
Newsletter
Waspadai 'Kado' Natal dari Wall Street
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
26 December 2018 06:12

Namun rupiah akan mendapat tantangan dari sentimen ketiga, yaitu penguatan dolar AS. Pada pukul 03:02 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat lumayan meyakinkan di 0,35%.
Sepertinya penguatan dolar AS ini lebih karena technical rebound karena mata uang ini sudah tertekan cukup lama. Sejak awal Desember, Dollar Index terkoreksi 0,39% dan dalam sepekan terakhir masih minus 0,24%.
Jika penguatan ini bisa bertahan cukup lama, maka rupiah akan mendapatkan hadangan yang berat untuk menguat hari ini. Namun dalam jangka menengah-panjang, sebenarnya dolar AS masih berpotensi melemah.
Pembacaan akhir data pertumbuhan ekonomi AS kuartal III-2018 menunjukkan angka 3,4% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized). Lebih lambat dibandingkan pembacaan sebelumnya yaitu 3,5%.
Lebih lanjut, pendapatan masyarakat AS tercatat hanya tumbuh 0,2% month-to-month (MtM) pada November, di bawah ekspektasi yaitu tumbuh 0,3% MtM. Kemudian, pemesanan barang modal inti (mengeluarkan komponen pesawat terbang dan keperluan militer) turun 0,6% MtM pada November, performa negatif ketiga dalam 4 bulan terakhir.
Artinya, sinyal perlambatan ekonomi AS semakin ada dan tampak nyata. Oleh karena itu, alasan The Fed untuk menurunkan laju kenaikan suku bunga menjadi semakin kuat. Ini akan membuat dolar AS menjadi kurang atraktif dibandingkan tahun ini.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Sepertinya penguatan dolar AS ini lebih karena technical rebound karena mata uang ini sudah tertekan cukup lama. Sejak awal Desember, Dollar Index terkoreksi 0,39% dan dalam sepekan terakhir masih minus 0,24%.
Jika penguatan ini bisa bertahan cukup lama, maka rupiah akan mendapatkan hadangan yang berat untuk menguat hari ini. Namun dalam jangka menengah-panjang, sebenarnya dolar AS masih berpotensi melemah.
Pembacaan akhir data pertumbuhan ekonomi AS kuartal III-2018 menunjukkan angka 3,4% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized). Lebih lambat dibandingkan pembacaan sebelumnya yaitu 3,5%.
Lebih lanjut, pendapatan masyarakat AS tercatat hanya tumbuh 0,2% month-to-month (MtM) pada November, di bawah ekspektasi yaitu tumbuh 0,3% MtM. Kemudian, pemesanan barang modal inti (mengeluarkan komponen pesawat terbang dan keperluan militer) turun 0,6% MtM pada November, performa negatif ketiga dalam 4 bulan terakhir.
Artinya, sinyal perlambatan ekonomi AS semakin ada dan tampak nyata. Oleh karena itu, alasan The Fed untuk menurunkan laju kenaikan suku bunga menjadi semakin kuat. Ini akan membuat dolar AS menjadi kurang atraktif dibandingkan tahun ini.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular