
Newsletter
Kali ini, Pertaruhan Masa Depan Perang Dagang Ada di Huawei
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
19 August 2019 07:01

Pada perdagangan Jumat waktu setempat di New York pekan lalu, bursa saham AS ditutup dengan posisi rebound (berbalik menguat) dan berada di zona hijau menyambut akhir pekan.
Dow Jones Industrial Average naik 306,62 poin atau 1,2% menjadi 25.886,01, sementara S&P 500 naik 1,4%, atau 41,08 poin, menjadi 2.888,68 dan Nasdaq Composite sekitar 1,7% lebih tinggi pada 7.895,99.
Saham-saham teknologi ditutup menguat, seperti misalnya Apple dan Nvidia yang memimpin kenaikan tersebut. Namun secara mingguan, indeks Dow Jones masih kehilangan 1,5% pada akhir pekan lalu.
Perang dagang antara AS dan China masih merupakan pendorong besar pergerakan pasar. Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah memutuskan untuk menunda beberapa tarif China terbaru hingga Desember. Trump juga menegaskan kedua pihak akan mengadakan pembicaraan bulan depan.
"September, pertemuan masih berjalan seperti yang saya pahami, tapi saya pikir lebih penting daripada September, kami berbicara melalui telepon, dan kami melakukan pembicaraan yang sangat produktif," kata Trump kepada wartawan, Kamis.
Komentarnya muncul setelah China berjanji akan melawan tarif terbaru atas barang-barang China senilai US$ 300 miliar, tetapi mendesak AS untuk bertemu setengah jalan untuk mengamankan perjanjian.
Hanya saja, sikap Trump seperti biasa masih mendua, alias tidak tertebak mana yang sebenarnya. Dalam jumpa pers pada Minggu waktu setempat, dia menyatakan kurang optimistis dengan prospek capaian kesepakatan dagang dengan China.
"Aku belum ingin meneken kesepakatan," tutur Trump sebagaimana dilaporkan Reuters. Dia bahkan mulai menyeret isu perang dagang ke ranah politik dalam negeri China, terkait dengan penanganan aksi protes di Hong Kong.
Bagi Beijing, tiap upaya negara asing mencampuri urusan dalam negeri mereka merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolerir, alias garis yang tak boleh dilanggar.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(ags)
Dow Jones Industrial Average naik 306,62 poin atau 1,2% menjadi 25.886,01, sementara S&P 500 naik 1,4%, atau 41,08 poin, menjadi 2.888,68 dan Nasdaq Composite sekitar 1,7% lebih tinggi pada 7.895,99.
Saham-saham teknologi ditutup menguat, seperti misalnya Apple dan Nvidia yang memimpin kenaikan tersebut. Namun secara mingguan, indeks Dow Jones masih kehilangan 1,5% pada akhir pekan lalu.
Perang dagang antara AS dan China masih merupakan pendorong besar pergerakan pasar. Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah memutuskan untuk menunda beberapa tarif China terbaru hingga Desember. Trump juga menegaskan kedua pihak akan mengadakan pembicaraan bulan depan.
"September, pertemuan masih berjalan seperti yang saya pahami, tapi saya pikir lebih penting daripada September, kami berbicara melalui telepon, dan kami melakukan pembicaraan yang sangat produktif," kata Trump kepada wartawan, Kamis.
Komentarnya muncul setelah China berjanji akan melawan tarif terbaru atas barang-barang China senilai US$ 300 miliar, tetapi mendesak AS untuk bertemu setengah jalan untuk mengamankan perjanjian.
Hanya saja, sikap Trump seperti biasa masih mendua, alias tidak tertebak mana yang sebenarnya. Dalam jumpa pers pada Minggu waktu setempat, dia menyatakan kurang optimistis dengan prospek capaian kesepakatan dagang dengan China.
"Aku belum ingin meneken kesepakatan," tutur Trump sebagaimana dilaporkan Reuters. Dia bahkan mulai menyeret isu perang dagang ke ranah politik dalam negeri China, terkait dengan penanganan aksi protes di Hong Kong.
Bagi Beijing, tiap upaya negara asing mencampuri urusan dalam negeri mereka merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolerir, alias garis yang tak boleh dilanggar.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(ags)
Pages
Most Popular