Newsletter

Hari Ini Harinya Perdagangan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 February 2019 05:54
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama, hari ini adalah hari terakhir dari rangkaian dialog dagang AS-China. Begitu spesialnya sampai Presiden China Xi Jinping dijadwalkan untuk bertandang ke lokasi perundingan. 


Hasil dari dialog selama sepekan ini tentu sangat layak untuk dinantikan. Hawa positif pun bertebaran, meski hasil persis dari perundingan ini masih belum terlihat. 

"Aura di Beijing sangat bagus," ujar Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengutip Reuters. 

Namun, belum ada kejelasan soal perpanjangan masa 'gencatan senjata'. "Saya tidak bisa berkomentar soal itu. Namun sejauh ini belum ada keputusan," tambah Kudlow. 

Jadi, mari kita nantikan kabar terbaru dari Beijing. Semoga hasilnya positif, seperti yang diharapkan seluruh dunia. 

Sentimen kedua adalah kabar dari Washington. Presiden Trump akhirnya bersedia menandatangani rancangan anggaran baru yang membuat pemerintahan AS terhindar dari penutupan sebagian (partial shutdown) seperti yang terjadi belum lama ini. Namun ada sedikit kejutan lainnya. 

"Presiden akan menandatangani aturan tersebut. Namun, seperti yang sudah beliau sampaikan sebelumnya, Presiden juga akan menempuh Kebijakan Eksekutif, salah satunya mungkin Kondisi Darurat Nasional, untuk menghentikan krisis keamanan dan kemanusiaan di perbatasan," ungkap Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih, mengutip Reuters. 

Dengan dalih kondisi darurat, maka Trump bisa saja tetap membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko tanpa melalui persetujuan Kongres. Padahal dalam rancangan anggaran yang baru sudah ada pos untuk membangun pagar tinggi sepanjang 88,5 km. 

Rencana Trump yang mempertimbangkan penggunaan Kebijakan Eksekutif mendapat kecaman, terutama dari kubu oposisi Partai Demokrat. Nancy Pelosi, Ketua House of Representatives, menilai kondisi darurat yang dimaksud Trump hanya sebuah ilusi. 

"Ini bukan kondisi darurat. Presiden memang bisa mengumumkan kondisi darurat, tetapi itu atas sesuatu yang dia ciptakan sendiri. Sebuah ilusi yang dia ingin agar kita mempercayainya," tegas Pelosi, mengutip Reuters. 

Oleh karena itu, mungkin saja pemerintahan AS akan terhindar dari shutdown dan bisa beroperasi normal. Namun drama To Wall or Not To Wall sepertinya masih akan berlanjut. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular