Newsletter

Cermati Brexit, Damai Dagang AS-China, Sampai Harga Minyak

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 March 2019 06:10
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Ilustrasi Perdagangan Saham (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, pelaku pasar patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu dari Wall Street yang mencatatkan kinerja lumayan oke. Diharapkan hasil dari Wall Street bisa menjadi mood booster bagi investor di pasar keuangan Asia. 

Sentimen kedua adalah masi dinamika Brexit. Betul bahwa parlemen secara resmi menolak terjadinya No Deal Brexit dalam kondisi apapun. Betul bahwa pemerintah mencoba memundurkan waktu pelaksanaan Brexit.  

Namun, kalau tidak mau No Deal Brexit lantas Inggris maunya kesepakatan yang seperti apa? Kalau pelaksaan Brexit ditunda, apa yang akan dilakukan Inggris di extra time tersebut? 

Ini yang masih menjadi tanda tanya besar. Sebab pelaku pasar juga bingung, sebenarnya Inggris maunya apa sih?

Dibutuhkan sebuah kesepakatan yang tegas sehingga perceraian London dengan Brussel tidak menimbulkan prahara di kemudian hari. Kesepakatan itulah yang tak kunjung tercipta sampai sekarang. 

"Uni Eropa telah berupaya sebisa mungkin untuk menyusun kesepakatan. Jadi, masalah ini memang hanya bisa diselesaikan oleh Inggris sendiri," ujar Michael Barnier, Kepala Negosiator Uni Eropa untuk Brexit, mengutip Reuters. 

Proposal Brexit yang diajukan PM May yang merupakan hasil diskusi dengan Uni Eropa dua kali dimentahkan dalam voting parlemen. Ini membuat publik bertanya-tanya, sebenarnya kesepakatan seperti apa yang bisa menyenangkan Inggris. 

Uni Eropa pun sudah menutup pintu untuk renegosiasi. Ini membuat situasi semakin sulit. 

"Uni Eropa sudah melakukan segalanya. Sulit untuk melihat apa lagi yang bisa kami lakukan," tutur Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, dikutip dari Reuters. 

Uni Eropa juga ingin Inggris bisa menjelaskan mengapa harus mengabulkan permintaan perpanjangan waktu. Sebab kalau hanya memperpanjang deadline tetapi tidak melakukan apa-apa ya percuma juga. 

"Uni Eropa akan mempertimbangkan jika Inggris meminta perpanjangan waktu. Namun 27 negara anggota juga meminta alasan yang kredibel," tegas pernyataan tertulis Uni Eropa, mengutip Reuters. 

Jadi, drama Brexit masih belum selesai. Masih ada kejutan-kejutan yang mungkin terjadi, sehingga pelaku pasar perlu mempersiapkan diri. 

Sentimen ketiga datang dari hubungan AS-China. Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa dirinya tidak akan terburu-buru untuk membuat kesepakatan dagang dengan China. Dia ingin memastikan bahwa China menjamin permintaannya selama ini yaitu perlindungan terhadap kekayaan intelektual. 

"(Perundingan) memang berjalan lancar, kita lihat saja kapan nanti tanggalnya (untuk membuat kesepakatan). Saya tidak buru-buru, akan bagus jika kita bisa mencapai kesepakatan yang baik. Kesepakatan itu harus menguntungkan kami, dan jika tidak maka kami tidak akan membuatnya. 

"Saya rasa Presiden Xi (Xi Jinping, Presiden China) tahu bahwa saya adalah tipe orang yang bisa pergi saat kesepakatan belum terjadi. Anda tahu selalu ada kemungkinan ke arah sana, dan beliau tentu tidak menginginkan itu," jelas Trump, mengutip Reuters. 

Gertakan Trump ini bisa membuat pasar cemas. Jangan-jangan Trump akan ngambek dan memilih walk-out seperti saat berdialog dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un di Vietnam akhir bulan lalu. 


Jika ini yang terjadi, maka ucapkanlah selamat tinggal kepada damai dagang AS-China. Malah bisa saja Washington dan Beijing kembali terlibat perang dagang, saling berlomba menaikkan bea masuk yang dampaknya menghambat arus perdagangan dan rantai pasok global. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular