
Newsletter
Asyik, AS-China Baikan Lagi!
Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 June 2019 05:28

Sentimen keempat, masih terkait suku bunga, adalah semakin tingginya potensi penurunan Federal Funds Rate. Hal ini menyusul rilis data terbaru di AS yang kurang menggembirakan.
Pembangunan rumah baru di Negeri Paman Sam (housing starts) pada Mei tercatat 1,27 juta unit. Turun 0,9% dibandingkan bulan sebelumnya.
Data ini menunjukkan perlambatan di sektor properti, sektor yang punya keterkaitan dengan banyak bidang usaha. Kala sektor properti melambat, maka penjualan semen sampai penyaluran kredit perbankan ikut terpengaruh.
Oleh karena itu, kebutuhan stimulus baru semakin mendesak dan itu diharapkan datang dari bank sentral. Bahkan pelaku pasar berharap The Fed menyesuaikan suku bunga acuan secepatnya, yaitu bulan ini. Bukan bulan depan.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas The Fed menahan suku bunga acuan di 2,25-2,5% pada rapat pekan ini masih tinggi yaitu 75,8%. Namun angka itu turun dari sehari sebelumnya yang sebesar 80%. Apalagi dibandingkan dengan posisi seminggu sebelumnya yang masih 83,3%.
Jadi, walau tipis, ada harapan Federal Funds Rate bisa turun pekan ini. Namun untuk amannya, mungkin baru terjadi bulan depan...
Sentimen kelima adalah perkembangan harga minyak dunia. Pada pukul 04:55 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet melonjak masing-masing 2,17% dan 3,83%.
Lesatan harga si emas hitam disebabkan oleh prospek damai dagang AS-China. Jika damai dagang terwujud, maka perekonomian global akan menggeliat sehingga meningkatkan permintaan energi.
Namun kenaikan harga minyak bukan kabar baik buat rupiah. Sebab kenaikan harga komoditas ini akan membuat biaya impornya semakin mahal. Terjadilah apa yang dikhawatirkan Gubernur Perry yaitu tekanan di NPI, khususnya di pos transaksi berjalan (current account).
Padahal transaksi berjalan adalah fondasi penting bagi nilai tukar mata uang, karena mencerminkan arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Jika transaksi berjalan mengalami defisit yang dalam gara-gara pembengkakan impor minyak, maka rupiah akan rentan melemah karena fondasinya begitu rapuh.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Pembangunan rumah baru di Negeri Paman Sam (housing starts) pada Mei tercatat 1,27 juta unit. Turun 0,9% dibandingkan bulan sebelumnya.
Data ini menunjukkan perlambatan di sektor properti, sektor yang punya keterkaitan dengan banyak bidang usaha. Kala sektor properti melambat, maka penjualan semen sampai penyaluran kredit perbankan ikut terpengaruh.
Oleh karena itu, kebutuhan stimulus baru semakin mendesak dan itu diharapkan datang dari bank sentral. Bahkan pelaku pasar berharap The Fed menyesuaikan suku bunga acuan secepatnya, yaitu bulan ini. Bukan bulan depan.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas The Fed menahan suku bunga acuan di 2,25-2,5% pada rapat pekan ini masih tinggi yaitu 75,8%. Namun angka itu turun dari sehari sebelumnya yang sebesar 80%. Apalagi dibandingkan dengan posisi seminggu sebelumnya yang masih 83,3%.
Jadi, walau tipis, ada harapan Federal Funds Rate bisa turun pekan ini. Namun untuk amannya, mungkin baru terjadi bulan depan...
Sentimen kelima adalah perkembangan harga minyak dunia. Pada pukul 04:55 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet melonjak masing-masing 2,17% dan 3,83%.
Lesatan harga si emas hitam disebabkan oleh prospek damai dagang AS-China. Jika damai dagang terwujud, maka perekonomian global akan menggeliat sehingga meningkatkan permintaan energi.
Namun kenaikan harga minyak bukan kabar baik buat rupiah. Sebab kenaikan harga komoditas ini akan membuat biaya impornya semakin mahal. Terjadilah apa yang dikhawatirkan Gubernur Perry yaitu tekanan di NPI, khususnya di pos transaksi berjalan (current account).
Padahal transaksi berjalan adalah fondasi penting bagi nilai tukar mata uang, karena mencerminkan arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Jika transaksi berjalan mengalami defisit yang dalam gara-gara pembengkakan impor minyak, maka rupiah akan rentan melemah karena fondasinya begitu rapuh.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular