
Newsletter
Uni Eropa ke Inggris: Mau Dibawa ke Mana Hubungan Kita?
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
13 March 2019 05:50

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu Wall Street yang berakhir mixed cenderung menguat. Performa Wall Street yang tidak terlalu buruk ini bisa dijadikan penyemangat investor di pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua adalah dinamika seputar Brexit. Lagi-lagi proposal Brexit yang diajukan PM May kandas di voting parlemen dengan skor 391 menolak, 242 setuju. Proposal pertama sudah ditolak dalam voting 15 Januari dengan skor 432 berbanding 202.
Masa depan Brexit menjadi tidak jelas, karena Inggris sendiri seperti tidak tahu apa yang mereka mau. Semua hasil perundingan May dengan Brussel selalu dimentahkan oleh parlemen. Kalau Uni Eropa tahu lagu Armada, mungkin mereka akan menyanyi "mau dibawa ke mana hubungan kita?".
Padahal sebelum voting ini, Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker sudah memberikan ultimatum. Tidak ada lagi ruang negosiasi, take it or leave it.
"Pilihannya jelas, ini kesepakatannya atau Brexit tidak terjadi. Mari kita buat keluarnya Inggris dari Uni Eropa setertib mungkin. Tidak ada kesempatan ketiga. Tidak ada lagi interpretasi atas interpretasi, tidak ada lagi jaminan atas jaminan," tegas Juncker, dikutip dari Reuters.
Hasil voting ini menyisakan pilihan sulit buat Negeri Ratu Elizabeth. Keluar dari Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa (No Deal Brexit), menunda pelaksanaan Brexit yang sedianya dieksekusi pada 29 Maret, pemilu yang dipercepat dengan posisi May sebagai taruhannya, atau menggelar jajak pendapat ulang kepada warga Inggris apakah masih mau bercerai dengan Uni Eropa atau tidak.
Pada Rabu ini pukul 19:00 GMT, parlemen Inggris akan kembali menggelar voting untuk memutuskan apakah No Deal Brexit adalah jalan terbaik. Jika parlemen memutuskan memilih No Deal Brexit, maka dampaknya akan sangat luar biasa.
No Deal Brexit akan membuat Inggris kesulitan untuk berdagang dengan tetangganya di Eropa Daratan. Sebab, Inggris akan dikecualikan dari perjanjian perdagangan bebas sehingga produk-produk made in the UK akan kena bea masuk. Demikian juga produk-produk negara Uni Eropa, akan kena bea masuk saat berada di tanah Inggris.
"Biar saya perjelas. Memilih no deal atau menunda (Brexit) tidak akan menyelesaikan masalah kita hadapi saat ini," tegas May, mengutip Reuters.
Para pemimipin negara Eropa pun menyayangkan hasil voting parlemen Inggris. Mereka seolah ingin meminta kejelasan, sebenarnya Inggris mau membawa hubungan dengan Eropa ke arah mana?
"Saya menyesalkan hasil voting Brexit malam ini. Mengecewakan melihat pemerintah Inggris tidak mampu menjamin kesepakatan Brexit di parlemen, bahkan setelah ada jaminan dari Uni Eropa. Solusi dari London harus segera datang," tegas Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda, melalui cuitan di Twitter.
"Kami menyelesalkan keputusan parlemen Inggris di tengah upaya Uni Eropa yang bekerja keras untuk menyusun kesepakatan terbaik. Eropa harus menjamin kebebasan dan stabilitas. Kami butuh Uni Eropa. Mari lindungi Eropa agar Eropa bisa melindungi kita," sebut Pedro Sanchez, Perdana Menteri Spanyol, juga melalui cuitan di Twitter.
Nasib Brexit yang masih samar-samar bisa membuat pelaku pasar bermain aman hari ini. Ada potensi menghindari aset-aset berisiko, sehingga menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan Asia. Tidak terkecuali Indonesia.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Sentimen kedua adalah dinamika seputar Brexit. Lagi-lagi proposal Brexit yang diajukan PM May kandas di voting parlemen dengan skor 391 menolak, 242 setuju. Proposal pertama sudah ditolak dalam voting 15 Januari dengan skor 432 berbanding 202.
Masa depan Brexit menjadi tidak jelas, karena Inggris sendiri seperti tidak tahu apa yang mereka mau. Semua hasil perundingan May dengan Brussel selalu dimentahkan oleh parlemen. Kalau Uni Eropa tahu lagu Armada, mungkin mereka akan menyanyi "mau dibawa ke mana hubungan kita?".
Padahal sebelum voting ini, Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker sudah memberikan ultimatum. Tidak ada lagi ruang negosiasi, take it or leave it.
"Pilihannya jelas, ini kesepakatannya atau Brexit tidak terjadi. Mari kita buat keluarnya Inggris dari Uni Eropa setertib mungkin. Tidak ada kesempatan ketiga. Tidak ada lagi interpretasi atas interpretasi, tidak ada lagi jaminan atas jaminan," tegas Juncker, dikutip dari Reuters.
Hasil voting ini menyisakan pilihan sulit buat Negeri Ratu Elizabeth. Keluar dari Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa (No Deal Brexit), menunda pelaksanaan Brexit yang sedianya dieksekusi pada 29 Maret, pemilu yang dipercepat dengan posisi May sebagai taruhannya, atau menggelar jajak pendapat ulang kepada warga Inggris apakah masih mau bercerai dengan Uni Eropa atau tidak.
Pada Rabu ini pukul 19:00 GMT, parlemen Inggris akan kembali menggelar voting untuk memutuskan apakah No Deal Brexit adalah jalan terbaik. Jika parlemen memutuskan memilih No Deal Brexit, maka dampaknya akan sangat luar biasa.
No Deal Brexit akan membuat Inggris kesulitan untuk berdagang dengan tetangganya di Eropa Daratan. Sebab, Inggris akan dikecualikan dari perjanjian perdagangan bebas sehingga produk-produk made in the UK akan kena bea masuk. Demikian juga produk-produk negara Uni Eropa, akan kena bea masuk saat berada di tanah Inggris.
"Biar saya perjelas. Memilih no deal atau menunda (Brexit) tidak akan menyelesaikan masalah kita hadapi saat ini," tegas May, mengutip Reuters.
Para pemimipin negara Eropa pun menyayangkan hasil voting parlemen Inggris. Mereka seolah ingin meminta kejelasan, sebenarnya Inggris mau membawa hubungan dengan Eropa ke arah mana?
"Saya menyesalkan hasil voting Brexit malam ini. Mengecewakan melihat pemerintah Inggris tidak mampu menjamin kesepakatan Brexit di parlemen, bahkan setelah ada jaminan dari Uni Eropa. Solusi dari London harus segera datang," tegas Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda, melalui cuitan di Twitter.
"Kami menyelesalkan keputusan parlemen Inggris di tengah upaya Uni Eropa yang bekerja keras untuk menyusun kesepakatan terbaik. Eropa harus menjamin kebebasan dan stabilitas. Kami butuh Uni Eropa. Mari lindungi Eropa agar Eropa bisa melindungi kita," sebut Pedro Sanchez, Perdana Menteri Spanyol, juga melalui cuitan di Twitter.
Nasib Brexit yang masih samar-samar bisa membuat pelaku pasar bermain aman hari ini. Ada potensi menghindari aset-aset berisiko, sehingga menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan Asia. Tidak terkecuali Indonesia.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular