Newsletter

Pantau Terus Arah Suku Bunga dan Perang Dagang AS-China

Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 June 2019 05:55
Investor Masih Main Aman, Wall Street Merah Lagi
Ilustrasi Bursa Saham New York (AP Photo/Richard Drew))
Dari Wall Street, tiga indeks utama finis di jalur merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,17%, S&P 500 minus 0,2%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,38%. 

Rilis data inflasi di AS semakin mempertebal keyakinan pelaku pasar bahwa suku bunga acuan bisa turun. Pada Mei, inflasi di Negeri Adidaya tercatat 0,1% MoM dan 1,8% year-on-year (YoY). Melambat dibandingkan laju bulan sebelumnya yaitu 0,3% MoM dan 1,9% YoY. 

Inflasi yang moderat menandakan aktivitas ekonomi kurang bergairah. Ini memberi ruang bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan. 

Investor pun semakin dag-dig-dug menanti rapat komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 18-19 Juni waktu setempat yang akan memutuskan suku bunga acuan. Sembari menunggu, investor memilih bermain aman dan untuk sementara menjauhi instrumen berisiko seperti saham. 

Investor yang sedang tidak mood bermain di pasar saham terlihat dari volume perdagangan di Wall Street yang 'hanya' melibatkan 5,98 miliar unit. Jauh di bawah rata-rata selama 20 hari perdagangan terakhir yaitu 6,88 miliar unit. 

"Pelaku pasar tidak akan terlalu berani jelang momentum penting pekan depan," ujar Michael James, Managing Director di Wedbush Securities yang berbasis di Los Angeles, mengutip Reuters. 

Selain itu, pelaku pasar juga mencemaskan hubungan dagang AS-China. Awalnya investor meyakini bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan mengadakan dialog di sela-sela KT G20 di Osaka akhir bulan ini. Optimisme membumbung tinggi, karena pertemuan serupa di Buenos Aires pada akhir tahun lalu membuka jalan menuju damai dagang. 

Namun pelaku pasar kini justru ketar-ketir, karena ada kemungkinan Trump-Xi tidak jadi berdialog di Osaka. Dengan waktu kurang dari tiga minggu, sejauh ini persiapan ke arah sana masih sangat minim. 

Mengutip Reuters, pejabat senior di lingkungan pemerintahan China mengungkapkan bahwa Beijing bahkan belum melakukan apa-apa terkait rencana pertemuan Trump-Xi. "Bagi China, yang penting adalah protokol dan bagaimana beliau dihormati. China tidak ingin Xi pergi ke sebuah pertemuan yang akan mempermalukan dirinya," tegas sang pejabat. 

Asa damai dagang yang sempat muncul kini kembali samar-samar. Investor semakin cemas, karena sebelumnya Trump mengancam akan menerapkan bea masuk baru bagi impor produk made in China senilai US$ 325 miliar jika Xi tidak berdialog dengannya di Osaka. Ada kemungkinan ancaman ini akan terwujud karena status pertemuan mereka yang masih menggantung. 

Jika AS betul-betul menerapkan bea masuk baru, maka sudah pasti China akan membalas. Selamat datang di perang dagang AS-China season kesekian... 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular