
Update Polling CNBC Indonesia
Konsensus: Neraca Dagang Juni Diramal Surplus US$ 516 Juta
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 July 2019 10:19

Oleh karena itu, bukan tidak mungkin defisit transaksi berjalan kuartal II-2019 akan lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya. Padahal transaksi berjalan menjadi salah satu indikator yang dipantau ketat oleh Bank Indonesia (BI).
Ketika transaksi berjalan defisit, maka pasokan devisa yang berjangka panjang (sustainable) dari ekspor-impor barang dan jasa cenderung mampet. Ini membuat nilai tukar mata uang mudah melemah karena fondasi yang rapuh.
Baca:
Terobosan Menteri Jokowi Atasi CAD, Ampuh atau Lumpuh?
Kalau nilai tukar rupiah melemah, tentu BI tidak bisa santai. Sebab salah satu mandat BI adalah menjaga stabilitas nilai tukar.
Untuk mengimbangi defisit di transaksi berjalan, maka pasokan valas dari sektor keuangan atau investasi portofolio (hot money) harus kencang. Salah satu yang bisa menarik hot money adalah suku bunga tinggi. Ini yang membuat BI menaikkan suku bunga acuan sampai enam kali tahun lalu.
Saat ini rupiah memang boleh dibilang stabil bahkan perkasa. Dalam sebulan terakhir, rupiah menguat sampai 1,19% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).
Akan tetapi, rupiah tetap rawan 'digoyang' kalau transaksi berjalan masih bermasalah. Ini tentu membuat BI pikir-pikir. Apakah memang sudah saatnya menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate?
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Ketika transaksi berjalan defisit, maka pasokan devisa yang berjangka panjang (sustainable) dari ekspor-impor barang dan jasa cenderung mampet. Ini membuat nilai tukar mata uang mudah melemah karena fondasi yang rapuh.
Baca:
Terobosan Menteri Jokowi Atasi CAD, Ampuh atau Lumpuh?
Kalau nilai tukar rupiah melemah, tentu BI tidak bisa santai. Sebab salah satu mandat BI adalah menjaga stabilitas nilai tukar.
Untuk mengimbangi defisit di transaksi berjalan, maka pasokan valas dari sektor keuangan atau investasi portofolio (hot money) harus kencang. Salah satu yang bisa menarik hot money adalah suku bunga tinggi. Ini yang membuat BI menaikkan suku bunga acuan sampai enam kali tahun lalu.
Saat ini rupiah memang boleh dibilang stabil bahkan perkasa. Dalam sebulan terakhir, rupiah menguat sampai 1,19% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).
Akan tetapi, rupiah tetap rawan 'digoyang' kalau transaksi berjalan masih bermasalah. Ini tentu membuat BI pikir-pikir. Apakah memang sudah saatnya menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate?
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Namun Ada Peluang Bunga Turun
Pages
Most Popular