Newsletter

Kalau Tidak Ada yang Aneh-aneh, Rupiah dan IHSG Siap Melesat

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
08 January 2019 04:42
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu kabar positif dari Wall Street. Hijaunya bursa saham New York diharapkan menjadi katalis bagi kompatriotnya di Asia untuk mencapai prestasi serupa. 

Sentimen kedua adalah perkembangan dialog AS-China di Beijing. Pertemuan tersebut dijadwalkan selesai hari ini, sehingga hasilnya tentu sangat patut untuk disimak. 

Sejak kemarin, optimisme bertebaran baik dari pihak Beijing maupun Washington. Semoga realisasinya sesuai harapan, sehingga damai dagang AS-China benar-benar bisa terwujud. Amin... 

Jika aura positif ini bisa dijaga (atau malah ditingkatkan), maka investor tentu tidak mau bermain aman. Situasi yang kondusif adalah saat yang tepat untuk 'bermain api', masuk ke instrumen-instrumen berisiko yang menjanjikan cuan lebih tinggi. 

Ketika mode ini terpasang, maka pasar keuangan Indonesia akan sangat diuntungkan. Arus modal akan mengalir deras ke pasar keuangan Tanah Air, sehingga lagi-lagi akan memperkuat IHSG, rupiah, dan pasar SBN. 

Sentimen ketiga adalah nilai tukar dolar AS. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ada kemungkinan greenback masih akan tertekan hari ini karena minat investor untuk bermain dengan aset-aset berisiko sedang tinggi. 

Ditambah lagi ada rilis data ekonomi yang kurang mengesankan. Purchasing Managers Index (PMI) non manufaktur AS versi ISM pada Desember 2018 tercatat sebesar 57,6. Agak jauh di bawah pencapaian bulan sebelumnya yaitu 60,7. Angka Desember juga menjadi yang terendah dalam 5 bulan terakhir. 

Jika data-data ekonomi Negeri Adidaya terus memble, maka kemungkinan The Fed untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga acuan menjadi semakin besar. Bahkan bisa saja Powell dan kolega memutuskan untuk menurunkan Federal Funds Rate. 

Dibayangi oleh prospek kenaikan suku bunga acuan yang semakin samar-samar, dolar AS pun kian nelangsa. Sepertinya dolar AS sudah resmi lengser dari takhta raja mata uang dunia yang disandang tahun lalu. 

Tekanan yang dihadapi dolar AS kembali membuka peluang bagi rupiah untuk menguat. Apabila BI kembali aktif 'bergerilya' di pasar, maka penguatan rupiah bisa jadi tidak terbendung seperti yang terjadi kemarin. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular