Newsletter

Berharap Window Dressing Bantu "Normalisasi" Transaksi Bursa

Arif Gunawan & sef, CNBC Indonesia
02 December 2019 07:03
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara

Salah satu alasan bagus untuk aksi window dressing para manajer investasi (MI) hari ini adalah data inflasi yang berpeluang mendarat di angka moderat, menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tidak kepanasan dan juga tidak terlampau dingin.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi November akan berada di kisaran 0,2% secara month-on-month (MoM) dan 3,065% secara tahunan (year-on-year/ YoY). Sementara itu, inflasi inti diramal 3,16% YoY.

Polling ini sejalan dengan konsensus yang disusun Reuters dan Trading Economics yang memperkirakan inflasi bulanan sebesar 0,2% dan inflasi tahunan 3,06%. Inflasi inti diprediksi sedikit lebih lemah dari konsensus CNBC Indonesia, yakni di kisaran 3,14%.

Jika tidak ada kejutan yang menghentak, maka capaian inflasi tersebut bakal sesuai dengan koridor Bank Indonesia (BI) dan target pemerintah yang masing-masing menargetkan inflasi tahunan sebesar 2,5%-4,5% dan 3,5% hingga akhir 2019.

Dus, saham-saham perbankan dan ritel berpeluang menjadi sasaran beli, terutama saham konsumer yang sepanjang pekan lalu saja sudah tertekan 1,9%. Ketika inflasi terjaga, maka daya beli masyarakat relatif masih kuat untuk membeli barang-barang konsumer.

Perhatian pasar hari ini juga akan tertuju pada Purchasing Manager Index (PMI) Manufacturing per November yang bakal ramai dirilis pekan ini. China, Indonesia, Korea Selatan dan Uni Eropa bakal mendapat giliran pertama merilis indikator aktivitas pemesanan bahan baku dan barang modal manufaktur mereka tatkala jam perdagangan bursa hari ini masih aktif.

Khusus untuk China dan Korsel, data PMI manufaktur kedua negara tersebut bakal mengonfirmasi efek perang dagang yang sudah berlangsung selama 18 bulan terakhir ini. Menurut Trading Economics, Angka PMI Manufaktur Caixin di China bakal berada di angka 51,4 alias masih ekspansif, tetapi lebih lambat dibanding posisi bulan sebelumnya pada 51,7.

Di sisi lain, PMI Manufaktur AS (November) versi Markit bakal dirilis nanti malam, dan diproyeksikan berada di angka 52,2 alias masih berekspansi, dengan laju yang lebih baik dari posisi sebelumnya pada 51,3. Namun, PMI Manufaktur versi ISM untuk AS masih berada di angka 49,2 yang mengindikasikan kontraksi di sektor manufaktur.

Ada baiknya juga memperhatikan rangkaian aksi demo buruh pekan ini yang pada Senin bakal berbarengan dengan konsentrasi massa gerakan 212. Selama ini, demo buruh di Ibu Kota cenderung tertib dan tak membuat investor jiper. Demikian juga dengan aksi massa 212.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular