Newsletter

Ketakpastian Politik Meninggi, Solusi Klasik Ekonomi Kian Aus

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
21 August 2019 07:00
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Hari ini ceritanya adalah tentang pemimpin-pemimpin negara di ranah politik yang berusaha exist dalam kekuasaannya dengan berujung pada distorsi kebijakan dan norma ekonomi global. Pesimisme seputar prospek ekonomi muncul karena kebijakan ekonomi klasik dikhawatirkan kian aus untuk mengatasi persoalan politik tersebut.

Di tengah belum adanya kejelasan ujung perang dagang, investor mulai berpikir ulang sejauh mana kebijakan ekonomi dari sisi fiskal dan moneter yang disiapkan bakal mampu mengatasi dampak ekonomi yang muncul dari keributan-keributan politik yang ada.

Sentimen pertama yang masih dicermati tentu saja seputar prospek ekonomi global menyusul perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, AS dan China. Pelaku pasar kini berusaha mencari "ketenangan diri" dengan mencermati risalah rapat the Federal Reserve (Fed minutes meeting) dari pertemuan Juli yang bakal dirilis Kamis dini hari. 

Pelaku pasar dapat menemukan petunjuk untuk melihat nada kebijakan moneter bank sentral AS yang bakal memengaruhi kebijakan moneter selanjutnya dan sejauh mana mereka melihat prospek ekonomi Negara Adidaya tersebut.

Pasar juga menunggu sejauh mana pengunduran diri Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte bakal memengaruhi prospek ekonomi negara tersebut. Conte mundur setelah menyerang Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini dengan tuduhan bahwa Salvini merusak koalisi demi keuntungan politik dan pribadi.

Pemilu dipastikan bakal digelar pada tahun ini. Merespons perkembangan ini, bursa saham Milan tertekan sebesar 1,11 %.


Sentimen lain yang juga patut dicerna datang Argentina. Kepada Reuters, perusahaan pemeringkat global Fitch Ratings menyatakan siap memangkas peringkat utang negara tersebut jika pelemahan peso kian berlarut dan memicu risiko gagal bayar (default).

Argentina selama ini menerbitkan utang dalam denominasi dolar AS. Mata uang peso anjlok hingga 18% pekan lalu setelah Presiden Mauricio Macri yang dinilai pro-bisnis tersingkir pada 11 Agustus, dan rivalnya dari kaum kiri-tengah Alberto Fernandez dinilai berpeluang memenangkan pemilihan presiden pada Oktober.

Dari Indonesia, data penjualan otomotif yang kurang bagus bakal menekan saham-saham otomotif, dan juga saham keuangan yang memiliki eksposur lumayan tinggi di pembiayaan otomotif. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merilis penjualan mobil turun secara tahun berjalan maupun tahunan.

Kenaikan hanya terjadi secara bulanan yakni menjadi 89.110 unit, dari periode juni 2019 (sebesar 59.539 unit) akibat adanya event GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019. Ini menunjukkan bahwa konsumsi swasta dan rumah tangga untuk barang tahan lama (durable goods) masih lemah.

Penjualan Juli 2019 dibandingkan dengan Juli 2018 menurun karena pada periode yang sama tahun lalu itu, penjualan mobil mencapai 107.474. Sementara itu, penjualan Januari-Juli 2019 tercatat sebesar 570.331 unit, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 661.247 unit.  

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular