Polling CNBC Indonesia

Neraca Dagang Menuju Hattrick Defisit, Rupiah Terlemah Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 January 2019 14:34
Neraca Dagang Menuju Hattrick Defisit, Rupiah Terlemah Asia
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan kembali mencatat defisit pada Desember 2018. Jika ini terjadi, maka neraca perdagangan tekor sepanjang kuartal IV-2018 sehingga nasib transaksi berjalan (current account) menjadi terancam. 

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan data perdagangan internasional pada esok hari. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 1,81% secara tahunan (year-on-year/YoY). Kemudian impor tumbuh lebih cepat yaitu 6,345% YoY, dan neraca perdagangan defisit US$ 968 juta.
 
InstitusiPertumbuhan Ekspor (%YoY)Pertumbuhan Impor (%YoY)Neraca Perdagangan (US$ Juta)
CIMB Niaga---1,000
ING0.16.3-2,010.20
Moody's Analytics---1,020
Barclays-2.51-750
BCA3.86.8-690
Bahana Sekuritas1.999.7-1,390
Bank Permata1.954.75-668
Maybank Indonesia-5.331.43-1,228
Danareksa Research Institute3.397.94-914
Bank Mandiri1.676.39-936
MEDIAN1.816.345-968
 
Proyeksi pasar menunjukkan aktivitas ekspor yang lebih baik dibandingkan November 2018. Kala itu, ekspor tercatat terkontraksi atau minus 3,28% YoY. Akan tetapi, perbaikan tersebut masih sangat terbatas.

Sedangkan impor diperkirakan melambat dari 8,79% YoY pada November. Sedangkan neraca perdagangan membaik karena pada November mencatat defisit US$ 2,05 miliar. 

 

Apabila neraca perdagangan Desember kembali defisit, maka akan terjadi hattrick. Ini akan memunculkan pertanyaan, bagaimana nasib transaksi berjalan kuartal IV-2018? 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Bank Indonesia (BI) memperkirakan transaksi berjalan pada kuartal IV-2018 kembali defisit di kisaran 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, ada kemungkinan rupiah kembali tertekan. 

Hari ini, rupiah sudah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pasar spot. Pada pukul 14:13 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.130 di mana rupiah melemah 0,64%. 

Pelemahan rupiah bahkan menjadi yang paling dalam di Asia. Tidak ada mata uang Benua Kuning yang melemah lebih parah ketimbang rupiah. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 14:14 WIB: 

 

Jika neraca perdagangan kembali negatif pada Desember, maka hampir bisa dipastikan transaksi berjalan akan negatif cukup dalam pada kuartal IV-2018. Ini tentu menjadi kabar buruk buat rupiah, karena fundamental penyokong mata uang ini menjadi rapuh. Minimnya pasokan devisa berjangka panjang dari ekspor-impor barang dan jasa membuat mata uang ini rentan 'digoyang'. 

Sementara itu, Kepala Ekonom Maybank Indonesia Juniman mengatakan kinerja perdagangan internasional yang lesu pada Desember lebih disebabkan faktor musiman. Hari kerja yang lebih sedikit karena libur Hari Natal dan Tahun Baru membuat aktivitas perdagangan berkurang. 

"Selain itu, penurunan harga komoditas, khususnya minyak, juga mempengaruhi ekspor Indonesia. Lalu ada perlambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang Indonesia," sebut Juniman. 

Namun pada saat yang sama, lanjut Juniman, penurunan harga minyak juga membuat impor Indonesia menjadi terbatas. Impor pun melambat dan defisit neraca perdagangan bisa ditekan.  


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular