Newsletter

Wall Street Cetak Rekor, Bagaimana Nasib IHSG Cs?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 July 2019 06:30
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell
Sentimen keempat yang perlu diperhatikan pelaku pasar adalah apresiasi dolar AS. Hingga pukul 05:30 WIB, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya ditransaksikan menguat 0,05%.

Memang benar bahwa rilis data tenaga kerja AS mengecewakan dan berpeluang besar memaksa The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini. Namun, hal ini bukan berarti greenback menjadi tak punya bensin untuk menguat.

Pada hari Jumat (5/7/2019), angka penciptaan lapangan kerja periode Juni 2019 versi resmi pemerintah AS akan diumumkan, beserta dengan angka tingkat pengangguran dan rata-rata pertumbuhan upah periode yang sama.

Rilis data ini biasanya memang akan lebih menentukan kinerja dari greenback karena merupakan data resmi yang dirilis sendiri oleh pemerintah AS.

Melansir Forex Factory, konsensus untuk angka penciptaan lapangan kerja (sektor non-pertanian) periode Juni 2019 adalah sebanyak 164.000, jauh di atas capaian pada bulan Mei yang hanya sebanyak 75.000. Sementara itu, rata-rata upah per jam periode Juni 2019 diproyeksikan naik 0,3% secara bulanan, dari yang sebelumnya 0,2% pada bulan Mei.

Agaknya, pelaku pasar sudah mulai mengantisipasi rilis data tersebut dengan mengoleksi dolar AS. Walau datanya baru akan dirilis besok, hal ini menjadi masuk akal mengingat pada hari ini ada libur nasional di AS guna memperingati hari kemerdekaannya.

Sentimen keempat yang perlu dicermati adalah apresiasi harga minyak mentah dunia. Hingga pukul 05:00 WIB, harga minyak WTI melesat 2,04%, sementara harga minyak brent menguat 2,28%.

Perpanjangan pemangkasan produksi oleh negara-negara penghasil minyak mentah (baik yang tergabung dalam OPEC maupun tidak) terbukti sukses dalam mendongkrak harga.

Pada hari Selasa, Rusia dan sembilan negara produsen minyak non-OPEC lainnya setuju untuk memperpanjang pemangkasan produksi yang sedianya akan berakhir pada bulan ini untuk sembilan bulan mendatang. Keputusan ini datang pasca pada hari Senin negara-negara anggota OPEC setuju untuk memperpanjang kebijakan tersebut selama sembilan bulan atau hingga Maret 2020.

Sebagai informasi, pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan negara produsen minyak non-OPEC pada saat ini adalah sekitar 1,2 juta barel per hari.

Selain itu, harga minyak mentah dunia juga ditopang oleh publikasi Baker Hughes yang merupakan firma konsultasi energi bahwa perusahaan-perusahaan minyak di AS telah mengurangi jumlah alat pengebor (rig) sebanyak lima unit selama pekan yang berakhir pada tanggal 3 Juli. Pemangkasan ini merupakan yang pertama dalam tiga pekan terakhir, dilansir dari Reuters.

Dengan melesatnya harga minyak mentah, akan ada kekhawatiran bahwa CAD akan menjadi kian sulit untuk diredam. Pada akhirnya, ada potensi rupiah akan melemah lantaran sokongan fundamental yang tak kuat.

Pelemahan rupiah patut diwaspadai karena bisa saja membuat investor asing mengabaikan sentimen positif yang ada dan malah melego saham serta obligasi di tanah air.

BERLANJUT KE HALAMAN 5 (ank/ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular