Newsletter

Awas, Hawa Resesi di AS Makin Terasa!

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 December 2018 05:50
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu saja pelaku pasar perlu berhati-hati dengan perkembangan di Wall Street. Ada kemungkinan aura suram yang menjangkiti Wall Street menular ke Asia, termasuk Indonesia. 

Sentimen kedua adalah semakin tingginya kekhawatiran investor terhadap risiko resesi di Negeri Paman Sam. Wall Street sudah merasakan ini, yang membuat investor memilih untuk bermain aman. 

Jajak pendapat yang digelar Reuters menghasilkan bahwa yield obligasi pemerintah AS masih akan mengalami inversi pada tahun depan. Resesi kemungkinan akan datang setahun setelah itu yaitu 2020. 

Perekonomian AS memang melaju kencang di bawah kepemimpinan Presiden Trump, terutama karena stimulus pemotongan tarif Pajak Penghasilan (PPh) akhir tahun lalu. Namun seiring meredanya dampak stimulus ini, maka perekonomian AS bisa saja mengalami hard landing. Ditambah lagi The Fed menerapkan kebijakan moneter yang agresif pada tahun ini. 

Ketika perekonomian terbesar di planet bumi benar-benar jatuh ke jurang resesi, maka dampaknya pasti menyebar ke seluruh negara. Contohnya adalah krisis finansial global pada 2008, yang berawal dari krisis subprime mortgage di Negeri Adidaya dan merambat ke penjuru dunia. 

Sentimen ini bisa membuat investor di pasar keuangan Asia memasang mode yang sama dengan Wall Street, yaitu mode bermain aman. Apalagi setelah penguatan yang cukup tajam pada perdagangan kemarin, potensi koreksi menjadi cukup terbuka. 

Namun masih ada kabar baik di sentimen ketiga, yaitu perkembangan hubungan AS-China yang semakin erat. Beijing menyatakan siap menerima kedatangan delegasi dari Washington kapan saja untuk membahas isu-isu perdagangan. 

"Kedua negara terus bertukar pandangan mengenai jadwal dan peta jalan (roadmap) ke depan. Saat ini, AS dan China dalam kontak yang intens. China menerima dengan tangan terbuka apabila perwakilan dari AS datang untuk berkonsultasi, demikian pula China membuka peluang untuk berkunjung ke AS," papar Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, mengutip Reuters. 

Gao menambahkan, China juga sudah masuk ke pasar untuk membeli kedelai dari AS. "Kedelai adalah produk yang sangat penting. Permintaan di dalam negeri sangat besar," ujarnya. 

Sentimen ini memang kurang nendang untuk mendorong laju Wall Street. Namun siapa tahu ceritanya akan berbeda di Asia. Masih ada harapan investor akan memberi apresiasi sehingga berdampak positif terhadap pasar keuangan Benua Kuning, termasuk Indonesia. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular