
Terobosan Menteri Jokowi Atasi CAD, Ampuh atau Lumpuh?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 June 2019 18:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Para menteri Kabinet Kerja mulai bergerak cepat menyikapi kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas masalah defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang tak kunjung terselesaikan.
Jokowi, di depan sejumlah menteri Kabinet Kerja memang kembali melontarkan sikap geramnya atas masalah CAD. Kepala negara menginginkan terobosan yang konkret untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan.
"Sehingga saya harapkan. Terakhir, saya minta kebijakan yang berkaitan investasi ekspor ini betul-betul konkret di eksekusi. Kita mendengar kesulitan apa yang dialami pelaku," tegasnya.
Dari sisi fiskal, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan memfinalisasi sejumlah insentif pajak untuk menarik arus investasi masuk ke Indonesia. Dengan adanya pengurangan pajak, diharapkan investor tak lagi berpikir dua kali sebelum berinvestasi di Indonesia.
Ditemui di kompleks kepresidenan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengemukakan, salah satu cara mengatasi masalah defisit transaksi berjalan yakni dengan melakukan subtitusi impor.
Pemerintah memahami, upaya untuk membangun industri penunjang dalam negeri masih menemui beberapa hambatan. Namun, dengan adanya insentif fiskal, bukan tidak mungkin hal tersebut bisa menjadi kenyataan.
"Subtitusi impor juga dimungkinkan diberikan, semacam mini tax holiday dan juga terkait dengan bea masuknya," kata Airlangga, Rabu (19/6/2019).
"Kemudian tentunya dibahas untuk sektor-sektor yang akan diberikan. Sudah ada KLBI, sekarang tinggal menunggu saja. Paket PPnBM maupun super deduction tax itu seluruhnya sudah disetujui," jelasnya.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menegaskan, subtitusi impor hanyalah satu dari terobosan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi masalah CAD.
"Selain subtitusi sendiri, kita promosikan ekspor. Jadi sebanyak mungkin, barang yang kita produksi, kita ekspor keluar. Itu strategi besarnya kurangi CAD," tegasnya.
Menurut Suahasil, masalah CAD merupakan persoalan struktural. Namun, pemerintah menegaskan tak akan tinggal diam dalam merespons perhatian lebih yang sudah ditunjukkan Presiden Jokowi.
"Tapi secara struktural perekonomian kita itu, kalo kita mau tumbuh lebih tinggi itu datangnya dari mana? Dari konsumsi, dari investasi, dari ekspor. Kalo investasi mau naik, impornya naik. Kalo ekspor kita minta naik, impornya naik. Karena impornya itu kan bahan bakunya."
"Jadi kan ini, kalo konsumsi naik, naikin pendapatan, supaya konsumsi naik, tapi sebagian konsumsi itu impor. Jadi masalahnya struktur. [...] Satu-satu akan kita selesaikan," tegasnya.
(dru) Next Article Faisal Basri: Impor Kita Dahsyat! Ada Gula, Garam & Beras
Jokowi, di depan sejumlah menteri Kabinet Kerja memang kembali melontarkan sikap geramnya atas masalah CAD. Kepala negara menginginkan terobosan yang konkret untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan.
"Sehingga saya harapkan. Terakhir, saya minta kebijakan yang berkaitan investasi ekspor ini betul-betul konkret di eksekusi. Kita mendengar kesulitan apa yang dialami pelaku," tegasnya.
Ditemui di kompleks kepresidenan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengemukakan, salah satu cara mengatasi masalah defisit transaksi berjalan yakni dengan melakukan subtitusi impor.
Pemerintah memahami, upaya untuk membangun industri penunjang dalam negeri masih menemui beberapa hambatan. Namun, dengan adanya insentif fiskal, bukan tidak mungkin hal tersebut bisa menjadi kenyataan.
"Subtitusi impor juga dimungkinkan diberikan, semacam mini tax holiday dan juga terkait dengan bea masuknya," kata Airlangga, Rabu (19/6/2019).
"Kemudian tentunya dibahas untuk sektor-sektor yang akan diberikan. Sudah ada KLBI, sekarang tinggal menunggu saja. Paket PPnBM maupun super deduction tax itu seluruhnya sudah disetujui," jelasnya.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menegaskan, subtitusi impor hanyalah satu dari terobosan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi masalah CAD.
"Selain subtitusi sendiri, kita promosikan ekspor. Jadi sebanyak mungkin, barang yang kita produksi, kita ekspor keluar. Itu strategi besarnya kurangi CAD," tegasnya.
Menurut Suahasil, masalah CAD merupakan persoalan struktural. Namun, pemerintah menegaskan tak akan tinggal diam dalam merespons perhatian lebih yang sudah ditunjukkan Presiden Jokowi.
"Tapi secara struktural perekonomian kita itu, kalo kita mau tumbuh lebih tinggi itu datangnya dari mana? Dari konsumsi, dari investasi, dari ekspor. Kalo investasi mau naik, impornya naik. Kalo ekspor kita minta naik, impornya naik. Karena impornya itu kan bahan bakunya."
"Jadi kan ini, kalo konsumsi naik, naikin pendapatan, supaya konsumsi naik, tapi sebagian konsumsi itu impor. Jadi masalahnya struktur. [...] Satu-satu akan kita selesaikan," tegasnya.
(dru) Next Article Faisal Basri: Impor Kita Dahsyat! Ada Gula, Garam & Beras
Most Popular