Newsletter

The Fed Kian Lunak, Tapi Dolar AS Bersiap Balas Dendam

Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 January 2019 05:57
Jerome Powell, 'Aktor Intelektual' Pendorong Wall Street
Bursa Saham New York (REUTERS / Brendan McDermid)
Dari Wall Street, tiga indeks utama kembali mencatatkan hasil positif. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,51%, S&P 500 menguat 0,45%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,42%. Wall Street sudah menguat selama 5 hari beruntun. 

Powell lagi-lagi menjadi 'aktor intelektual' di balik kinerja Wall Street yang kinclong. Berbicara di forum Economic Club of Washington, sang The Fed-1 menegaskan pandangan bahwa bank sentral Negeri Paman Sam akan lebih berhati-hati penerapan kebijakan moneter. 

"Dengan inflasi rendah dan terkendali, kami bisa lebih sabar dan memantau dengan saksama bagaimana narasi pada 2019," tuturnya, mengutip Reuters. 

Ketika ditanya apakah The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan dua kali pada 2019, Powell menjawab "Itu adalah kondisi di mana ekonomi diproyeksikan sangat kuat pada 2019. Proyeksi yang mungkin masih bisa terjadi," sebut Powell dengan kalimat bersayap. 

Namun, pelaku pasar membaca bahwa The Fed yang semakin kurang hawkish sudah terlihat nyata. The Fed kini begitu hati-hati, begitu kalem, dan bahkan sudah berani menyebut inflasi rendah dan terkendali. Artinya, kebutuhan untuk menaikkan Federal Fund Rate akan semakin berkurang. 

Pasar saham menyambut berita ini dengan suka cita. Saham adalah instrumen yang bekerja optimal dalam lingkungan suku bunga rendah. Sikap The Fed sepertinya mengarah ke sana, sehingga laju Wall Street belum terbendung. 

Namun penguatan Wall Street dibatasi oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap kinerja korporasi dalam musim laporan keuangan (earnings season) kuartal IV-2018. Berita negatif soal Apple beberapa waktu lalu seakan memberi alarm bahwa perusahaan di AS harus menerima kenyataan penurunan kinerja.

 
Saham Macy's, jaringan peritel di AS, anjlok 17,69% setelah proyeksi perlambatan penjualan pada musim liburan kemarin. Penjualan diperkirakan tumbuh 2%, lebih lambat dari perkiraan sebelumnya yaitu 2,3-2,5%. 

"Musim liburan berawal dengan baik, terutama saat Black Friday (jelang Thanksgiving). Namun ada perlambatan pada pertengahan Desember dan tidak naik setinggi perkiraan kala memasuki Natal," ungkap Jeff Gennette, CEO Macy's, mengutip Reuters. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular