Newsletter

Penonton Kecewa! Kebijakan ECB & The Fed tak Terlalu Longgar

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 July 2019 06:21
Cermati Sentimen Penggerak Hari Ini (1)
Foto: Bursa Efek Indonesia (BEI) (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Merahnya Wall Street bukan kabar bagus bagi bursa saham Asia. Tidak hanya Wall Street, bursa Eropa juga berakhir melemah Kamis kemarin, FTSE 100 Inggris turun 0,17%, DAX Jerman dan CAC Prancis masing-masing kehilangan nilainya 1,28% dan 0,5%.

Kompaknya bursa AS dan Eropa melemah menjadi sentimen pertama yang harus diperhatikan, bursa saham Benua Kuning kemungkinan akan mengikuti pergerakan tersebut, termasuk IHSG.

Sentimen kedua adalah kemungkinan tidak ada pelonggaran moneter yang agresif dari bank sentral utama dunia.



Presiden ECB, Mario Draghi, dalam konferensi pers kemarin menyatakan kemungkinan zona euro mengalami resesi sangat kecil. Draghi yang akan digantikan oleh Christine Lagarde (mantan direktur pelaksana IMF) pada 1 November nanti juga melihat dalam jangka menengah inflasi diperkirakan akan meningkat akibat berlanjutnya ekspansi ekonomi serta pertumbuhan upah yang cukup bagus.

Pernyataan Draghi tersebut memberikan pesan yang kuat. Meski tetap membuka peluang menurunkan suku bunga serta mengaktifkan kembali program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE), tetapi ECB tidak akan terlalu agresif dalam melonggarkan kebijakan moneternya.

Saat pengumuman kebijakan kemarin, suku bunga ECB yakni main refinancing rate, lending facility, dan deposit facility masing-masing dipertahankan sebesar 0%, 0,25% dan -0,4%. ECB menyatakan suku bunga akan masih akan di level saat ini atau lebih rendah lagi setidaknya hingga semester I 2020.

Artinya kebijakan pelonggaran moneter kemungkinan hanya dilakukan selama sembilan bulan, jika ECB memangkas suku bunga di bulan September sesuai prediksi para analis. Di semester II 2020, ECB kemungkinan akan menaikkan kembali suku bunganya jika perekonomian sudah membaik dan inflasi meningkat.



Pengumuman ECB tersebut membuat euro vs dolar bolak balik saling “hajar”, yang membuat indeks dolar naik turun cukup signifikan, sebelum akhirnya berhasil menguat tipis 0,06% ke level 97,79 berdasarkan data Refinitiv. 

Kembali menguatnya indeks dolar, meski tipis, tentunya bukan kabar bagus bagi rupiah pada hari ini.

Halaman Selanjutnya >>>   (pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular