Newsletter

Duh, IHSG Sepertinya Loyo Lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 December 2018 06:55
Wall Street Lolos Dari Maut (Lagi)
Foto: New York Stock Exchange (NYSE) ( REUTERS/Brendan McDermid)
Wall Street lagi-lagi lolos dari maut, seperti yang terjadi pada hari Kamis kemarin (6/12/2018). Pada akhir perdagangan, indeks Dow Jones ditutup menguat 0,14%, indeks S&P 500 naik 0,2%, dan indeks Nasdaq Composite bertambah 0,7%.

Tekanan jual yang begitu besar sempat menimpa Wall Street. Indeks Dow Jones misalnya, sempat jatuh hingga 507 poin.

Salah satu hal yang membuat Wall Street jatuh adalah saham Apple yang sempat ambruk lebih dari 2%. Kejatuhan ini terjadi seiring dengan keputusan pengadilan di China yang memenangkan tuntutan Qualcomm terhadap Appple.

Menurut pernyataan dari Qualcomm, keputusan pengadilan tersebut melarang impor dan penjualan dari hampir seluruh model iPhone di China. Namun, pernyataan dari Apple mengatakan bahwa putusan pengadilan hanya mempengaruhi iPhone yang mengoperasikan sistem operasi versi lama.

Pada akhir perdagangan, harga saham Apple ditutup menguat 0,66%.

Kabar gembira bagi Wall Street datang dari anjloknya harga minyak mentah dunia. Pada sekitar penutupan perdagangan di bursa saham AS, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2019 anjlok 3,27% ke level US$ 50,89/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 ambruk 2,93% ke level US$ 59,86/barel.

Anjloknya harga minyak terjadi kala negara-negara eksportir minyak dunia, baik OPEC maupun non-OPEC, sudah menyepakati pemotongan produksi sebanyak 1,2 juta barel per hari. Rincinya adalah 15 negara OPEC sepakat memangkas produksi sebanyak 800 ribu barel per hari, sementara Rusia dan produsen minyak sekutu lainnya mengurangi produksi sebanyak 400 ribu barel per hari.

Kekhawatiran mengenai lemahnya permintaan membuat harga minyak terjun bebas. Kekhawatiran ini muncul seiring dengan lemahnya data-data ekonomi di kawasan Asia. Pada hari Sabtu (8/12/2018), ekspor China pada bulan November diumumkan naik 5,4 YoY, di bawah konsensus yang dihimpun Reuters sebesar 10% YoY.

Adapun impor China hanya tumbuh 3% YoY, juga lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 14,5% YoY. Pertumbuhan impor di bulan lalu juga menjadi yang terlambat sejak Oktober 2016.

Beralih ke Jepang, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 direvisi turun menjadi -2,5% secara annualized, dari yang sebelumnya -1,2%. Padahal, Jepang adalah konsumen minyak mentah dunia terbesar keempat di dunia.

Ketika harga minyak mentah anjlok, harga bensin di AS akan menjadi lebih murah sehingga laju perekonomian bisa dipacu lebih kencang.

NEXT

(ank/prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular