Newsletter

Awas, Ekonomi AS Terancam Mandek Gara-gara Shutdown!

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
24 January 2019 05:40
<i>Shutdown</i> Batasi Lompatan Wall Street
Bursa Saham New York (REUTERS/Andrew Kelly)
Dari Wall Street, tiga indeks utama berhasil membukukan penguatan meski dalam rentang yang relatif terbatas. Dow Jones Indstrial Average (DJIA) naik 0,7%, S&P 500 menguat 0,22%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,08%. 

Laju bursa saham New York didorong oleh laporan keuangan emiten yang memuaskan. Saham Proctor & Gamble melesat dengan penguatan 4,82% setelah membukukan laba per saham (Earnings per Share/EPS) US$ 1,25 pada kuartal II tahun fiskal 2018 yang berakhir pada 31 Desember. Lebih baik dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu US$ 1,21. 

Kemudian sahan United Technologies (induk usaha pembuat mesin pesawat terbang Pratt & Whistney serta pembuat eskalator dan elevator Otis) menguat sampai 5,38%. Pada kuartal IV-2018, perseroan mencatatkan EPS U$$ 1,95, cukup jauh di atas konsensus pasar yaitu US$ 1,53%. 

Lalu saham Comcast (perusahaan induk CNBC International) melejit 5,49% setelah melaporkan EPS pada kuartal IV-2018 sebesar US$ 64 sen. Lebih baik ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan US$ 62 sen. 

Namun lompatan Wall Street membentur plafon karena kekhawatiran investor terhadap penutupan sebagian (partial shutdown) pemerintahan AS. Hingga pukul 04:30 WIB, shutdown sudah berlangsung selama 32 hari, 16 jam, 30 menit. 

Shutdown sedikit banyak mempengaruhi perekonomian AS secara keseluruhan. Ada sekitar 800.000 abdi negara yang belum menerima bayaran, dan kontrak-kontrak swasta dengan pemerintah pun tidak berjalan. Roda ekonomi tidak berputar sesuai dengan potensinya, ada yang menghambat. 

Dalam wawancara dengan CNN, Kevin Hassett, Kepala Penasihat Ekonomi Gedung Putih, memperkirakan ekonomi AS bisa tumbuh 0% alias stagnan apabila shutdown berlangsung penuh selama kuartal I-2018. Namun untuk keseluruhan 2019, pemerintahan Presiden Donald Trump masih yakin AS bisa mencapai pertumbuhan ekonomi  sekitar 3%. 

"Orang-orang mencemaskan shutdown. Investor juga masih menyimpan tanda tanya besar terhadap perkembangan ekonomi global," kata Robert Pavlik, Chief Investment Strategist di SlateStone Wealth yang berbasis di New York, mengutip Reuters. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular