
Newsletter
Bisakah Damai Dagang Bikin Pasar Move On dari CAD?
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
13 February 2019 06:04

Kabar gembira datang dari Wall Street, di mana tiga indeks utama melesat signifikan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melejit 1,49%, S&P 500 melambung 1,29%, dan Nasdaq Composite meroket 1,46%.
Gairah di bursa saham New York membuncah setelah harapan damai dagang AS-China kembali bergelora. Hal ini tidak lepas dari komentar terbaru yang dari Presiden AS Donald Trump.
Eks taipan properti itu mengatakan dirinya berharap bisa bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jika kesepakatan dagang AS-China sudah hampir rampung. Pertemuan tersebut akan mempercepat proses penyelesaian kesepakatan damai dagang.
"Kami bekerja dengan baik di China. Kalau kesepakatan (dengan China) sudah dekat, maka kita akan bisa selesaikan. Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari deadline 1 Maret), tetapi saya lebih suka tidak," kata Trump saat rapat kabinet, mengutip Reuters.
Delegasi AS berada di Beijing selama pekan ini untuk melakukan dialog dagang. Diawali dengan pertemuan tingkat wakil menteri yang dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri pada Kamis-Jumat. Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin sudah tiba di Beijing dan akan memulai dialog esok hari.
"Kami menantikan hari-hari yang begitu penting," ujar Mnuchin, mengutip Reuters.
Aura positif dari perundingan dagang AS-China membuat investor kembali semringah. Harapan damai dagang kembali merekah, dan tidak ada lagi istilah bermain aman. Aset berisiko seperti saham pun disikat dan Wall Street melesat.
Sebenarnya ada kabar yang kurang sedap terkait dengan nasib anggaran AS. Trump menyatakan tidak puas dengan kesepakatan sementara yang sudah dicapai di Kongres.
"Saya memang masih harus mempelajarinya. Namun saya sepertinya tidak suka," tegas Trump, mengutip Reuters.
Apabila Trump tidak membubuhkan tanda tangannya di atas rencana anggaran yang baru, pada pemerintah AS akan kembali tutup pada 16 Februari. Sesuatu yang sangat berdampak negatif, karena membuat perekonomian Negeri Paman Sam rugi hingga miliaran dolar.
Akan tetapi, sentimen politik anggaran AS bisa tertutup oleh prospek damai dagang. Kuatnya sentimen ini sebaiknya menjadi pelajaran bagi Washington dan Beijing bahwa dunia benar-benar menantikan berakhirnya perang dagang di antara mereka.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Gairah di bursa saham New York membuncah setelah harapan damai dagang AS-China kembali bergelora. Hal ini tidak lepas dari komentar terbaru yang dari Presiden AS Donald Trump.
Eks taipan properti itu mengatakan dirinya berharap bisa bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jika kesepakatan dagang AS-China sudah hampir rampung. Pertemuan tersebut akan mempercepat proses penyelesaian kesepakatan damai dagang.
"Kami bekerja dengan baik di China. Kalau kesepakatan (dengan China) sudah dekat, maka kita akan bisa selesaikan. Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari deadline 1 Maret), tetapi saya lebih suka tidak," kata Trump saat rapat kabinet, mengutip Reuters.
Delegasi AS berada di Beijing selama pekan ini untuk melakukan dialog dagang. Diawali dengan pertemuan tingkat wakil menteri yang dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri pada Kamis-Jumat. Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin sudah tiba di Beijing dan akan memulai dialog esok hari.
"Kami menantikan hari-hari yang begitu penting," ujar Mnuchin, mengutip Reuters.
Aura positif dari perundingan dagang AS-China membuat investor kembali semringah. Harapan damai dagang kembali merekah, dan tidak ada lagi istilah bermain aman. Aset berisiko seperti saham pun disikat dan Wall Street melesat.
Sebenarnya ada kabar yang kurang sedap terkait dengan nasib anggaran AS. Trump menyatakan tidak puas dengan kesepakatan sementara yang sudah dicapai di Kongres.
"Saya memang masih harus mempelajarinya. Namun saya sepertinya tidak suka," tegas Trump, mengutip Reuters.
Apabila Trump tidak membubuhkan tanda tangannya di atas rencana anggaran yang baru, pada pemerintah AS akan kembali tutup pada 16 Februari. Sesuatu yang sangat berdampak negatif, karena membuat perekonomian Negeri Paman Sam rugi hingga miliaran dolar.
Akan tetapi, sentimen politik anggaran AS bisa tertutup oleh prospek damai dagang. Kuatnya sentimen ini sebaiknya menjadi pelajaran bagi Washington dan Beijing bahwa dunia benar-benar menantikan berakhirnya perang dagang di antara mereka.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular