
Newsletter
Duet Maut Perang Dagang dan Resesi Masih Menghantui
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 October 2019 05:18

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya perkembangan di Wall Street yang melegakan. Optimisme di New York diharapkan bisa menyeberang sampai ke Asia.
Sentimen kedua, investor tetap harus waspada karena perekonomian AS jauh dari kata baik-baik saja. ISM melaporkan bahwa PMI jasa AS pada September berada di 52,6. Masih di atas 50, tetapi angka itu adalah yang terendah sejak Agustus 2016.
Sektor jasa mewakili lebih dari dua pertiga ekonomi AS. Jika sektor ini melambat, maka perekonomian AS juga terancam kehilangan lajunya bahkan bukan tidak mungkin sampai terkontraksi alias tumbuh negatif.
Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan bahwa klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 28 September naik 4.000 menjadi 219.000. Artinya, pasar tenaga kerja pun sudah mulai 'batuk-batuk'.
Oleh karena itu, risiko resesi di AS menjadi sesuatu yang tidak boleh disepelekan. The Fed New York memperkirakan probabilitas resesi terjadi pada Agustus 2020 adalah 37,93%. Kemungkinan itu adalah yang tertinggi sejak Maret 2008.
Kalau AS benar-benar sampai resesi, maka perekonomian dunia pasti akan terpukul. Bukan apa-apa, AS adalah perekonomian nomor satu dunia, konsumen terbesar di planet bumi. Saat permintaan di sana melambat, maka negara-negara lain jangan berharap ekspor dan investasi bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sentimen kedua, investor kemungkinan bakal wait and see karena ada rilis data penting di AS pada malam hari ini waktu Indonesia yaitu data ketenagakerjaan. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekonomi AS menciptakan 145.000 lapangan kerja pada September, membaik dibandingkan Agustus yaitu 130.000.
Data ini menjadi penting karena menjadi salah satu penentu dalam perumusan kebijakan moneter. Kalau penciptaan lapangan kerja membaik dan angka pengangguran turun, maka bisa jadi The Fed akan pikir-pikir dulu untuk menurunkan suku bunga acuan.
Namun jika sebaliknya, maka The Fed semakin yakin untuk menurunkan suku bunga acuan. Bahkan mungkin bisa dua kali lagi sampai akhir tahun ini.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
Sentimen kedua, investor tetap harus waspada karena perekonomian AS jauh dari kata baik-baik saja. ISM melaporkan bahwa PMI jasa AS pada September berada di 52,6. Masih di atas 50, tetapi angka itu adalah yang terendah sejak Agustus 2016.
Sektor jasa mewakili lebih dari dua pertiga ekonomi AS. Jika sektor ini melambat, maka perekonomian AS juga terancam kehilangan lajunya bahkan bukan tidak mungkin sampai terkontraksi alias tumbuh negatif.
Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan bahwa klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 28 September naik 4.000 menjadi 219.000. Artinya, pasar tenaga kerja pun sudah mulai 'batuk-batuk'.
Oleh karena itu, risiko resesi di AS menjadi sesuatu yang tidak boleh disepelekan. The Fed New York memperkirakan probabilitas resesi terjadi pada Agustus 2020 adalah 37,93%. Kemungkinan itu adalah yang tertinggi sejak Maret 2008.
Kalau AS benar-benar sampai resesi, maka perekonomian dunia pasti akan terpukul. Bukan apa-apa, AS adalah perekonomian nomor satu dunia, konsumen terbesar di planet bumi. Saat permintaan di sana melambat, maka negara-negara lain jangan berharap ekspor dan investasi bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sentimen kedua, investor kemungkinan bakal wait and see karena ada rilis data penting di AS pada malam hari ini waktu Indonesia yaitu data ketenagakerjaan. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekonomi AS menciptakan 145.000 lapangan kerja pada September, membaik dibandingkan Agustus yaitu 130.000.
Data ini menjadi penting karena menjadi salah satu penentu dalam perumusan kebijakan moneter. Kalau penciptaan lapangan kerja membaik dan angka pengangguran turun, maka bisa jadi The Fed akan pikir-pikir dulu untuk menurunkan suku bunga acuan.
Namun jika sebaliknya, maka The Fed semakin yakin untuk menurunkan suku bunga acuan. Bahkan mungkin bisa dua kali lagi sampai akhir tahun ini.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular