Newsletter

Senangnya... Trump Sambung Lagi Tali Kasih dengan Xi & Kim

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 July 2019 07:08
The Fed Tak Dovish-Dovish Amat, Bursa Saham AS Melemah
Foto: Bursa New York (AP Photo/Richard Drew))
Beralih ke Wall Street, tiga indeks saham utama di AS kompak membukukan koreksi sepanjang pekan kemarin: indeks Dow Jones turun 0,45%, indeks S&P 500 turun 0,36%, dan indeks Nasdaq Composite turun 0,32%.

Para pejabat The Federal Reserve membawa kabar buruk yang pada akhirnya sukses memantik aksi jual di bursa saham Negeri Paman Sam. Para pejabat bank sentral AS tersebut memupuskan harapan pelaku pasar bahwa akan ada pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang signifikan dalam pertemuannya bulan ini. Padahal sebelumnya, pelaku pasar menaruh ekspektasi bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas hingga 50 bps.

Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengungkapkan bahwa pemangkasan sebesar 25 bps menjadi opsi yang paling rasional untuk saat ini.

"Duduk di sini hari ini, saya rasa 50 basis poin akan berlebihan," ujarnya kepada Bloomberg TV, dikutip dari Reuters.

"Saya tidak merasa situasi saat ini benar-benar memerlukan hal tersebut namun saya bersedia menurunkan 25 bps... Saya tidak suka mendahului pertemuan (The Fed) karena banyak hal bisa berubah hingga saat itu tiba. Namun, jika saya harus memutuskan hari ini, itulah yang akan saya lakukan," lanjutnya.

Sementara itu, Gubernur The Fed Jerome Powell kembali menegaskan terkait independensi bank sentral dari tekanan politik. Seperti yang diketahui, Presiden AS Donald Trump sudah berulang kali meminta The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan.

"The Fed bebas dari tekanan-tekanan politik jangka pendek," kata Powell, dilansir dari Reuters.

Sikap The Fed yang ternyata tak dovish-dovish amat memantik kekhawatiran bahwa perekonomian AS akan mengalami hard landing pada tahun ini.

Lebih lanjut, perang dagang AS-China juga menjadi faktor yang menekan kinerja Wall Street pada pekan lalu. Perang dingin antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Jepang sukses membuat pelaku pasar saham AS grogi.

Sebagai informasi, pada hari Jumat hingga Sabtu (28-29 Juni) keduanya menghadiri gelaran KTT G20 di Osaka, Jepang.

Memang, pertemuan antara Trump dengan Xi baru akan diselenggarkan pada hari Sabtu. Namun, perang dingin antar keduanya sudah dimulai sejak hari Jumat.

Berbicara di hadapan pemimpin negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) lainnya, Xi memperingatkan mengenai langkah proteksionis yang diadopsi oleh beberapa negara maju.

“Semua ini menghancurkan arus perdagangan global… Hal ini juga mempengaruhi kepentingan bersama dari negara-negara kita, serta menghantui perdamaian dan stabilitas di seluruh dunia,” kata Xi, dilansir dari Reuters.

Sementara itu, Trump memanfaatkan gelaran KTT G20 untuk menyuarakan kekhawatirannya terkait raksasa produsen perangkat komunikasi asal China, Huawei. Berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Trump mengajak India untuk ikut berpartisipasi dalam usahanya untuk menekan Huawei.

“Kami menjual banyak komponen ke Huawei,” kata Trump dalam pertemuan dengan Modi, dilansir dari Bloomberg.

“Jadi kami akan mendiskusikan itu dan bagaimana India bisa berpartisipasi. Dan kami akan mendiskusikan Huawei,” tambah Trump.

Parahnya lagi, Trump membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa AS telah setuju untuk menahan diri dari menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China.

“Saya tak menjanjikkannya, tidak,” kata Trump. (ank/ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular