
Newsletter
Ketakpastian Politik Meninggi, Solusi Klasik Ekonomi Kian Aus
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
21 August 2019 07:00

Pada perdagangan Selasa waktu setempat di New York, bursa saham AS ditutup terkoreksi, menghentikan penguatan yang dibukukan tiga hari berturut-turut. Dow Jones melemah 0,7% (173,35 poin) ke 25.962,44 sedangkan indeks S&P 500 tertekan 0,8% ke 2.900,51, dan indeks Nasdaq terpeleset 0,7% ke 7.948,56.
Angin sentimen sedang tak sejuk. Bahkan Home Depot yang melaporkan perolehan laba di atas ekspektasi, hingga sahamnya naik 4,4%, mengingatkan bahwa perang dagang bakal memukul belanja konsumen sehingga memaksa perseroan memangkas target pendapatan tahun ini.
Di tengah belum adanya kejelasan ujung perang dagang, investor kembali menduga-duga arah prospek ekonomi AS setelah The Washington Post dan The New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Trump berencana memangkas pajak penghasilan pribadi untuk memitigasi perlambatan ekonomi.
Trump sendiri, sebagaimana diberitakan CNBC International pada Selasa waktu setempat, menyatakan bahwa kebijakan tersebut pernah masuk dalam pertimbangannya. Namun, juru bicara Gedung Putih merilis pernyataan resmi yang menampik laporan itu, mengatakan bahwa pemangkasan PPh tersebut “bukan sesuatu yang dipertimbangkan pada saat ini.”
Koreksi bursa AS terjadi bersamaan dengan turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah (US treasury) bertenor 10 tahun sebesar 5 basis poin (bp) ke 1,54%. Kondisi ini memicu koreksi saham-saham perbankan seperti Citigroup, Bank of America, dan J,P, Morgan Chase.
Aksi borong obligasi pemerintah AS jangka panjang itu terjadi karena pelaku pasar khawatir dengan kebuntuan politik di Italia, setelah Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengundurkan diri. Tak terkonsolidasinya kekuatan politik di Italia membuat ekspektasi pertumbuhan ekonomi negeri itu kian menipis.
Italia adalah negara dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) tertinggi kedua di kawasan setelah Yunani, yakni mencapai 131%. Gejolak politik di Negeri Pizza ini menambah kekhawatiran di zona Euro yang sedang meninggi karena rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa kian dekat pada opsi no-deal (tanpa kesepakatan).
Untuk perang dagang, belum ada perkembangan berarti meski optimisme damai dagang masih ada.
Presiden AS Donald Trump telah memutuskan menunda beberapa tarif China terbaru hingga Desember dan memberikan tenggat bagi raksasa teknologi China, Huawei, untuk terus berdagang dengan perusahaan AS. Trump juga menegaskan kedua pihak akan mengadakan pembicaraan bulan depan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(ags)
Angin sentimen sedang tak sejuk. Bahkan Home Depot yang melaporkan perolehan laba di atas ekspektasi, hingga sahamnya naik 4,4%, mengingatkan bahwa perang dagang bakal memukul belanja konsumen sehingga memaksa perseroan memangkas target pendapatan tahun ini.
Di tengah belum adanya kejelasan ujung perang dagang, investor kembali menduga-duga arah prospek ekonomi AS setelah The Washington Post dan The New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Trump berencana memangkas pajak penghasilan pribadi untuk memitigasi perlambatan ekonomi.
Trump sendiri, sebagaimana diberitakan CNBC International pada Selasa waktu setempat, menyatakan bahwa kebijakan tersebut pernah masuk dalam pertimbangannya. Namun, juru bicara Gedung Putih merilis pernyataan resmi yang menampik laporan itu, mengatakan bahwa pemangkasan PPh tersebut “bukan sesuatu yang dipertimbangkan pada saat ini.”
Koreksi bursa AS terjadi bersamaan dengan turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah (US treasury) bertenor 10 tahun sebesar 5 basis poin (bp) ke 1,54%. Kondisi ini memicu koreksi saham-saham perbankan seperti Citigroup, Bank of America, dan J,P, Morgan Chase.
Aksi borong obligasi pemerintah AS jangka panjang itu terjadi karena pelaku pasar khawatir dengan kebuntuan politik di Italia, setelah Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengundurkan diri. Tak terkonsolidasinya kekuatan politik di Italia membuat ekspektasi pertumbuhan ekonomi negeri itu kian menipis.
Italia adalah negara dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) tertinggi kedua di kawasan setelah Yunani, yakni mencapai 131%. Gejolak politik di Negeri Pizza ini menambah kekhawatiran di zona Euro yang sedang meninggi karena rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa kian dekat pada opsi no-deal (tanpa kesepakatan).
Untuk perang dagang, belum ada perkembangan berarti meski optimisme damai dagang masih ada.
Presiden AS Donald Trump telah memutuskan menunda beberapa tarif China terbaru hingga Desember dan memberikan tenggat bagi raksasa teknologi China, Huawei, untuk terus berdagang dengan perusahaan AS. Trump juga menegaskan kedua pihak akan mengadakan pembicaraan bulan depan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(ags)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular