir minggu. Ia diperkirakan akan mengumumkan tarif baru pada hari Senin atau Selasa.

"Tidak mengherankan bahwa perusahaan-perusahaan yang akan mendapatkan keuntungan langsung dari kebijakan tarif ini," ujar Christine McDaniel, peneliti senior di Mercatus Center dan mantan Wakil Asisten Sekretaris di Departemen Keuangan.

Pembuat baja Amerika telah bergulat dengan permintaan yang lemah untuk produk mereka karena masuknya impor yang lebih murah memaksa mereka untuk memotong harga dan menghentikan pabrik.

Hampir seperempat dari semua baja yang digunakan di AS diimpor, dengan sebagian besar dari negara tetangga Meksiko dan Kanada atau sekutu dekat di Asia dan Eropa seperti Jepang, Korea Selatan, dan Jerman.

Produsen baja berusaha membawa rantai pasokan mereka lebih dekat atau ke AS untuk mengimbangi dampak kenaikan tarif, yang menurut Citi Research akan meningkatkan biaya impor sekitar US$150 per ton.

"Tarif memberi mereka keuntungan sementara, tetapi tidak dapat benar-benar lepas dari kenyataan pasar global, ditambah lagi produsen AS yang mengonsumsi baja dan aluminium kini menghadapi harga yang lebih tinggi," tambah McDaniel.

ArcelorMittal sebagai produsen baja terbesar kedua di dunia, berencana membangun fasilitas manufaktur di Alabama untuk memasok ke sektor otomotif, salah satu pembeli baja produksi dalam negeri terbesar. Hyundai Steel dari Korea Selatan juga berencana membangun pabrik di AS.

Tarif tambahan untuk impor aluminium akan meningkatkan produksi domestik AS menjadi sekitar 1 juta metrik ton per tahun dari hampir 750.000 metrik ton, menurut analis J.P.Morgan, serupa dengan kenaikan yang terlihat selama perang tarif 2018.

AS masih akan sangat bergantung pada impor untuk memenuhi permintaan aluminium tahunannya sekitar 5 juta metrik ton. Logam ini banyak digunakan di sektor kedirgantaraan, yang telah bergulat dengan tantangan rantai pasokan.

Dalam masa jabatan pertamanya, Trump mengenakan tarif sebesar 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium, tetapi kemudian memberikan beberapa pengecualian bebas bea kepada mitra dagang, termasuk Kanada, Meksiko, dan Brasil.

Pada awal pekan ini, IHSG hingga rupiah telah dimulai dengan pelemahan tajam. Derasnya aliran dana asing tentu memiliki sebab sehingga enggan bertransaksi di pasar tanah air. Mulai dari fundamental kinerja keuangan beberapa emiten hingga perang dagang yang timbul akibat kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan dihujani sentimen negatif pada pagi hari ini. Mirip dengan cuaca ekstrem yang kini tengah melandai Indonesia, IHSG hingga rupiah dan SBN juga tak kalah menderita karena sentimen dari eksternal.

Bila sebagian wilayah Indonesia harus menghadapi hujan deras hingga banjir tiap hari maka pasar keuangan Indonesia juga harus melawan banyaknya tekanan dari asing yang membuat kinerjanya memburuk. Outflow, dampak perang dagang, hingga data ekonomi AS membuat pasar keuangan Indonesia menderita.

IHSG Melemah Karena Outflow

IHSG telah mengalami penurunan selama empat hari beruntun hingga perdagangan kemarin Senin (11/2/2025) yang lagi-lagi ambles 1,40% di level 6.648,14. Sehingga di sepanjang 2025, IHSG telah ambles hingga 7,19%. ambruknya IHSG tak lepas dari derasnya outflow atau keluarnya dana asing. Pada perdagangan kemarin, asing tercatat net sell sebesar Rp 921,07 miliar.

Ekonom dari Sucor Sekuritas, Ahmad Mikail menyatakan pendapatan soal kejatuhan IHSG kemarin adalah lanjutan dari efek dari kinerja keuangan kuartal tahun lalu, terutama dari perbankan yang meleset ekspektasi.

"Soal IHSG dari dalam negeri masih dari kinerja perbankan yang missed ekspektasi kuartal lalu, jadi ada outflow di pasar saham, ditambah ada perang tarif" ujar Ahmad ke CNBC Indonesia pada Senin (10/2/2025).

Dalam sepekan lalu (3-7 Januari 2025), secara total, asing masih terpantau net sell sebanyak Rp3,9 triliun di keseluruhan pasar saham. Adapun, sektor yang mendapat serbuan aksi jual asing kebanyakan dari perbankan besar.

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengalami punishment paling berat dengan net sell asing mencapai Rp2,27 triliun, diikuti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp839,9 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp198,6 miliar, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Rp45,9 miliar.

Selain sektor perbankan, berikut rincian 20 saham emiten yang paling banyak dijual asing selama sepekan terakhir :

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang juga sependapat penyebab ambruknya IHSG akibat dari penyesuaian atas laporan keuangan yang membuat tekanan jual asing masih deras.

"Ya masih dampak penyesuaian atas rilis laporan keuangan, sehingga asing masih lanjut net sell di pasar saham" ungkap Hosinna kepada CNBC Indonesia pada Senin (10/2/2025).

Lebih lanjut, Hosiana juga menjelaskan bahwa tekanan asing ini juga masih diperberat oleh sentimen tarif trump, dan exclusion beberapa saham oleh indeks MSCI.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (10/2/2025), mengumumkan tarif baru 25%. Hal ini berlaku untuk semua impor baja dan aluminium ke Paman Sam, dalam perombakan kebijakan "bea masuk logam" besar-besaran yang dirinya lakukan.

Trump, berbicara kepada wartawan di Air Force One dalam perjalanannya ke NFL Super Bowl di New Orleans, juga mengatakan bahwa ia akan mengumumkan tarif timbal balik pada hari Selasa atau Rabu, yang akan berlaku segera.

Ia mengatakan AS akan menyamakan tarif yang dikenakan oleh negara lain dan bahwa ini akan berlaku untuk semua negara.

Sementara itu, China mulai memberlakukan tarif balasan pada beberapa ekspor AS mulai Senin (10/2/2025), tanpa tanda-tanda adanya kemajuan dalam negosiasi perdagangan antara Beijing dan Washington. Para pedagang minyak dan gas kini berusaha mendapatkan pengecualian dari Beijing untuk impor minyak mentah dan gas alam cair (LNG) asal AS.

Aksi perang dagang AS dan negara lain yang mulai membalas ini semakin memperkeruh ketidakpastian global.

Perang Dagang Makin Panas

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memperkuat kebijakan proteksionismenya dengan rencana menerapkan tarif 25% terhadap impor baja dan aluminium mulai Senin (10/2/2025). Langkah ini segera mendapat ancaman pembalasan dari Uni Eropa serta peringatan dari China bahwa tidak ada pemenang dalam perang dagang.

Trump mengonfirmasi rencana kebijakan ini kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One pada Minggu (9/2/2025). Langkah ini menandai kembalinya kebijakan perdagangan keras Trump, yang sebelumnya telah diberlakukan selama masa kepresidenannya pada 2017-2021.

Uni Eropa merespons kebijakan ini dengan tegas. Komisi Eropa menyatakan bahwa mereka belum menerima pemberitahuan resmi terkait tarif baru, namun mereka siap mengambil langkah serupa.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menegaskan bahwa Eropa tidak akan tinggal diam dan akan "mereplikasi" setiap tarif yang dikenakan AS.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengkritik langkah Trump dan memperingatkan bahwa tarif ini akan merugikan konsumen Amerika sendiri.

Sementara itu, Komisi Eropa dalam pernyataan resminya, "Kami akan bertindak untuk melindungi kepentingan bisnis, pekerja, dan konsumen Eropa dari kebijakan yang tidak adil ini."

Sikap serupa juga disuarakan oleh China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengingatkan bahwa perang dagang tidak akan menguntungkan siapapun.

Beijing telah mempersiapkan tarif balasan terhadap barang-barang asal AS senilai US$14 miliar, termasuk batu bara dan gas alam cair (LNG), yang akan berlaku mulai Senin (10/2/205). Sebaliknya, tarif yang diberlakukan Trump terhadap barang-barang China mencapai US$525 miliar, menurut analisis Goldman Sachs.

Tarif Resiprokal Trump

Trump juga menegaskan dia akan mengadakan konferensi pers pada hari Selasa atau Rabu untuk memberikan informasi terperinci tentang rencana tarif timbal balik atau resiprokal. Ia menambahkan bahwa ia pertama kali mengungkapkan pada hari Jumat (7/2/2025), bahwa ia merencanakan tarif timbal balik untuk memastikan "bahwa kita diperlakukan secara merata dengan negara lain".

Pria 78 tahun itu telah lama mengeluh tentang tarif 10% UE untuk impor mobil yang jauh lebih tinggi daripada tarif mobil AS sebesar 2,5%. Ia sering menyatakan bahwa Eropa "tidak akan mengambil mobil kami" tetapi mengirim jutaan mobil ke barat melintasi Atlantik setiap tahun.

Namun, AS menikmati tarif 25% untuk truk pikap, sumber laba penting bagi produsen mobil Detroit General Motors, Ford dan Stellantis di AS. Tingkat tarif rata-rata tertimbang perdagangan AS, menurut data Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) adalah sekitar 2,2%, dibandingkan dengan 12% untuk India, 6,7% untuk Brasil, 5,1% untuk Vietnam, dan 2,7% untuk negara-negara Uni Eropa (UE).

Dampak Pada Perdagangan Global

Keputusan Trump diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap negara-negara yang menjadi pemasok baja dan aluminium utama ke AS, termasuk Kanada, Brasil, Meksiko, dan Korea Selatan.

Kanada menjadi negara yang paling terdampak, mengingat posisinya sebagai pemasok baja dan aluminium terbesar ke AS berdasarkan data perdagangan Amerika Serikat.

Menurut perusahaan konsultan Roland Berger, sekitar 25% ekspor baja Eropa mengalir ke AS. Artinya, kebijakan ini bisa menghantam keras sektor industri baja di Eropa, terutama jika Uni Eropa gagal menegosiasikan pengecualian tarif.

Trump sebelumnya telah menggunakan tarif sebagai senjata diplomasi sejak menjabat kembali sebagai Presiden AS. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi industri domestik sekaligus menekan negara mitra dagang agar mengikuti keinginannya.

Sebagai contoh, Trump sempat menunda tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko selama satu bulan setelah kedua negara sepakat untuk meningkatkan upaya menekan arus fentanyl dan imigran ilegal ke AS. Namun, untuk China, Trump tetap memberlakukan tarif, dengan tambahan 10% terhadap produk yang masuk ke AS sejak Selasa lalu.

Strategi Trump dalam menggunakan tarif sebagai senjata diplomasi tidak hanya terbatas pada mitra dagang besar. Baru-baru ini, Trump mengancam Kolombia dengan tarif setelah negara itu menolak mendaratkan pesawat AS yang membawa migran yang dideportasi.

Setelah ketegangan seharian penuh, Kolombia akhirnya mengalah dan membiarkan pesawat AS mendarat.

Kebijakan tarif ini menandakan bahwa Trump tetap berpegang teguh pada pendekatan "America First", dengan menggunakan kekuatan ekonomi AS untuk menekan negara-negara lain agar tunduk pada kepentingan Washington.

Namun, dengan perlawanan dari Uni Eropa, China, dan mitra dagang lainnya, langkah ini berpotensi memperburuk hubungan perdagangan global dan meningkatkan risiko perang dagang berkepanjangan.

Pemerintah RI Tunda Pembahasan Anggaran

Kabar panas terbaru dari dalam negeri, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah sepakat menunda pembahasan pemotongan anggaran yang semula digelar pekan ini.

Rapat efisiensi anggaran antara Komisi I-XIII DPR dengan para menteri dan kepala lembaga negara yang menjadi mitranya resmi ditunda. Keputusan ini tertuang dalam Surat Nomor B/1972/PW.11.01/2/2025 yang ditandatangani oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad pada 7 Februari 2025.

Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa permohonan penundaan datang dari pihak kementerian dan lembaga terkait karena pemerintah tengah melakukan rekonstruksi anggaran. "Maka bersama ini diminta kepada Pimpinan Komisi I sampai dengan Komisi XIII DPR untuk menunda pembahasan efisiensi anggaran mitra kerja," demikian bunyi kutipan surat tersebut.

Selain itu, bagi Komisi yang telah lebih dulu membahas efisiensi anggaran dengan mitra kerja, diwajibkan menggelar rapat ulang setelah adanya pembaruan rekonstruksi anggaran.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang dipimpin oleh Sri Mulyani telah mengumumkan rencana efisiensi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, upaya ini bertujuan untuk menghemat Rp 306,69 triliun, dengan Rp 256,1 triliun berasal dari efisiensi belanja Kementerian/Lembaga (K/L).

Dalam surat nomor S-37/MK.02/2025, Sri Mulyani memaparkan bahwa sebanyak 16 pos belanja K/L akan dipangkas, dengan pemangkasan terbesar terjadi pada pos pengadaan alat tulis kantor (ATK) yang akan dipotong hingga 90%, diikuti oleh pengurangan belanja untuk kegiatan seremonial dan percetakan. Pemerintah berharap langkah ini dapat mengurangi pemborosan dan memaksimalkan penggunaan anggaran untuk sektor-sektor yang lebih prioritas.

Di sisi lain, meskipun ada pemangkasan, beberapa kementerian dan lembaga mengalami peningkatan alokasi anggaran pada APBN 2025. Berikut adalah 10 K/L dengan belanja terbesar menurut organisasi di APBN 2025:

Meskipun demikian, perbedaan anggaran di berbagai K/L menunjukkan adanya prioritas yang berbeda, dengan sektor-sektor yang dianggap kritikal seperti pertahanan, kesehatan, dan sosial mendapatkan perhatian lebih besar dalam APBN 2025. Pemerintah berharap melalui penghematan yang sistematis dan terstruktur, dapat tercipta anggaran yang lebih berkelanjutan dan dapat mendukung pembangunan nasional yang lebih optimal.

Merujuk pada pengumuman terakhir, pemangkasan anggaran akan berdampak dalam 10 K/L terbesar, berikut rencana terakhir pemangkasannya:

Kepercayaan Konsumen Indonesia

Hari ini Selasa (11/2/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Januari 2025. Sebelumnya, hasil Survei Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2024 sebesar 127,7, naik 1,8 poin dibanding bulan sebelumnya, yang sebesar 125,9.

Menurut Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, penguatan tersebut didorong oleh perbaikan dalam Indeks Penghasilan Saat Ini, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama. Ketiga indeks tersebut masing-masing meningkat menjadi 123,9, 112,2 dan 111,8 pada Desember 2024, dibandingakn sebelumnya 121,9, 110,1 dan 108,4 pada November 2024.

Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2025

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menggelar  Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2025 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat. Hadir dalam pertemuan tersebut adalah semua dewan komisioner serta pemerintah

Menarik disimak apakah OJK akan mengeluarkan aturan dan kebijakan baru dalam mengantisipasi perkembangan ekonomi terbaru.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

• Kepercayaan Konsumen Indonesia periode Januari 2025.

*  Pembukaan Musyawarah Nasional XVIII PHRI di Royal Safari Gorden Hotel, Bogor (09.00 WIB)

*  Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2025 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (09.00 WIB)

* Press Conference Mandiri Investment Forum 2025 di Fairmont Hotel, Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain Direktur Utama Bank Mandirii (12.00 WIB).

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

• RUPS PT OBM Drilchem Tbk (OBMD)
• PUBEX PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP)
• PUBEX PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM)

* Tanggal DPS Dividen Tunai Interim PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk.
MORA

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular