Newsletter

Sentimen Masih Campur Aduk, Ke Mana Arah IHSG Hari Ini?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 October 2019 06:50
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Foto: Pertemuan G-20 Trump-Xi (REUTERS/Kevin Lamarque)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati 4 sentimen baik dalam negeri maupun global yang mampu menggerakkan pasar keuangan.

Pertama tentu dari bursa Wall Street yang ditutup kompak di zona hijau. Kabar yang melegakan ini tentu diharapkan dapat menjadi katalis bagi bursa kawasan Asia terutama bursa Indonesia.

Kedua, tentu terkait kelanjutan konflik dagang AS-China yang sampai saat ini belum mencapai kesepakatan berarti.

AS berjanji untuk menunda tarif untuk berbagai produk China yang akan berlaku 15 Oktober ini. Trump juga mengatakan bahwa China telah setuju untuk membeli barang pertanian senilai US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar dari AS dalam fase pertama perjanjian untuk mengakhiri perang dagang.

Namun membeli produk pertanian AS sebegitu banyaknya tentu hal yang tidak mudah. Mengutip Bloomberg, China akan melakukan pembelian hanya jika Presiden AS Donald Trump menarik kembali pungutan yang diberlakukan sejak perang dagang dimulai.

Perang dagang AS-China tidak hanya membuat perekonomian kedua negara terguncang. Ekonomi dunia pun kena imbasnya.

Negeri Paman Sam mengalami perlambatan pertumbuhan yang signifikan di sektor manufaktur dan jasa. Ekonomi AS tumbuh melambat dicirikan dengan indeks PMI manufaktur yang berada di angka 47,8 terparah sejak 10 tahun terakhir serta indeks PMI jasa AS yang juga melambat dan mencatatkan rekor terendahnya sejak 2016.



Ekonomi China pun tumbuh melambat. Angka pertumbuhan ekonomi China pada kuartal kedua tercatat sebesar 6,2% atau paling rendah dalam 27 tahun terakhir. Selain itu, aktivitas ekspor dan impor China di bulan September juga mengalami kontraksi masing-masing 3,2% dan 8,5%.

Dampak adanya perang dagang ini tidak main-main, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia berada di angka 3%, lebih rendah dari periode Juli.

Selain itu IMF juga memprediksi GDP output global juga turun 0,8% pada 2020 dibarengi dengan penurunan GDP output China sebesar 2% dan Amerika 0,6%.

Tidak lupa, investor juga perlu memperhatikan hubungan AS-Eropa yang memanas akibat subsidi ilegal Uni Eropa terhadap Airbus yang membuat AS menderita kerugian US$ 7,5 miliar tiap tahunnya.



BERLANJUT KE HALAMAN 4 >>
(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular