Newsletter

Sentimen Global Mulai Tenang, Perhatian Kini Tertuju pada BI

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
22 August 2019 07:00
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Perhatian pelaku pasar bakal kembali mengarah ke dalam negeri, menyusul RDG Bank Indonesia yang bakal berakhir pada siang hari ini. Untuk sementara, mayoritas pelaku pasar sebagaimana tercermin dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia, bertaruh suku bunga acuan Indonesia akan tetap di level 5,75%.

BI saat ini berada dalam pilihan antara menjaga stabilitas kurs mata uang, atau memberikan bantuan bagi perekonomian dengan memangkas suku bunga lagi untuk memberikan stimulus guna mendongkrak ekonomi yang saat ini cenderung stagnan di angka 5%.

Di tengah tingkat inflasi yang terjaga dalam kepungan ketidakpastian eksternal dalam jangka menengah, menjaga suku bunga acuan di level sekarang menjadi pilihan yang aman bulan ini. Sebaliknya, pemangkasan sebesar 25 bps bakal terlihat "agresif" di tengah problem defisit transaksi berjalan (current aaccount deficit/CAD) yang masih bengkak.

Sentimen dari bursa global sejauh ini terbilang positif, dengan penjualan ritel AS yang begitu kuat hingga mengaburkan kekhawatiran akan resesi dalam waktu dekat. Situasi psikologi pasar yang kian tenang ini terkonfirmasi dari menguatnya Wall Street meski risalah rapat The Fed pada Juli jelas mengindikasikan tidak bakal ada pelonggaran moneter yang agresif. 

Dalam rilis tersebut, Fed menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juli lalu hanyalah "rekalibrasi". Setelah risalah rapat itu dirilis, kurva antara obligasi pemerintah AS betenor 2 tahun dan tenor 10 tahun menjadi flat sama-sama di level 1,58%.


Namun di balik ketenangan tersebut, pelaku pasar harus mencermati potensi riak di perekonomian AS. Betul bahwa penjualan ritel meningkat, tetapi sebagaimana diingatkan oleh 
Chief Investment Officer Gluskin Sheff, David Rosenberg, pertumbuhan itu belum tentu berkesinambungan dan bahkan bisa memicu bubble ekonomi.

Pangkal persoalannya terletak pada kenyataan bahwa mayoritas penjualan ritel di AS--yang tumbuh 0,7% (per Juli), melanjutkan kenaikan 0,3% pada Juni--dilakukan dengan kredit. Sementara, pendapatan bulanan rata-rata pekerja AS menurun sebesar 0,3% secara bulanan pada Juli.

Karena itu, pelaku pasar harus memperhatikan data pengangguran dan tenaga kerja di AS yang bakal dirilis pada malam hari ini.  

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular