Polling CNBC Indonesia

Neraca Dagang September Diramal Surplus, Tapi Wajib Waspada!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 October 2019 12:03
Neraca Dagang September Diramal Surplus, Tapi Wajib Waspada!
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja perdagangan internasional Indonesia diperkirakan membaik pada September. Surplus neraca perdagangan September diperkirakan lebih baik ketimbang bulan sebelumnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data perdagangan internasional periode September esok hari. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias negatif 6,1% year-on-year (YoY). Sementara impor diperkirakan mengalami kontraksi 4,5% YoY dan neraca perdagangan surplus US$ 104,2 juta.

Institusi

Pertumbuhan Ekspor (%YoY)

Pertumbuhan Impor (%YoY)

Neraca Perdagangan (US$ Juta)

CIMB Niaga

-5.5

-4.2

100

ING

-0.8

2.7

-198.9

Moody's Analytics

-

-

300

Bank Permata

-5.84

-3.48

-49.13

Barclays

-6.5

-5.5

190

Danareksa Research Institute

-2.5

-1.2

108.4

Standard Chartered

-6.1

-5

133

BCA

-7.6

-4.5

-163

Bahana Sekuritas

-4.82

-1.23

-225

Maybank Indonesia

-6.12

-4.89

115

Bank Danamon

-10.62

-8.02

-99

Citi

-12.8

-12.2

186

MEDIAN

-6.1

-4.5

104.2


Jika realisasinya sesuai dengan ekspektasi, maka kinerja perdagangan bakal membaik dibandingkan Agustus. Kala itu, ekspor terkontraksi 9,99%, impor turun 15,6%, dan neraca perdagangan surplus tipis US$ 85,1 juta.

Baca: Neraca Dagang Agustus 2019 Surplus Tipis US$ 80 Juta

"Kami memperkirakan surplus perdagangan akan melebar karena faktor musiman di sisi migas. Selain itu, impor mesin juga menurun," kata Helmi Arman, Ekonom Citi.

Pada September, memang biasanya harga minyak cenderung turun. Sebab bumi belahan utara (northern hemisphere) sedang mengalami musim gugur, cuaca tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

Iklim yang santai ini membuat kebutuhan pendingin atau penghangat ruangan tidak terlalu besar. Akibatnya, permintaan sumber energi menurun sehingga harga minyak ikut bergerak ke selatan.



(BERLANJUT KE HALAMAN 2)


Hal yang menarik adalah ekspor, yang masih saja negatif. Apabila ekspor benar-benar turun lagi pada September, maka kontraksi akan terjadi selama 11 bulan beruntun.



Baca: Ekspor RI Turun 10 Bulan Beruntun, Apa yang Salah?

Apa mau dikata, performa ekspor Indonesia memang masih sangat bergantung kepada komoditas. Kala harga komoditas turun, ekspor akan ikut jeblok.

Indonesia punya dua komoditas andalan ekspor yaitu batu bara dan minyak sawit mentah (CPO). Sepanjang September, harga CPO ambrol 4,43% secara point-to-point.

 

Penurunan harga CPO disebabkan oleh stok yang berlimpah di Malaysia. Bersama Indonesia, Malaysia adalah negara produsen CPO terbesar di dunia.

Pada September, stok CPO Malaysia adalah 2,4 juta ton, melonjak 9,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan stok disebabkan oleh bertambahnya produksi sebesar 1,2% month-on-month (MoM) menjadi 1,84 juta ton, tertinggi sejak November tahun lalu.

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)



'Untungnya' impor juga ikut turun seiring dengan permintaan domestik yang masih terbatas. Ini terlihat dari optimisme dunia usaha dan konsumen yang terus melambat.

Dari sisi dunia usaha, Purchasing Managers's Index (PMI) manufaktur Indonesia periode September berada di angka 49,1. PMI di bawah 50 berarti dunia usaha sedang pesimistis, enggan melakukan ekspansi. Sudah tiga bulan beruntun PMI manufaktur Indonesia tidak menyentuh 50.

Sementara di sisi konsumen, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September adalah 121,8. Masih di atas 100, berarti masih optimistis. Namun IKK terus menurun dan angka September adalah yang terendah sejak November 2018.

 


Well, memang neraca perdagangan masih bisa surplus karena ekspor yang turun disertai dengan impor yang ikut melambat. Ini sebenarnya bukan kondisi yang ideal, karena menandakan kelesuan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, surplus perdagangan September (jika terjadi) jangan dulu disyukuri. Sebab surplus perdagangan ini malah menjadi sinyal perlambatan ekonomi...


TIM RISET CNBC INDONESIA



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular