Newsletter

Ada Hawa Negatif, Suku Bunga BI Masih Ngaruh Gak Ya?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 July 2019 06:10
Cermati Sentimen Pernggerak Pasar Hari Ini
Foto: Gedung Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Performa kurang bagus dari Wall Street dan IHSG yang berada di level tertinggi sejak 2 Mei tentunya akan membuatnya rentan terkena aksi ambil untung (profit taking). Hal tersebut yang patut diperhatikan pertama kali.

Begitu juga rupiah yang masih berada di dekat level terkuat dalam satu tahun, aksi ambil untung rentan terjadi apalagi melihat indeks dolar AS yang menguat cukup tajam pada perdagangan Jumat lalu. Indeks yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam ini menguat 0,37% setelah melemah dalam dua hari beruntun masing-masing 0,18% dan 0,44%.

Kenaikan indeks dolar di hari Jumat tersebut tentunya bisa memberikan tekanan rupiah.



Hari pertama perdagangan pekan ini juga bisa memberikan gambaran apakah sentimen pemangkasan suku bunga BI masih memberikan dampak ataukah sudah mulai memudar.

Melihat pergerakan pasar finansial di hari Jumat lalu, pemangkasan suku bunga BI masih mampu mendongkrak kinerja. Harapan akan laju perekonomian Indonesia yang semakin kencang setelah suku bunga dipangkas terus mendorong investor asing masuk ke Indonesia.

Hal yang perlu dicermati selanjutnya adalah perkembangan hubungan Barat dengan Iran setelah kejadian penangkapan kapal milik Inggris pekan lalu. Iran sudah mendesak Inggris untuk tidak menggunakan politik dalam negeri yang bisa memperburuk hubungan kedua negara.

Inggris sebelumnya mengatakan penangkapan kapal tanker bernama Stena Impero sebagai “tindakan bermusuh” dan menolak penjelasan Pemerintah Tehran jika penangkapan dilakukan karena kapal tanker Inggris terlibat kecelakaan.

Memanasnya hubungan kedua negara bisa memberikan sentimen negatif ke pasar finansial global, termasuk di Indonesia.

Masih dari Inggris, Menteri Keuangan Philip Hammond pada Minggu kemarin mengatakan akan mengundurkan diri hari Rabu nanti. Hammond menyatakan, jika Boris Johnson menjadi Perdana Menteri Inggris nanti maka kemungkinan Inggris akan keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan bisa terjadi, dan ia menolak hal tersebut.

Hammond merasa dirinya akan diberhentikan sebagai Menteri Keuangan akibat menolak terjadinya no-deal Brexit, sehingga ia memutuskan mengundurkan diri sebelum hal itu terjadi. No-deal Brexit diperkirakan akan membawa Inggris, negara dengan nilai ekonomi terbesar ke-lima dunia, masuk ke jurang resesi.

Sikap Hammond tersebut menunjukkan kemungkinan terjadinya no-deal Brexit pada 31 Oktober nanti cukup besar, hal itu tentunya memberikan sentimen yang buruk ke pasar.

Selain itu, dari dalam negeri akan dirilis data realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Investasi merupakan komponen penting dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), porsi Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) yang terkait dengan investasi memiliki andil lebih dari 30% terhadap PDB Indonesia.

Namun, data ini baru akan dirilis pada pukul 17:00 WIB, atau setelah perdagangan Senin ditutup, sehingga efeknya baru akan terlihat pada perdagangan selanjutnya.

Halaman Selanjutnya >>> (pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular