
Newsletter
The Fed Galau Nih, BI Bagaimana?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 February 2019 05:37

Dari Wall Street, tiga indeks utama berhasil membukukan penguatan meski relatif terbatas. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,24%, S&P 500 terangkat 0,18%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,03%.
Perjalanan bursa saham New York hari ini tidak mulus. Bahkan beberapa kaii sempat terpeleset ke zona merah. Penyebabnya adalah sepertinya pelaku pasar butuh sedikit waktu untuk mencerna notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserves/The Fed edisii Januari 2019 yang baru saja dirilis.
Hasil rapat itu memang sudah ketahuan, yaitu Jerome 'Jay' Powell dan sejawat mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 2,25-2,5% atau median 2,375%. Hal yang ingin dikulik oleh investor adalah 'suasana kebatinan' dalam rapat tersebut.
Kira-kira apa saja hal yang menjadi perhatian The Fed? Bagaimana arah kebijakan moneter (khususnya suku bunga) ke depan?
"Para peserta rapat berpandangan bahwa laju inflasi umum dan inflasi inti yang lambat menjadi alasan untuk lebih bersabar. Komite Pengambil Kebijakan condong untuk memilih bersabar sambil melakukan observasi terhadap dampak kenaikan suku bunga yang ditempuh tahun lalu," sebut notulensi rapat The Fed.
Sabar, sabar, sabar, dan tunggu. Itu jawaban yang diterima pasar. Terlihat bahwa posisi (stance) The Fed sudah jauh berubah dibandingkan tahun lalu, yang menaikkan suku bunga acuan sampai empat kali. The Fed sudah tidak lagi hawkish.
Namun hal itu seolah bertentangan dengan kalimat lainnya. The Fed ternyata masih galau menentukan arah kebijakan suku bunga ke depan, dan potensi kenaikan tidak bisa dikesampingkan.
"Sebagian besar peserta rapat menilai belum bisa dipastikan apakah kenaikan suku bunga lebih lanjut dibutuhkan pada sisa tahun ini. Akan tetapi, beberapa peserta rapat berpendapat kenaikan suku bunga bisa ditempuh saat inflasi lebih tinggi dari perkiraan dan ekonomi 2019 tumbuh sesuai perkiraan," papar notulensi The Fed.
Bahkan kemudian ada kalimat lain yang bisa diartikan bahwa The Fed masih membuka peluang untuk mengubah stance menjadi kembali hawkish. Pelaku pasar pun dibuat garuk-garuk kepala.
"Banyak peserta rapat berpandangan bahwa menahan suku bunga acuan di tingkat yang sekarang untuk beberapa waktu bisa menimbulkan risiko. Oleh karena itu, jika ketidakpastian berkurang maka The Fed perlu meninjau kembali stance sabarnya," sebut notulensi rapat The Fed.
Di satu sisi, The Fed menegaskan kembali bahwa mereka akan lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga berikutnya. Bahkan tersirat The Fed ingin menekan tombol pause, tercermin dalam kalimat The Fed akan memantau dampak dari kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan sebelumnya.
Namun di sisi lain, The Fed juga masih membuka peluang untuk menaikkan suku bunga. Juga ada pernyataan bahwa The Fed juga siap mengubah stance kala kadar ketidakpastian menurun. The Fed bisa saja tidak lagi sabar, tetapi kembali ke mode agresif.
"Pelaku pasar berharap The Fed menegaskan sikap dovish-nya. Namun ternyata The Fed malah membuka kemungkinan menaikkan suku bunga, ini agak di luar perkiraan pasar," tutur Kathy Jones, Chief Fixed Income Strategist di Schwab Center for Finansial Research yang berbasis di New York, mengutip Reuters.
Sikap The Fed yang tidak jelas bahkan tumpang-tindih seperti ini membuat pelaku pasar butuh waktu untuk mencerna hasil notulensi rapat. Well, untungnya kemudian sentimen positif yang menang dan Wall Street ditutup menghijau. Meski tampak ada kegamangan di benak investor, karena penguatan yang tercipta tipis saja.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Perjalanan bursa saham New York hari ini tidak mulus. Bahkan beberapa kaii sempat terpeleset ke zona merah. Penyebabnya adalah sepertinya pelaku pasar butuh sedikit waktu untuk mencerna notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserves/The Fed edisii Januari 2019 yang baru saja dirilis.
Hasil rapat itu memang sudah ketahuan, yaitu Jerome 'Jay' Powell dan sejawat mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 2,25-2,5% atau median 2,375%. Hal yang ingin dikulik oleh investor adalah 'suasana kebatinan' dalam rapat tersebut.
Kira-kira apa saja hal yang menjadi perhatian The Fed? Bagaimana arah kebijakan moneter (khususnya suku bunga) ke depan?
"Para peserta rapat berpandangan bahwa laju inflasi umum dan inflasi inti yang lambat menjadi alasan untuk lebih bersabar. Komite Pengambil Kebijakan condong untuk memilih bersabar sambil melakukan observasi terhadap dampak kenaikan suku bunga yang ditempuh tahun lalu," sebut notulensi rapat The Fed.
Sabar, sabar, sabar, dan tunggu. Itu jawaban yang diterima pasar. Terlihat bahwa posisi (stance) The Fed sudah jauh berubah dibandingkan tahun lalu, yang menaikkan suku bunga acuan sampai empat kali. The Fed sudah tidak lagi hawkish.
Namun hal itu seolah bertentangan dengan kalimat lainnya. The Fed ternyata masih galau menentukan arah kebijakan suku bunga ke depan, dan potensi kenaikan tidak bisa dikesampingkan.
"Sebagian besar peserta rapat menilai belum bisa dipastikan apakah kenaikan suku bunga lebih lanjut dibutuhkan pada sisa tahun ini. Akan tetapi, beberapa peserta rapat berpendapat kenaikan suku bunga bisa ditempuh saat inflasi lebih tinggi dari perkiraan dan ekonomi 2019 tumbuh sesuai perkiraan," papar notulensi The Fed.
Bahkan kemudian ada kalimat lain yang bisa diartikan bahwa The Fed masih membuka peluang untuk mengubah stance menjadi kembali hawkish. Pelaku pasar pun dibuat garuk-garuk kepala.
"Banyak peserta rapat berpandangan bahwa menahan suku bunga acuan di tingkat yang sekarang untuk beberapa waktu bisa menimbulkan risiko. Oleh karena itu, jika ketidakpastian berkurang maka The Fed perlu meninjau kembali stance sabarnya," sebut notulensi rapat The Fed.
Di satu sisi, The Fed menegaskan kembali bahwa mereka akan lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga berikutnya. Bahkan tersirat The Fed ingin menekan tombol pause, tercermin dalam kalimat The Fed akan memantau dampak dari kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan sebelumnya.
Namun di sisi lain, The Fed juga masih membuka peluang untuk menaikkan suku bunga. Juga ada pernyataan bahwa The Fed juga siap mengubah stance kala kadar ketidakpastian menurun. The Fed bisa saja tidak lagi sabar, tetapi kembali ke mode agresif.
"Pelaku pasar berharap The Fed menegaskan sikap dovish-nya. Namun ternyata The Fed malah membuka kemungkinan menaikkan suku bunga, ini agak di luar perkiraan pasar," tutur Kathy Jones, Chief Fixed Income Strategist di Schwab Center for Finansial Research yang berbasis di New York, mengutip Reuters.
Sikap The Fed yang tidak jelas bahkan tumpang-tindih seperti ini membuat pelaku pasar butuh waktu untuk mencerna hasil notulensi rapat. Well, untungnya kemudian sentimen positif yang menang dan Wall Street ditutup menghijau. Meski tampak ada kegamangan di benak investor, karena penguatan yang tercipta tipis saja.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular