
Newsletter
Senangnya... Trump Sambung Lagi Tali Kasih dengan Xi & Kim
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 July 2019 07:08

Pada perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama, AS-China yang pada akhirnya berhasil memperbaiki hubungan di bidang perdagangan.
Pasca berbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20, Trump dan Xi menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.
Dilansir dari CNBC International, kedua negara secara terpisah mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk tak saling mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor dari masing-masing negara.
Media milik pemerintah China Xinhua menyebut bahwa kedua pimpinan negara setuju "untuk memulai kembali negosiasi dagang antar kedua negara dengan dasar kesetaraan dan rasa hormat."
Lebih lanjut, Trump menyebut bahwa China akan membeli produk-produk agrikultur asal AS dalam jumlah besar.
"Kami menahan diri dari (mengenakan) bea masuk dan mereka akan membeli produk pertanian (asal AS)," tutur Trump, dilansir dari CNBC International.
Walaupun belum dikonfirmasi pihak China, jika apa yang disebutkan Trump tersebut benar adanya, maka hal ini tentu akan mengerek laju perekonomian AS.
Selama ini, produk agrikultur memang menjadi incaran pemerintah China dalam upayanya melawan balik serangan-serangan AS. Pada tanggal 1 Juni, pemerintah China resmi mengenakan bea masuk baru bagi produk agrikultur asal AS seperti kacang tanah, gula, gandum, ayam, dan kalkun. Bea masuk baru yang berlaku adalah 20% dan 25%, dari yang sebelumnya 5% dan 10%.
Kala perekonomian AS dan China menggeliat, tentu laju perekonomian global akan terkerek naik, mengingat AS dan China merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.
Sentimen kedua yang patut dicermati pelaku pasar adalah aura perdamaian antara AS dengan Korea Utara. Selepas gelaran KTT G20 berakhir, Trump bertolak ke Korea Selatan.
Menjelang kunjungannya tersebut, Trump mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan Pimpinan Korea Utara, Kim Jong Un. Hal ini diungkapkan melalui akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump. [Gambas:Twitter]
Secara mengejutkan, Kim bersedia untuk menemuinya. Kemarin waktu setempat, Trump menemui Kim di zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Selatan dengan Korea Utara. Usai berjabat tangan dan sedikit berbincang dengan Kim, Trump kemudian diajaknya untuk melewati perbatasan, menjadikannya presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Korea Utara kala sedang menjabat.
Pertemuan kali ini menjadi yang ketiga antara Trump dengan Kim pasca pertemuan kedua di Vietnam beberapa waktu yang lalu berakhir dengan buruk. Kala itu, AS dan Korea Utara bersitegang lantaran tak mencapai titik temu terkait dengan denuklirisasi Korea Utara.
Saat bertemu Kim kemarin, Trump mengundang orang nomor satu di Korea Utara itu untuk bertandang ke AS, tepatnya ke Gedung Putih.
"Kapanpun dia mau melakukannya. Saya pikir kami ingin membawa ini ke tingkat selanjutnya, mari kita lihat apa yang akan terjadi," kata Trump seperti dilansir dari detikcom, Minggu (30/6/2019).
Trump mengatakan bahwa pasca pertemuannya dengan Kim, delegasi AS dan Korea Utara akan melakukan pertemuan lanjutan dalam dua atau tiga minggu ke depan guna membicarakan program nuklir milik Pyongyang.
Kala AS dan Korea Utara jauh dari yang namanya peperangan, investor akan terdorong untuk masuk ke instrumen yang relatif berisiko sehingga pasar keuangan Indonesia berpotensi membukukan apresiasi. (ank/ank)
Pasca berbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20, Trump dan Xi menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.
Dilansir dari CNBC International, kedua negara secara terpisah mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk tak saling mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor dari masing-masing negara.
Media milik pemerintah China Xinhua menyebut bahwa kedua pimpinan negara setuju "untuk memulai kembali negosiasi dagang antar kedua negara dengan dasar kesetaraan dan rasa hormat."
Lebih lanjut, Trump menyebut bahwa China akan membeli produk-produk agrikultur asal AS dalam jumlah besar.
"Kami menahan diri dari (mengenakan) bea masuk dan mereka akan membeli produk pertanian (asal AS)," tutur Trump, dilansir dari CNBC International.
Walaupun belum dikonfirmasi pihak China, jika apa yang disebutkan Trump tersebut benar adanya, maka hal ini tentu akan mengerek laju perekonomian AS.
Selama ini, produk agrikultur memang menjadi incaran pemerintah China dalam upayanya melawan balik serangan-serangan AS. Pada tanggal 1 Juni, pemerintah China resmi mengenakan bea masuk baru bagi produk agrikultur asal AS seperti kacang tanah, gula, gandum, ayam, dan kalkun. Bea masuk baru yang berlaku adalah 20% dan 25%, dari yang sebelumnya 5% dan 10%.
Kala perekonomian AS dan China menggeliat, tentu laju perekonomian global akan terkerek naik, mengingat AS dan China merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.
Sentimen kedua yang patut dicermati pelaku pasar adalah aura perdamaian antara AS dengan Korea Utara. Selepas gelaran KTT G20 berakhir, Trump bertolak ke Korea Selatan.
Menjelang kunjungannya tersebut, Trump mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan Pimpinan Korea Utara, Kim Jong Un. Hal ini diungkapkan melalui akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump. [Gambas:Twitter]
Secara mengejutkan, Kim bersedia untuk menemuinya. Kemarin waktu setempat, Trump menemui Kim di zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Selatan dengan Korea Utara. Usai berjabat tangan dan sedikit berbincang dengan Kim, Trump kemudian diajaknya untuk melewati perbatasan, menjadikannya presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Korea Utara kala sedang menjabat.
Pertemuan kali ini menjadi yang ketiga antara Trump dengan Kim pasca pertemuan kedua di Vietnam beberapa waktu yang lalu berakhir dengan buruk. Kala itu, AS dan Korea Utara bersitegang lantaran tak mencapai titik temu terkait dengan denuklirisasi Korea Utara.
Saat bertemu Kim kemarin, Trump mengundang orang nomor satu di Korea Utara itu untuk bertandang ke AS, tepatnya ke Gedung Putih.
"Kapanpun dia mau melakukannya. Saya pikir kami ingin membawa ini ke tingkat selanjutnya, mari kita lihat apa yang akan terjadi," kata Trump seperti dilansir dari detikcom, Minggu (30/6/2019).
Trump mengatakan bahwa pasca pertemuannya dengan Kim, delegasi AS dan Korea Utara akan melakukan pertemuan lanjutan dalam dua atau tiga minggu ke depan guna membicarakan program nuklir milik Pyongyang.
Kala AS dan Korea Utara jauh dari yang namanya peperangan, investor akan terdorong untuk masuk ke instrumen yang relatif berisiko sehingga pasar keuangan Indonesia berpotensi membukukan apresiasi. (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular