Newsletter

Mencoba Melihat Kejernihan di antara Riak Retorika Trump

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
06 December 2019 06:24
Data Pengangguran Oke, Wall Street Masih Nggak Pede
Foto: Muhammad Sabki
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis pada Kamis kemarin, setelah pada pembukaan sempat memerah di sesi pertama perdagangan. Investor mencerna data tenaga kerja yang kuat sembari memantau perkembangan negosiasi perang dagang antara AS dan China.

Dow Jones Industrial Average bertambah 28,01 poin (0,1%) ke level 27.677,79. Indeks S&P 500 menguat 0,16% menjadi 3.117,43 sedangkan Nasdaq naik kurang dari 0,1% menjadi 8.570,7. Penopangnya adalah saham sektor teknologi, seperti Apple yang naik lebih dari 1%. Indeks sektor komunikasi dan teknologi masing-masing tumbuh 0,4% .

"Bursa saham AS terlihat berada di mode berhenti sementara.. Proyeksi kami bursa bergerak dalam tren menyamping hingga akhir tahun tetapi saya menduga akan ada volatilitas," ujar Terry Sandven, Chief Equity Strategist Bank Wealth Management sebagaimana dikutip CNBC International.

Data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa pengajuan klaim asuransi pengangguran AS (mingguan) anjlok 203.000 pekan lalu, di bawah estimasi Reuters sebesar 215.000. Ini merupakan angka yang terendah dalam tujuh bulan terakhir sehingga menghapuskan kekhawatiran soal data slip gaji karyawan baru yang tumbuh di bawah ekspektasi Rabu lalu.

Sayangnya, data positif itu tak berujung pada lonjakan kenaikan Dow Jones cs. Pasar masih menunggu arah negosiasi antara AS dan China, terutama pada satu titik isu: pencabutan tarif yang diberlakukan AS secara sepihak.

"Kecuali ada kesepakatan yang ditekan satu setengah pekan ke depan, atau AS secara sepihak memutuskan menunda atau membatalkan tarif tambahan yang bakal diberlakukan, kita akan melihat semua (reli ini) berantakan," tutur Brian Nick, kepala perencana investasi Nuveen, kepada CNBC International.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng pada Kamis kemarin mengatakan kedua belah pihak masih melakukan komunikasi yang erat terkait perdagangan. Dia tak memberikan detil seputar kemajuan negosiasi, hanya berkata bahwa Beijing percaya "jika kedua belah pihak mencapai kesepakatan fase pertama, tarif terkait harus dipangkas."

Merespons itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa sesuatu bisa terjadi terkait dengan tarif, meski "belum ada diskusi ke arah sana". Dia mengklaim bahwa negosiasi berlangsung dengan baik.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular