Newsletter

The Fed Kian Lunak, Tapi Dolar AS Bersiap Balas Dendam

Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 January 2019 05:57
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu kabar gembira dari Wall Street. Bursa saham New York yang masih dalam reli diharapkan menjadi motivasi bagi bursa saham Asia untuk melakukan hal serupa. 

Sentimen kedua adalah nilai tukar dolar AS, yang sangat terpengaruh oleh komentar terbaru dari Powell. Namun bagi dolar AS, yang dicerna bukan di bagian bersabar atau inflasi sudah rendah dan terkendali. 

Dalam kesempatan yang sama, Powell juga menegaskan bahwa The Fed masih akan melanjutkan proses normalisasi neraca. Sejak krisis keuangan global 2008, The Fed banyak menyerap surat berharga sebagai bagian dari stimulus moneter (quantitative easing). Namun kini ekonomi AS sudah pulih, sehingga neraca The Fed yang begitu 'gemuk' harus menjalani program diet. 

The Fed akan terus menjual surat berharga yang tercatat dalam neracanya, menarik likuiditas dari pasar. Dalam satu titik, proses ini bisa sama seperti menaikkan suku bunga acuan yaitu membuat likuiditas berkurang sehingga laju pertumbuhan ekonomi melambat.  

Selain itu, Powell juga sebenarnya masih agak hawkish karena menyatakan kenaikan suku bunga acuan masih mungkin ditempuh. Oleh karena itu, dolar AS masih punya harapan. 

Merespons komentar Powell, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,35% pada pukul 05:50 WIB. Keperkasaan dolar AS ini bisa saja merambat ke Asia. Dolar AS pun siap membalas dendam, rupiah wajib waspada. 

Sentimen ketiga adalah hubungan AS-China yang semakin harmonis. Selepas dialog 3 hari di Beijing, Reuters memberitakan Wakil Perdana Menteri Liu He akan bertandang ke Washington untuk bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. 

"Rencananya adalah Liu He akan datang ke Washington. Namun sepengetahuan saya, waktunya belum ditetapkan. Apakah sebelum Tahun Baru Imlek atau sesudahnya," ungkap Myron Brilliant, Kepala Grup Perdagangan Internasional US Chamber of Commerce, mengutip Reuters. 

"Kami terus bernegosiasi dengan China dan mencapai kesuksesan besar. Saya rasa negosiasi dengan China lebih mudah dibandingkan dengan partai oposisi," kata Presiden Trump kepada wartawan , mengutip Reuters. 

Kian eratnya poros Washington-Beijing membuat harapan akan terciptanya damai dagang semakin menebal. Kabar ini bisa membuat investor kembali bergairah dan berani masuk ke pasar negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia. Jika ini terjadi, maka menjadi berita bahagia bagi IHSG dan rupiah. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular