Newsletter

Menanti Kabar Baik dari Beijing

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 January 2019 05:25
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sentimen keempat, investor perlu mewaspadai kenaikan harga minyak. Sepanjang pekan lalu, harga minyak jenis brent melonjak 9,31% secara point-to-point. Sedangkan harga minyak light sweet terangkat 5,8%.   


Harga minyak terbantu oleh sentimen penurunan pasokan di pasar global. Berdasarkan survei Reuters, produksi minyak di 15 negara anggota Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) pada Desember 2018 berada di 32,68 juta barel/hari. Turun 460.000 barel/hari dibandingkan November, dan menjadi penurunan bulanan tertinggi sejak Januari 2017.  

Investor juga nampaknya merespon positif hubungan AS-China yang semakin mesra. Apabila dua kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi sudah tidak lagi saling hambat perdagangan, maka rantai pasok global akan kembali semarak.

Aktivitas ekonomi dan perdagangan pulih, sehingga permintaan energi akan ikut meningkat. Ini tentu memunculkan prospek kenaikan harga minyak.

Apabila kenaikan harga minyak berlanjut, maka bisa menjadi sentimen negatif buat rupiah. Kenaikan harga si emas hitam akan menambah beban impor sehingga memperparah defisit transaksi berjalan (current account). Akibatnya, fundamental penyokong rupiah menjadi rapuh dan mata uang Tanah Air rentan terdepresiasi. 

Sentimen kelima adalah masih berlangsungnya penutupan sebagian (partial shutdown) pemerintahan AS. Hingga pukul 05:05 WIB, shutdown sudah berlangsung selama 15 hari 17 jam 5 menit. 

Presiden Trump masih ogah mengesahkan rencana anggaran 2019 karena ngotot ingin ada proyek pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko. Partai Demokrat yang kini menjadi mayoritas di House of Representatives menolak ide ini karena dianggap amoral. 

"Tembok itu bisa saja terbuat dari baja, bukan beton. Apa saja boleh kalau itu membantu rakyat," ujar Trump kepada wartawan sebelum bertolak ke Camp David, mengutip Reuters. 

Partai Demokrat masih terus mencoba mengajukan anggaran sementara agar pemerintahan bisa kembali dibuka. Anggaran bisa tetap lolos meski Trump tidak membubuhkan tanda tangannya, tetapi dengan syarat harus disetujui oleh 2/3 anggota Kongres AS (Senat dan House).  

Beberapa legistator dari Partai Republik pengusung Trump sudah menunjukkan tanda-tanda kegerahan. Mereka ingin pemerintahan segera dibuka karena menyangkut hajat hidup jutaan warga Negeri Paman Sam. 

"Semua pihak harus bersedia mendengar dan berkompromi. Namun memang perdebatan soal baja vs beton adalah sesuatu yang aneh," kata Susan Collins, Senator Maine dari Partai Republik, mengutip NBC. 

Oleh karena itu, Partai Demokrat memperoleh angin karena sepertinya beberapa anggota Partai Republik siap membelot demi mengakhiri shutdown. Jika suara 2/3 anggota Kongres berhasil didapatkan, maka veto Trump bisa dipatahkan. 

"Kita seharusnya membuka pemerintahan terlebih dulu, baru bernegosiasi. Bukan sebaliknya," tegas Sterny Hoyer, Pimpinan Mayoritas House, mengutip Reuters. 

Gaduh politik anggaran di Washington ini berpotensi mengganggu konsentrasi pelaku pasar. Kalau sampai berlarut-larut, maka investor akan sulit berfokus ke sentimen positif sehingga pasar sulit menerobos ke zona hijau.

(BERLANJUT KE HALAMAN 5)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular