
Newsletter
Masuki Bulan Penuh Cinta, IHSG Justru Kurang Kasih Sayang
Taufan Adharsyah & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 February 2019 06:53

Tak hanya di AS, lesunya laju ekonomi juga didapati di Benua Biru. Kemarin, pembacaan awal atas pertumbuhan ekonomi Zona Euro periode kuartal-IV 2018 diumumkan di level 0,2% QoQ, sama dengan capaian di kuartal tiga dan merupakan laju pertumbuhan terendah sejak kuartal-II 2014.
Masih pada hari yang sama, perekonomian Italia diumumkan tumbuh negatif pada kuartal-IV 2018 yakni sebesar 0,2% QoQ (pembacaan awal). Lantas, perekonomian Italia sudah tumbuh negatif selama dua kuartal berturut-turut (-0,1% QoQ pada kuartal-III 2018) sehingga Negeri Pizza resmi masuk ke jurang resesi.
Tekanan yang begitu besar terhadap perekonomian dunia berpotensi membuat investor memasang mode defensif dengan melepas instrumen berisiko di pasar keuangan negara berkembang. Ini bukan kabar yang baik bagi IHSG dan rupiah.
Dari dalam negeri, investor perlu mencermati rilis angka inflasi periode Januari pada pukul 11:00 WIB nanti. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi month-on-month di level 0,5%, sementara inflasi secara tahunan ada di level 3,01%.
Jika inflasi bisa menyamai atau bahkan mengalahkan ekspektasi para ekonom, bisa timbul persepsi bahwa konsumsi masyarakat relatif kuat. Namun sebaliknya, jika inflasi berada di bawah ekspektasi apalagi dengan marjin yang lebar, bisa timbul persepsi bahwa konsumsi masyarakat relatif lemah.
Perlu diingat bahwa sektor barang konsumsi sudah melejit sebesar 3,56% sepanjang tahun ini, sehingga ruang bagi investor untuk melakukan aksi ambil untung menjadi terbuka lebar. Rilis angka inflasi nanti bisa dijadikan justifikasi oleh investor untuk melakukan aksi ambil untung.
Memasuki bulan penuh cinta yakni Februari, IHSG justru nampak kekurangan kasih sayang. Sentimen eksternal dan domestik berpotensi menyeret IHSG ke zona merah.
BERLANJUT KE HALAMAN LIMA
(ank/ank)
Masih pada hari yang sama, perekonomian Italia diumumkan tumbuh negatif pada kuartal-IV 2018 yakni sebesar 0,2% QoQ (pembacaan awal). Lantas, perekonomian Italia sudah tumbuh negatif selama dua kuartal berturut-turut (-0,1% QoQ pada kuartal-III 2018) sehingga Negeri Pizza resmi masuk ke jurang resesi.
Tekanan yang begitu besar terhadap perekonomian dunia berpotensi membuat investor memasang mode defensif dengan melepas instrumen berisiko di pasar keuangan negara berkembang. Ini bukan kabar yang baik bagi IHSG dan rupiah.
Dari dalam negeri, investor perlu mencermati rilis angka inflasi periode Januari pada pukul 11:00 WIB nanti. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi month-on-month di level 0,5%, sementara inflasi secara tahunan ada di level 3,01%.
Jika inflasi bisa menyamai atau bahkan mengalahkan ekspektasi para ekonom, bisa timbul persepsi bahwa konsumsi masyarakat relatif kuat. Namun sebaliknya, jika inflasi berada di bawah ekspektasi apalagi dengan marjin yang lebar, bisa timbul persepsi bahwa konsumsi masyarakat relatif lemah.
Perlu diingat bahwa sektor barang konsumsi sudah melejit sebesar 3,56% sepanjang tahun ini, sehingga ruang bagi investor untuk melakukan aksi ambil untung menjadi terbuka lebar. Rilis angka inflasi nanti bisa dijadikan justifikasi oleh investor untuk melakukan aksi ambil untung.
Memasuki bulan penuh cinta yakni Februari, IHSG justru nampak kekurangan kasih sayang. Sentimen eksternal dan domestik berpotensi menyeret IHSG ke zona merah.
BERLANJUT KE HALAMAN LIMA
(ank/ank)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular