Newsletter

AS-China Memang Makin Mesra, Tapi Jangan Senang Dulu....

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 July 2019 07:15
AS Juga Mesra Dengan Korut, Wall Street Cetak Rekor
Foto: Pertemuan G-20 Trump-Xi (REUTERS/Kevin Lamarque)
Beralih ke AS, Wall Street langsung tancap gas pada perdagangan pertama di pekan ini: indeks Dow Jones naik 0,44%, indeks S&P 500 menguat 0,77%, dan indeks Nasdaq Composite naik 1,06%. Indeks S&P 500 ditutup di level tertinggi sepanjang masa.

Sama seperti yang terjadi di bursa saham Asia, kembalinya AS dan China ke meja perundingan telah membangkitkan hasrat pelaku pasar untuk memburu instrumen berisiko seperti saham.

Mengingat China merupakan mitra dagang utama AS, tentu absennya eskalasi perang dagang dengan Negeri Panda akan mampu mendorong perekonomian AS tumbuh di level yang relatif tinggi.

Saham-saham pembuat chip membukukan kenaikan yang signifikan pada perdagangan kemarin: Skyworks Solutions melesat 6%, Micron Technology menguat 3.9%, Qualcomm naik 1,93%, dan Broadcom terapresiasi 4,3%.

Harga saham produsen chip terkerek naik seiring dengan pernyataan dari Trump bahwa AS akan meringankan sanksi yang sebelumnya dibebankan kepada raksasa pembuat perangkat telekomunikasi asal China, Huawei. Pernyataan ini diumumkan oleh Trump pascabertemu dengan Xi di sela-sela gelaran KTT G20 kemarin.

“Salah satu hal yang akan saya izinkan adalah – banyak orang terkejut bahwa kami mengirim dan menjual banyak sekali produk ke Huawei yang pada akhirnya diproduksi menjadi berbagai macam hal – dan saya katakan oke, kami akan tetap menjual produk tersebut,” kata Trump, dilansir dari CNBC International.

Sebelumnya pada bulan Mei, AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam yang membuat perusahaan-perusahaan asal AS tak bisa menjual atau mentransfer teknologi yang mereka miliki ke Huawei tanpa adanya lisensi khusus.



Selain karena kemesraan AS dengan China, kemesraan AS dengan Korea Utara ikut memantik aksi beli di bursa saham AS. Selepas gelaran KTT G20 berakhir, Trump bertolak ke Korea Selatan.

Menjelang kunjungannya tersebut, Trump mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan Pimpinan Korea Utara, Kim Jong Un. Hal ini diungkapkan melalui akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump.

Secara mengejutkan, Kim bersedia untuk menemuinya. Pada hari Minggu (30/6/2019) waktu setempat, Trump menemui Kim di zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Selatan dengan Korea Utara. Usai berjabat tangan dan sedikit berbincang dengan Kim, Trump kemudian diajaknya untuk melewati perbatasan, menjadikannya presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Korea Utara kala sedang menjabat.

Pertemuan kali ini menjadi yang ketiga antara Trump dengan Kim pascapertemuan kedua di Vietnam beberapa waktu yang lalu berakhir dengan buruk. Kala itu, AS dan Korea Utara bersitegang lantaran tak mencapai titik temu terkait dengan denuklirisasi Korea Utara.

Saat bertemu Kim kemarin, Trump mengundang orang nomor satu di Korea Utara itu untuk bertandang ke AS, tepatnya ke Gedung Putih.

"Kapanpun dia mau melakukannya. Saya pikir kami ingin membawa ini ke tingkat selanjutnya, mari kita lihat apa yang akan terjadi," kata Trump seperti dilansir dari detikcom, Minggu (30/6/2019).

Trump mengatakan bahwa pasca pertemuannya dengan Kim, delegasi AS dan Korea Utara akan melakukan pertemuan lanjutan dalam dua atau tiga minggu ke depan guna membicarakan program nuklir milik Pyongyang.

Kala AS dan Korea Utara jauh dari yang namanya peperangan, tentu hasrat investor untuk masuk ke instrumen yang relatif berisiko akan membuncah.

Terakhir, rilis data ekonomi yang menggembirakan ikut memantik aksi beli di bursa saham AS. Kemarin, Manufacturing PMI periode Juni 2019 versi Institute for Supply Management (ISM) diumumkan di level 51,7, lebih tinggi ketimbang konsensus yang sebesar 51,3, seperti dilansir dari Forex Factory.

BERLANJUT KE HALAMAN 3 (ank/ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular