Newsletter

Wall Street Hijau, Penjualan Ritel Tokcer, Kurang Apa Lagi?

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
12 March 2019 06:13
Saham Boeing Anjlok, Wall Street Tetap Melambung
Ilustrasi Bursa Saham New York (REUTERS/Andrew Kelly)
Dari Wall Street, tiga indeks utama mencatat penguatan yang lumayan tajam. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,79%, S&P 500 melonjak 1,47%, dan Nasdaq Composite meroket 2,02%. 

Saham-saham teknologi, khususnya telekomunikasi, menjadi pendorong Wall Street. Pantas saja Nasdaq melesat sangat signifikan. 

Apple menjadi penggerak bursa saham New York dengan penguatan mencapai 3,46%. Apple adalah perusahaan yang oleh dibilang 'sistemik' sehingga penguatannya ikut mempengaruhi saham-saham lain. 

Lonjakan saham Apple terjadi setelah Bank of America Merrill Lynch merekomendasikan 'beli' untuk saham perusahaan yang berbasis di Cupertino (California) tersebut. Seorang sumber, mengutip Reuters, mengungkapkan bahwa Apple akan meluncurkan layanan baru yaitu layanan saluran televisi berbayar pada bulan depan. 

Investor sepertinya mengabaikan saham Boeing yang anjlok 5,33%. Padahal Boeing adalah saham dengan bobot terbesar di DJIA, mencapai 11,26%. 

Saham Boeing terjun bebas setelah jatuhnya pesawat jenis 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines. Pesawat sejenis milik Lion Air juga jatuh tahun lalu. 

Akibat tragedi ini, otoritas transportasi di sejumlah negara seperti China dan Indonesia 'mengandangkan' Boeing 737 Max 8 untuk sementara. Negara lain seperti Korea Selatan memulai penyelidikan khusus terhadap pesawat ini. 

Namun ternyata amblasnya saham Boeing tidak banyak mempengaruhi Wall Street. Mengapa demikian? 

Pelaku pasar sepertinya tergiur karena harga aset di Wall Street sudah murah. Maklum, pekan lalu DJIA dan S&P anjlok 2,2% sementara Nasdaq amblas 2,5%. Harga aset yang sudah 'terbanting' ini tentu menjadi sangat menarik sehingga terjadilah aksi borong. 

"Setelah pelemahan yang terjadi pekan lalu, sepertinya aset-aset sudah mengalami jenuh jual. Apa yang terjadi hari ini sangat impresif, apalagi melihat bagaimana saham Boeing," kata Michael James, Managing Director di Wedbush Securities yang berbasis di Los Angeles, mengutip Reuters. 

Gairah investor kian membuncah melihat rilis data penjualan ritel AS. Pada Januari 2019, penjualan ritel naik 0,2% secara month-on-month (MoM), jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi alias minus 1,6% MoM. 

Data ini menunjukkan konsumsi masyarakat Negeri Paman Sam masih kuat. Konsumsi adalah penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) AS dengan kontribusi mendekati 70%. Oleh karena itu, konsumsi yang sehat menjamin pertumbuhan ekonomi yang kuat.                     

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular