Polling CNBC Indonesia

Konsensus: Neraca Dagang Diramal Tekor Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 February 2019 11:48
Impor sebenarnya melambat, tetapi ekspor pun demikian sehingga neraca perdagangan hasilnya tekor.
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2019 diperkirakan mengalami defisit. Impor sebenarnya melambat, tetapi ekspor pun demikian sehingga neraca perdagangan hasilnya tekor. 

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan data perdagangan internasional pada esok pagi. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor turun atau terkontraksi 0,61% secara year-on-year (YoY) sementara impor juga minus 0,785% YoY. Sementara neraca perdagangan diperkirakan defisit US$ 925,5 juta. 

InstitusiPertumbuhan Ekspor (%YoY)Pertumbuhan Impor (%YoY)Neraca Perdagangan (US$ Juta)
ING3.92.1-600
Moody's Analytics---1,400
Barclays4-2-1,000
Danareksa Research Institute-3.08-0.72-1,093.30
Bahana Sekuritas-1.1-0.85-1,130
Maybank Indonesia-4.19-3.36-851
CIMB Niaga---720
Bank Permata-0.120.02-777
BTN-4.25-2.2-1,080
Standard Chartered0.30.2-740
MEDIAN-0.61-0.785-925.5
 
Jika realisasinya sejalan dengan konsensus, maka sejatinya ada perbaikan dibandingkan Desember 2018. Kala itu, ekspor turun sampai 4,62% dan impor naik 1,16%. Neraca perdagangan membukukan defisit US$ 1,1 miliar. 

Kontraksi ekspor sepertinya disebabkan oleh penguatan nilai tukar rupiah. Sepanjang bulan lalu, rupiah menguat 2,82% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara point-to-point. 

 

Penguatan rupiah membuat harga produk Indonesia lebih mahal di pasar dunia. Akibatnya, permintaan pun terpengaruh. 

Selain itu, aktivitas ekonomi di negara-negara mitra dagang Indonesia juga belum 'panas' karena masih awal tahun. Permintaan menjadi terbatas sehingga impor masih terkontraksi. 

Namun ada faktor yang membuat ekspor Indonesia membaik ketimbang bulan sebelumnya yaitu perbaikan harga komoditas. Sepanjang Januari, harga minyak jenis brent melesat 15,04%.  

Dalam periode yang sama, harga minyak sawit mentah (CPO) melonjak 8,39%. CPO adalah komoditas salah satu andalan ekspor Indonesia, dengan porsi sekitar 11% dari total ekspor nasional. 



Sementara di sisi impor, terjadi penurunan karena permintaan memang melambat dibandingkan Desember, Maklum, Desember adalah puncak kedua permintaan (setelah Ramadan-Idul Fitri) karena ada Hari Natal, Tahun Baru, dan musim liburan.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation