
Newsletter
The Fed Hati-hati, Trump Ngambek Lagi
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
10 January 2019 05:53

Dari Wall Street, tiga indeks utama masih meneruskan tren penguatan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,39%, S&P 500 menguat 0,41%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,87%.
Rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi Desember 2018 menjadi faktor penguat bursa saham New York. Dalam notulensi tersebut, terlihat bahwa Jerome 'Jay' Powell dan kolega sudah menunjukkan sikap yang tidak lagi agresif.
"Banyak dari peserta rapat menyampaikan pandangan bahwa, terutama melihat perkembangan inflasi yang senyap, Komite bisa bersabar dalam hal penerapan kebijakan moneter yang lebih ketat. Beberapa peserta rapat juga menyebutkan bahwa sebelum The Fed kembali menaikkan suku bunga, ada baiknya mempertimbangkan berbagai risiko yang semakin nyata dalam beberapa bulan terakhir," papar notulensi itu.
Sikap The Fed yang semakin hati-hati mengarah ke dovish ini membuat pasar saham bergairah. Saham adalah instrumen yang bekerja optimal di lingkungan suku bunga rendah. Kenaikan suku bunga bukan kawan sehati pasar saham, karena suku bunga tinggi akan mendongrak biaya dana dan menekan laba emiten.
Selain itu, investor juga mengapresiasi hasil dari dialog dagang AS-China. Dalam keterangan tertulis dari Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives/USTR), disebutkan bawa China berkomitmen membeli lebih banyak produk asal Negeri Paman Sam, mulai dari produk pertanian, energi, hingga manufaktur.
USTR tidak menyebut dengan detil hal lain yang menjadi pokok-pokok kesepakatan. Namun intinya dikatakan bahwa dialog berlangsung dengan baik untuk menciptakan kesetaraan dan keseimbangan dalam perdagangan.
Usai pertemuan ini, belum ada rencana untuk melakukan dialog lanjutan. Delegasi AS akan bertolak ke Washington untuk mendapat arahan mengenai langkah berikutnya.
Namun penguatan Wall Street menjadi terbatas karena gaduh politik anggaran di AS belum juga menemukan titik terang. Presiden AS Donald Trump lagi-lagi masih berkeras ingin memperkuat keamanan di wilayah perbatasan, salah satunya dengan membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko.
Rencana ini tidak mendapat persetujuan legislatif, sehingga sampai saat ini pemerintahan AS tidak punya anggaran. Pemerintah AS masih tutup sebagian (partial shutdown), yang berarti sudah belangsung selama 18 hari 16 jam 56 menit hingga pukul 04:56 WIB.
Situasi semakin runyam kala Trump kembali ngambek saat melakukan rapat dengan pimpinan House of Representatives dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi. Mengetahui Demokrat tidak setuju dengan pembangunan tembok di perbatasan, Trump keluar begitu saja dari rapat alias walkout.
"Dia (Trump) bertanya kepada Pelosi, 'Apakah Anda akan menyetujui anggaran untuk tembok?'. Pelosi menjawab tidak, dan dia langsung berdiri sambil berkata 'jadi kita tidak punya hal untuk dibahas'. Dia kemudian keluar. Lagi-lagi kita melihatnya tantrum karena tidak mendapat apa yang diinginkan," ungkap Chuck Schumer, Pimpinan Partai Demokrat di Senat, seperti dikutip Reuters.
Gaduh politik anggaran di Washington sedikit banyak menambah ketidakpastian di pasar. Ini menjadi sentimen negatif yang membebani.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi Desember 2018 menjadi faktor penguat bursa saham New York. Dalam notulensi tersebut, terlihat bahwa Jerome 'Jay' Powell dan kolega sudah menunjukkan sikap yang tidak lagi agresif.
"Banyak dari peserta rapat menyampaikan pandangan bahwa, terutama melihat perkembangan inflasi yang senyap, Komite bisa bersabar dalam hal penerapan kebijakan moneter yang lebih ketat. Beberapa peserta rapat juga menyebutkan bahwa sebelum The Fed kembali menaikkan suku bunga, ada baiknya mempertimbangkan berbagai risiko yang semakin nyata dalam beberapa bulan terakhir," papar notulensi itu.
Sikap The Fed yang semakin hati-hati mengarah ke dovish ini membuat pasar saham bergairah. Saham adalah instrumen yang bekerja optimal di lingkungan suku bunga rendah. Kenaikan suku bunga bukan kawan sehati pasar saham, karena suku bunga tinggi akan mendongrak biaya dana dan menekan laba emiten.
Selain itu, investor juga mengapresiasi hasil dari dialog dagang AS-China. Dalam keterangan tertulis dari Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives/USTR), disebutkan bawa China berkomitmen membeli lebih banyak produk asal Negeri Paman Sam, mulai dari produk pertanian, energi, hingga manufaktur.
USTR tidak menyebut dengan detil hal lain yang menjadi pokok-pokok kesepakatan. Namun intinya dikatakan bahwa dialog berlangsung dengan baik untuk menciptakan kesetaraan dan keseimbangan dalam perdagangan.
Usai pertemuan ini, belum ada rencana untuk melakukan dialog lanjutan. Delegasi AS akan bertolak ke Washington untuk mendapat arahan mengenai langkah berikutnya.
Namun penguatan Wall Street menjadi terbatas karena gaduh politik anggaran di AS belum juga menemukan titik terang. Presiden AS Donald Trump lagi-lagi masih berkeras ingin memperkuat keamanan di wilayah perbatasan, salah satunya dengan membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko.
Rencana ini tidak mendapat persetujuan legislatif, sehingga sampai saat ini pemerintahan AS tidak punya anggaran. Pemerintah AS masih tutup sebagian (partial shutdown), yang berarti sudah belangsung selama 18 hari 16 jam 56 menit hingga pukul 04:56 WIB.
Situasi semakin runyam kala Trump kembali ngambek saat melakukan rapat dengan pimpinan House of Representatives dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi. Mengetahui Demokrat tidak setuju dengan pembangunan tembok di perbatasan, Trump keluar begitu saja dari rapat alias walkout.
"Dia (Trump) bertanya kepada Pelosi, 'Apakah Anda akan menyetujui anggaran untuk tembok?'. Pelosi menjawab tidak, dan dia langsung berdiri sambil berkata 'jadi kita tidak punya hal untuk dibahas'. Dia kemudian keluar. Lagi-lagi kita melihatnya tantrum karena tidak mendapat apa yang diinginkan," ungkap Chuck Schumer, Pimpinan Partai Demokrat di Senat, seperti dikutip Reuters.
Gaduh politik anggaran di Washington sedikit banyak menambah ketidakpastian di pasar. Ini menjadi sentimen negatif yang membebani.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular