Newsletter

Uni Eropa ke Inggris: Mau Dibawa ke Mana Hubungan Kita?

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
13 March 2019 05:50
Saham Boeing Anjlok, Indeks Dow Jones Merah Sendirian
Ilustrasi Bursa Saham New York (Richard Drew/AP)
Dari Wall Street, tiga indeks utama ditutup variatif. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,36%, tetapi S&P 500 dan Nasdaq Composite mampu naik masing-masing 0,3% dan 0,43%. 

DJIA tidak mampu bertahan di zona hijau akibat anjloknya saham Boeing yang mencapai 6,15%. Selepas tragedi jatuhnya pesawat 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines, otoritas berbagai negara sudah 'mengandangkan' pesawat Boeing. Bahkan Singapura, Australia, dan Inggris melarang pesawat Boeing 737 MAX untuk keluar-masuk dan melintasi wilayah udara mereka. 

Kebetulan Boeing adalah penyumbang terbesar dalam pembobotan DJIA, mencapai 10,57%. Oleh karena itu, apa yang terjadi dengan saham Boeing bisa menyeret DJIA secara keseluruhan. 

Sedangkan S&P 500 dan Nasdaq bisa naik karena investor merespons rilis data inflasi. Pada Februari, inflasi Negeri Paman Sam tercatat 1,5% year-on-year (YoY). Ini merupakan laju paling lemah sejak September 2016. 

Sementara inflasi inti pada Februari adalah 2,1% YoY. Dalam 3 bulan terakhir, inflasi inti berada di angka 2,2% sehingga terlihat ada perlambatan pada Februari. 

Data inflasi yang diumumkan ini adalah Consumer Price Index (CPI) atau yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia. Sementara indikator inflasi yang digunakan The Federal Reserves/The Fed adalah Personal Consumption Expenditure inti atau core PCE

Namun data inflasi CPI ini juga menggambarkan bahwa ternyata ada indikasi konsumen di AS menahan diri. Daya beli belum kuat-kuat amat sehingga tidak mampu mendorong laju inflasi lebih cepat lagi. 

Artinya, kemungkinan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan sepanjang 2019 bahkan ada peluang untuk menurunkannya. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan Federal Funds Rate dipertahankan di 2,25-2,5% pada akhir 2019 adalah 87,8% dan probabilitas untuk turun menjadi 2-2,25% adalah 18,2%. Peluang untuk naik ke 2,5-2,75% adalah 0%. 

Saham adalah instrumen yang bekerja optimal dalam lingkungan suku bunga rendah. Oleh karena itu, berita soal kemungkinan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan mendapat respons positif di bursa saham New York. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular