Polling CNBC Indonesia

Konsensus: Bunga Acuan Diramal Tetap 6%, Tapi...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 June 2019 08:15
Ada 'Suasana Kebatinan' Penurunan Bunga Acuan
Gedung Bank Indonesia (REUTERS/Iqro Rinaldi)
Sementara yang memperkirakan suku bunga turun, faktor utamanya adalah inflasi domestik yang terkendali. Pada Mei, inflasi memang terakselerasi menjadi 3,32% year-on-year (YoY) dari bulan sebelumnya yaitu 2,83%. Namun itu sepertinya hanya kejadian sesaat karena dorongan peningkatan permintaan saat Ramadan.



Secara umum, inflasi domestik tetap aman dan terkendali. BI memperkirakan inflasi sepanjang 2019 sebesar 3,1%, berada di batas bawah kisaran 2,5-4,5%.

Ditambah lagi 'suasana kebatinan' bank sentral berbagai negara sedang mengarah ke pelonggaran kebijakan moneter. Bahkan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves/The Fed diperkirakan menurunkan suku bunga acuan bulan depan.

Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2-2,25% pada Juli mencapai 67,9%. Naik dibandingkan posisi sepekan lalu yaitu 66,3%.

Tidak hanya The Fed, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) pun terlihat semakin kalem atau dovish. Berbicara di Sintra Forum di Portugal, Presiden ECB Mario Dragi menyatakan siap untuk melonggarkan kebijakan moneter jika inflasi gagal terakselerasi menuju target 2%.

"Jika tidak ada kemajuan, seperti inflasi terancam tidak sesuai dengan target, maka dibutuhkan stimulus tambahan. Kami akan menggunakan fleksibilitas kebijakan untuk mencapai mandat dan menjawab berbagai tantangan ke depan. Kebijakan moneter harus setia pada tujuannya, dan tidak mundur kala inflasi rendah," tegas Draghi, mengutip Reuters.


Jadi dengan inflasi domestik yang aman plus tren suku bunga global yang mengarah ke selatan, tidak heran sejumlah pihak berani memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga acuan 25 bps ke 5,75% esok hari. Jika terjadi, maka akan menjadi penurunan pertama sejak Agustus 2017.



"BI sepatutnya tidak terlampau mencemaskan situasi neraca perdagangan. Masalah di neraca perdagangan tidak membuat bank sentral di negara lain untuk menurunkan suku bunga," tegas Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas.

Dalam beberapa waktu terakhir, lanjut Satria, bank sentral di Australia, India, Filipina, dan Malaysia telah menurunkan suku bunga acuan. Penurunan itu ditempuh meski ada tantangan di neraca perdagangan dan stabilitas eksternal.

Pada Mei, neraca perdagangan India dan Filipina membukukan defisit masing-masing US$ 15,33 miliar dan US$ 3,14 miliar. Lebih tinggi ketimbang posisi yang sama tahun sebelumnya yaitu minus US$ 13,72 miliar dan US$ 2,34 miliar.

"Menariknya, penurunan suku bunga relatif tidak direspons berlebihan di pasar valas," ujar Satria.

Jadi bagaimana, Pak Gubernur? Mau tetap atau berani turunkan suku bunga?

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular