Newsletter

Ekonomi AS Berjaya, Asia Perlu Waspada

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
29 April 2019 04:56
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan dari Wall Street yang cenderung positif. Ini bisa menjadi bekal yang baik untuk memulai pekan yang baru. S

entimen kedua, pelaku pasar perlu mencermati dampak dari kuatnya data ekonomi AS. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I-2019 mencapai 3,2%. 


Data ekonomi yang kinclong tersebut membuat kemungkinan penurunan suku bunga acuan menjadi mengecil. Saat ekonomi tumbuh, The Fed tentu melihat 'monster' inflasi masih mengintai sehingga penurunan suku bunga acuan belum menjadi pertimbangan. 

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas Jerome 'Jay' Powell dan sejawat menurunkan Federal Funds Rate 25% pada akhir 2019 adalah 40,8%. Turun dari posisi bulan yang lalu yaitu 41,1%.  

Oleh karena itu, sepertinya dolar AS akan kembali digdaya hari ini. Sesuatu yang bisa memperpanjang derita rupiah dkk di Asia. 

Sentimen ketiga adalah antisipasi investor terhadap dialog dagang AS-China di Beijing esok hari. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan bertandang ke China untuk melanjutkan proses negosiasi dagang. 


Pelaku pasar tentu berharap pertemuan ini semakin dekat membawa AS-China menuju damai dagang. Sesuatu yang sudah sangat diidamkan semua orang sejak tanda-tanda ke arah sana terlihat pada akhir tahun lalu. 

Respons investor terhadap isu ini bisa dua bentuk. Pertama adalah pelaku pasar semringah, berbunga-bunga, sehingga berani memborong aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kalau ini yang terjadi, maka IHSG, rupiah, dan Surat Berharga Negara (SBN) akan kebagian durian runtuh sehingga berpotensi menguat. 

Kedua, ada kemungkinan investor malah wait ad see. Sambil menunggu kabar terbaru dari Beijing, pelaku pasar enggan terlalu agresif karena belum tahu bagaimana perkembangan di sana. Bisa saja pembicaraan buntu karena kedua pihak tidak menemukan solusi kan

Kalau Washington dan Beijing hanya sekadar bertemu atau berdialog, pelaku pasar juga tampaknya sudah bosan. Sudah sering, sudah berkali-kali.

Kini yang ditunggu pasar adalah 'gong' dari dialog ini, kapan Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu untuk meneken perjanjian damai dagang. Jika 'hilal' ini belum kelihatan juga, maka bisa jadi investor memilih untuk menonton di pinggir lapangan saja, enggan berlaku agresif.

Jika ini kejadian, maka IHSG cs berpotensi melanjutkan koreksi. Tentu sesuatu yang sangat tidak kita harapkan. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular