Newsletter

Data Ekonomi Hijau & Harga Minyak Anjlok: Semoga Bawa Berkah

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
16 July 2019 06:14
Ekonomi China Lesu & Antisipasi Laporan Keuangan, Wall Street Bergerak Terbatas
Foto: Reuters
Ekonomi China Lesu & Antisipasi Laporan Keuangan, Wall Street Bergerak Terbatas

Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama ditutup di zona hijau meski ada yang bergerak dalam rentang terbatas. Data pasar menunjukkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,1%, Nasdaq Composite bertambah 0,17%, sedangkan S&P 500 bergerak stagnan dengan hanya menguat 0,02%.

Terdapat dua sentimen yang membatasi pergerakan bursa saham acuan Negeri Paman Sam pada perdagangan kemarin, yaitu rilis data ekonomi terbaru China dan dimulainya rilis laporan keuangan kuartal II-2019.

Biro Statistik Negeri Tirai Bambu mengumumkan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China kuartal kedua tahun ini ada di 6,2% secara tahunan sesuai ekspektasi analis. Capaian tersebut menandai laju pertumbuhan ekonomi kuartalan terlemah setidaknya dalam 27 tahun atau sejak 1992, dilansir dari Reuters.

Meskipun demikian, data ekonomi China lainnya terbilang menggembirakan. Pasalnya produksi industri dan penjualan barang-baran ritel bulan Juni tumbuh di atas konsensus pasar dengan perolehan masing-masing 6,3% dan 9,8% year-on-year (YoY), dilansir Trading Economics.

Lebih lanjut, Presiden AS Donald Trump mengomentari data ekonomi China lewat cuitan di akun pribadi Twitter-nya mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi China "adalah alasan mengapa China ingin membuat kesepakatan", dikutip dari CNBC International.

"Pertumbuhan (ekonomi) kuartal II China adalah yang paling lambat dalam lebih dari 17 tahun. Bea masuk dari Amerika Serikat memiliki efek besar pada perusahaan yang ingin meninggalkan China ke negara-negara tanpa bea masuk (non-tarif). Ribuan perusahaan pergi. Inilah sebabnya mengapa China ingin membuat kesepakatan," cuit Trump.



Di lain pihak, kemarin bank ketiga terbesar di AS, Citigroup, telah merilis laporan keuangan kuartal II-2019, di mana kinerja keuangan perusahaan berhasil mengalahkan ekspektasi pasar. Secara keseluruhan pendapatan naik 2% secara tahunan didongkrak oleh pertumbuhan konsumen segmen bisnis yang lebih aktif menggunakan kartu kredit, dilansir Reuters.

Namun, marjin bunga dan jumlah pinjaman korporasi Citigroup tercatat menurun dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu dengan terkoreksi masing-masing 2,6% dan 9% YoY, dikutip dari Reuters

Pada perdagangan sebelum pasar (premarket) saham Citigroup diperdagangkan di zona hijau, akan tetapi tidak lama setelah perdagangan dimulai harga saham perusahaan mulai melipir ke zona merah yang akhirnya ditutup melemah sekitar 0,1%, dikutip dari CNBC International.

Melihat kondisi tersebut beberapa analis menyampaikan bahwa pasar keuangan global benar-benar berada dalam situasi waspada.

"Ini benar-benar kondisi wait and see", ujar Oliver Pursche, Chief Market Strategist di Bruderman Asset Management yang berlokasi di New York, dikutip dari Reuters.

"Jika (hasil) lebih baik dari yang diharapkan, maka kita bisa melihat lonjakan lainnya," tambah Pursche.

Bank besar lainnya yang juga akan melaporkan kinerja mereka minggu ini termasuk JP Morgan, Goldman Sachs, dan Wells Fargo.

(BERLANJUT KE HALAMAN TIGA) (dwa/dwa)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular